"Buku harian? Kau menulis..."

Belum selesai Baekhyun bicara, Chanyeol sudah lebih dulu merebut buku itu dari tangan Baekhyun dengan kasar, membuat Baekhyun terdiam agak terkejut

"Ini privasi, kau tidak bisa menyentuhnya" Ucap Chanyeol dingin

"O..oh? Maaf... aku hanya berniat mengambilnya untukmu, tidak ada niat untuk membacanya sama sekali, serius"

Chanyeol diam sebentar sebelum kemudian menyerahkan ponselnya "Nomor ponselmu"

"Aahh... I.. iya"

Jujur, entah kenapa auranya menjadi sedikit canggung dan agak menegangkan setelah Baekhyun menyentuh buku itu. Namun Baekhyun berusaha tidak perduli dan membuka ponsel milik Chanyeol di mana menampilkan foto Chanyeol dengan seorang gadis sebagai wallpaper

Baekhyun diam sesaat

"Apa ini pacarnya?" Baekhyun membatin

"Kau sudah menyimpan nomormu?"

"Oo..oh iya, ini aku baru akan menyimpannya"

Setelah selesai, Baekhyun segera mengembalikan ponsel tersebut pada pemiliknya, Chanyeol menerimanya "Terima kasih"

Baekhyun mengangguk "Kalau begitu pulanglah dengan hati-hati, aku akan masuk" namun langkahnya lagi-lagi terhenti ketika Chanyeol kembali bersuara "Buku harian ini bukan milikku"

Baekhyun menoleh

"Tapi milik seseorang yang meninggalkannya untukku"

Baekhyun diam menatap Chanyeol, entah kenapa pria mungil itu bisa melihat ada gurat rasa sakit yang begitu jelas pada mata bulat pria itu

Cukup lama mereka hanya saling diam hingga Chanyeol tersenyum tipis "Aku pulang, selamat malam" sebelum berbalik dan masuk ke dalam mobilnya kemudian pergi meninggalkan Baekhyun yang hanya diam menatap kepergian Chanyeol

# # #

Chanyeol membanting tubuhnya di atas kasur, menatap langit-langit atap kamarnya dengan tatapan sendu

Perlahan pria itu bangkit, meraih tasnya dan duduk selonjoran di tepi ranjang sambil mengambil buku harian yang tadi sempat jatuh di depan Baekhyun

Chanyeol menatap buku itu sendu sambil bergumam "Aku merindukanmu, Seulgi"

"Bagaimana bisa kau pergi hanya dengan meninggalkan buku ini untukku? Bukankah ini justru menyakitiku?" perlahan air matanya mengalir "Buku ini membuatku merasa bodoh karena membuatmu menunggu. Bukankah aku jahat?" dan Chanyeol lagi-lagi hanya bisa menangis sambil memeluk buku harian milik seseorang bernama Seulgi itu dengan erat

"Aku merindukanmu, maafkan aku, tidak bisakah kau kembali?" dan malam itu, entah ke-berapa kalinya selama dua tahun ini Chanyeol tidur sambil mendekap buku harian itu, membawa semua rasa bersalahnya ke dalam alam bawah sadarnya

Wendy terdiam di ambang pintu

Awalnya gadis itu ingin membawakan susu pisang untuk Chanyeol mengingat pria itu menolak untuk makan malam. Namun, niatnya harus terhenti ketika ia melihat lagi dengan jelas bahwa Chanyeol menangis, lagi-lagi karena Seulgi, cinta pertama Chanyeol yang sekarang mungkin sudah tenang di surga sana

Wendy menghembuskan nafas perlahan sebelum menutup pintu kamar sang adik. Gadis itu menitikkan air matanya

Sejak dua tahun kematian Seulgi, Chanyeol hidup dengan sangat menyedihkan. Selalu menangis di malam hari, menyalahkan diri sebagai seseorang yang membuat Seulgi menunggu bahkan sampai takdir menjemputnya

Wendy berusaha menghapus air matanya "Semoga kau bisa menemukan kebahagiaanmu nanti, Chanyeol" dan pergi menuju kamarnya

Besoknya, di kampus.

Diary Love [END]Where stories live. Discover now