"Hmmmm"

Benar-benar kaku.

"Itu... Eum... Ayo kita sholat" ujar Mark sambil menenggak satu botol air mineral.

Nindy menautkan alisnya, "Hah? Kamu mau s-sholat?"

Mark terdiam, kemudian terbatuk-batuk saat itu juga Setelah mendengar pertanyaan Nindy.

"Ohokkk ohok!"

"Oh... No... Mark, are you okay?"

Mark mengangguk cepat, "yeah..."

Laki-laki itu berusaha meluruskan kembali, "Ah itu Nin... Maksud Aku B-bukan...umm... Ayo kita pergi dari sini-" Ucap Mark

Nindy memperhatikannya dengan seksama agar tidak ada miskomunikasi antara mereka berdua.

"Terus..." Mark terdiam.

"Terus... apa?" Tanya Nindy.

"Ah! Terus aku nganterin kamu ke Mushola kampus biar kamu gak kelewat sholat d- d-dzhur nya" lanjutnya.

"Maksud kamu sholat Dzuhur?"

"Nah iya bener, dzuhur... Hehe" ujarnya sambil menggaruk tengkuknya malu.

Nindy hanya tertawa kecil sambil melihat tingkah Mark yang menggemaskan saat merasa malu.

"Ini udah kali kedua kamu nganterin Aku ke Mushola..." Batin Nindy.

Mark tersenyum kaku, "Mark... You are very stup- right now." Batinnya.

-Mark's Flashback End-

Mark tersadar dari lamunannya dan menghidupkan kembali layar ponselnya itu.

"Oh iya kemarin aplikasi yang ngasih tau Nindy buat sholat itu namanya apa ya?"

Laki-laki itu mencari jawabannya di internet, "Alarm..." Gumamnya.

"Ah! Alarm sholat..." Ucapnya sambil mengetik di laman pencarian internet.

"Eo! Bener... Kayaknya yang ini deh"

Mark mengunduh aplikasi itu lalu tersenyum puas.

"Oh iya Aku harus mandi" ujarnya sambil menaruh ponselnya di atas meja.

Semenjak itu, ia selalu bangun lebih awal dan berangkat pagi walau tidak ada kelas pagi. Ia melakukan ini agar bisa bertemu dengan Nindy. Ya, anak Kedokteran selalu kebagian kelas pagi.

✨🐯✨

📍Seoul National University 📍

📍Seoul National University 📍

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
Berdampingan | Mark Leeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن