BAB 7 Teman Teman Arman

2K 175 0
                                    

Lama mengenal Arman membuat Padi cukup akrab dengan beberapa teman nongkrong suaminya, Arman sering mengenalkan Padi pada circle pertemana laki-laki tersebut dan tidak jarang mereka membuat acara kumpul-kumpul bersama sekedar family time melepas penat. Weekend ini mereka berjanji akan maraton film bersama di apartemen Padi dan Arman.

Tepat di jam makan siang teman-teman Arman yang berjumlah tiga orang mengetuk pintu apartemen Padi, masing-masing dari mereka membawa bungkusan yang berisi cemilan dan minuman bersoda sementara Padi dan Arman selaku tuan rumah bertanggung jawab untuk menyediakan makan siang untuk para tamunya

"Seger bener itu muka" Padi hafal sekali dengan teman Arman satu ini namanaya Satria yang berprofesi sebagai psikiatri di salah satu rumah sakit di kota ini

"Iri aja lo lay, nikah makanya biar tau nikmatnya malam jum'at. Eh Di, ini gue bawain eskrim coklat buat lo" Padi si pecinta makanan manis langsung saja berlari menghampiri Senja perempuan tinggi semampai yang berprofesi sebagai junior akuntan di konsultan hukum milik bapaknya Arman

"Enggak usah pake lari-larian bisa kan?" Padi menahan diri untuk tidak mencibir bapak notaris yang tumben sekali hari ini lebih rewel dari biasanya.

"Please enggak usah drama, enggak sok sokan posesif deh Ar enggak cocok sama muka lo yang lempeng banget itu" Padi mengamini ucapan Arya teman Arman yang bekerja sebagai chef pastry di salah satu hotel ternama

Arman yang di komentari hanya melengos dan membawa semua cemilan dan soda yang dibawa teman-temannya ke ruang tamu, disana mereka akan menonton serial drama china atas permintaan Padi yang amat sangat di dukung oleh Senja.

"Ini kalau lagi ada Arman menu makan siangnya harus empat sehat lima sempurna ya Di?" Padi membiarkan Satria mencomot sebutir telur puyuh balado yang sedang ia tata di meja makan

"Iya, kalau enggak gini ibu mertua bisa tiba-tiba nongol ngetuk pintu, radarnya kenceng bos!" semua tamunya tertawa, bahkan Arman nyaris tersedak karena tidak dapat mengontrol tawanya

"Drama banget kamu" Padi menjulurkan lidah membalas ledekan Arman yang mengatainya drama, si bapak suami enggak sadar kalau dia yang paling sering menciptakan drama.

Padi masih sibuk menata makanan di meja makan, mba Inah semalam izin selama tiga hari untuk menengok saudaranya yang baru melahirkan di kota sebelah. Padi sempat berfikir kalau itu hanya akal-akalan mba Inah supaya Padi dan Arman bisa berduaan di apartemen, karena semenjak Arman menikahi Renata beberapa bulan lalu Padi lebih sering merecoki mba Inah ketimbang menghabiskan waktu dengan Arman saat suaminya itu datang.

"Yang semalam kurang Ar?" Padi melihat Arya menunjuk tangan Arman yang sedari tadi sibuk melingkar di pinggulnya

"Enggak usah masang muka sok polos bangsat, itu bekas cupang masih keliatan! Ahahaha" Padi meraih cermin kecil yang Senja ulurkan kepadanya untuk memastikan foundation mahal yang sudah ia oles sebanyak mungkin tadi pagi masih mampu menyamarkan hasil karya Arman di sepanjang lehernya.

Padi mengumpat dalam hati, menutupi noda apanya kalau hasil karya Arman justru sangat terlihat jelas seperti ini. Padi benar-benar malu sekarang kalau saja ada mba Inah, Padi akan memaksa mba nya itu untuk bekerjasama agar ia bisa bersembunyi dari tamu-tamunya yang sekarang sedang tertawa keras, puas sekali mereka karena berhasil membuat Padi merasa malu.

Padi melemparkan tatapan permusuhan pada Arman yang juga ikut tertawa bersama tamu tamu mereka. Padi tau Arman tidak akan takut dengan tatapan permusuhan yang ia berikan suaminya itu justru terlihat gemas dengan kelakuannya. Padi akhirnya memilih bersembunyi di dalam pelukan Arman karena tamu tamunya tidak membiarkan Padi bersembunyi di kamarnya dalam pelukan suaminya Padi dapat merasakan Arman berkali kali mengecupi pucak kepalanya gemas, sayangnya semua hal manis tersebut justru membuat Padi merasa sesak

COSPLAYWhere stories live. Discover now