BAB 10 - Snare

Mulai dari awal
                                    

"Kenapa?" tanya Jiyeon tenang, kini matanya menatap Wonwoo dengan lembut. Ruangan ini sunyi dan kedap akan segalanya yang tak memiliki jam dinding.

"Kau berubah, aku tanya sekali lagi ... kau menjaga perasaan seseorang, Siapa?"

Sekelebat kata di otak Jiyeon membuat wanita itu langsung merasa bersalah. Kecewa yang terpancar dari wajah tampan Wonwoo. Jiyeon mengalihkan pandangannya pada Wonwoo, lalu tersenyum hangat menarik kerah baju dari Pria nya.

"Kau mulai terbebani olehku, kau boleh meninggalkanku Wonu."

Wonwoo menegakkan tubuh yang awalnya menindih tubuh Jiyeon, ia menatap kecewa tubuh Jiyeon tangan ramping itu mulai membuka botol bir. Menuangkannya ke dalam kedua gelas kecil.

"Seharusnya kau tau aku terlalu mencintaimu, aku mencemaskanmu, tapi aku tak akan meninggalkanmu Noona, bukan aku yang egois, rasa ini yang terlalu dalam. Aku berusaha menjadi dewasa hanya untuk aku pantas berdampingan denganmu."

Tutur Wonwoo panjang lebar, sebelum benar-benar menarik tangan Jiyeon, tangan Wonwoo mengambil punggung tangan itu untuk di ciumnya. Beberapa detik keduanya masih terdiam menyelami iris masing-masing, Wonwoo memutus pandangan mereka.

"Wonu ..."

"Fuck!!" desis Wonwoo ketika tubuh Jiyeon yang kali ini menindih tubuhnya.

Jiyeon terlebih dahulu memulai melumat bibir Wonwoo lembut. Balasan Wonwoo membuat sang Pria terjerat sendiri. Dengan mengumpulkan tenaga ia mendorong dada Jiyeon. Mengelap saliva yang mengotori sekitar mulut Jiyeon.

"Ahhh ... sudah-sudah aku bisa gila Noona, aku juga beberapa menit kedepan ingin menemui Eunwoo untuk sedikit berbincang."

...

Wonwoo meneguk sampanye untuk yang keempat kali. Eunwoo juga menyesap minuman laknat itu. Selama ini baru ia rasakan minuman berakohol tinggi. Eunwoo menatap Wonwoo dalam diam, penjelasan serta kronologi cerita dari Wonwoo membuat dirinya juga memikirkan, bahwa mereka mungkin terlalu kecil untuk mengerti perasaan wanita dewasa yang terpaut lumayan jauh dari mereka. Entah, karena hatinya seperti teriris mendengar setiap cerita yang Wonwoo berikan, atau dirinya mencemaskan Jiyeon mempunyai kekasih sehingga Eunwoo sulit untuk memasuki hati Jiyeon untuk saat ini.

"alaku pikir Pria itu lebih dewasa dariku sehingga kekasihku berubah."

Eunwoo hanya diam tak tau harus merespon apa. Sedangkan dia sendiri tidak tau untuk hubungan tanpa ikatan ini. Oh tidak! hanya dia yang mengharapkan Jiyeon, untuk hati Jiyeon sendiri ia yakin wanita itu tidak tertarik sama sekali, apan yang harus di banggakan Jiyeon pada dirinya ini.

Tatapan Wonwoo hanya menatap meja bar kosong sambil terus meneguk sampanye, seperti sampanye itulah yang bisa meredakan gejolak kekacauan hati Wonwoo.

"Aku juga sama sepertimu, lebih miris aku. Kau bisa melihat aku belum bisa mendapatkan hatinya."

"Boleh aku katakan sesuatu?"

Eunwoo mengangguk sebagai jawaban. "Sepertinya kita harus bersikap melebihi sikap Pria dewasa."

Eunwoo mengernyit menatap Wonwoo yang duduk disebelahnya, "Apa maksudmu?"

Wonwoo terkekeh kecil mendengar kebingungan Eunwoo. Wonwoo sempat berpikir sambil terus menatap dan menggoyangkan gelas kaca yang tadi terisi sampanye, kini tinggal tetesan saja.

"Sebenarnya aku juga tidak tau, tidak tau cara main Pria dewasa, aku semakin ingin mengetahui bagaimana Pria itu."

"Aku ingin membantumu memberi bogeman dengan kedua tanganku," ucap Eunwoo.

[✔] Noona,  Please Touch MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang