BAB 5 Ibu Galuh Yang Agung

2K 162 1
                                    

Ritual pagi Padi selalu berbeda jika Arman ada di apartemen, biasanya Padi akan bangun subuh untuk menunaikan kewajibannya kepada sang pencipta lalu tidur lagi sampai pintu kamarnya di ketuk oleh mba Inah tanda sarapan sudah siap. Setelah itu biasanya Padi akan bermain handphone sebentar, mencari-cari referensi tempat makan mana yang akan dia kunjungi sore nanti, Padi selalu memilih waktu sore hari untuk menjelajah karena ia benci matahari.

Sekarang demi memenuhi standar predikat menantu idaman ala ibu mertuanya Padi sudah harus berhadapan dengan wajan dan talenan padahal si anak kesayangan ibu Galuh masih asik merajut kasih bersama kasur dan guling di kamar setelah menghadap yang kuasa subuh tadi.

"Enggak apa toh mba nyenengin suami, masak pagi-pagi biar ibu Galuh juga enggak rewel takut anaknya enggak keurus kalau lagi di sini" Padi memutar mata jengah, mba Inah enggak tau aja kalau ibu Galuh yang agung hanya bisa tenang kalau anaknya di urus oleh manusia super sekelas wonder woman yang bisa memasak, menyuci, membereskan rumah plus bisa menjawab rumus aljabar dengan mata terpejam dalam satu waktu.

"Buat nasi goreng aja ya mba, Arman kan harus makan nasi kata ibu Galuh kalau enggak badannya kisut" Padi memberikan senyum kecut kepada mba Inah yang sekarang tertawa dengan puas di sampingnya dasar enggak setia kawan sebenernya mba Inah ini tim Padi apa tim Ibu mertua sih

"Saya tim mas Arman aja mba, soalnya yang gaji saya mas Arman" Padi menahan diri untuk tidak bertindak kurang ajar begitu mendengar jawaban mba Inah sewaktu ia menyuarakan pikirannya tentang berada di kubu siapa perempuan yang sudah menemaninya sejak hari pertama ia menjadi istri Arman itu berpihak.

Padi baru menyelesaikan seluruh masakannya sekitar pukul sembilan pagi, atas desakan mba Inah Padi tidak menyediakan nasi goreng sebagai menu sarapan suaminya melainkan makanan kesukaan Arman versi mba Inah

"Mas Arman kan jarang toh mba disini, mbok ya dimasakin yang enak-enak. Masakin masakan kesukaan mas Arman enggak bikin dosa loh mba"

Mba Inah enggak tau aja kalau masakan kesukaan Arman itu ya nasi goreng buatan Padi, tapi demi kesehatan telinganya akhirnya Padi menuruti Mba Inah untuk membuatkan sarapan komplit untuk Arman, ayam goreng serundeng, sambel matah lengkap dengan lalapan dan tempe tahu sebagai pelengkap. Padi bahkan menyedukan kopi untuk si bapak suami yang entah akan bangun pukul berapa.

Padi sedang menata semua hasil masakannya di meja makan ketika Arman keluar dari kamar dengan terburu-buru, ada handphone terjepit di sela bahu dan telinganya sepertinya ia mencoba menghubungi seseorang. Di sela-sela kesibukannya memperhatikan Arman yang kelihatan gelisah Padi mendengar bel apartemennya berbunyi menandakan Padi kedatangan tamu istimewa, siapa lagi kalau bukan assessor menantu idaman ibu Galuh yang agung, beliau tidak sendiri ada Renata di sampingnya menuntun nyonya besar.

"Arman, istri lagi hamil kok di tinggal-tinggal"

"Udah bu, enggak papa. Emang gilirannya Arman di tempat Padi minggu ini" Padi mungkin harus bersyukur karena mendapatkan madu yang tidak egois seperti Renata

"Enggak papa gimana, kamu ngidam sampai enggak bisa tidur semalaman, kamu itu hamil muda harus banyak istirahat. Arman, istri hamil itu di perhatiin istri semalaman enggak bisa tidur gara-gara ngidam pengen rujak kamu malah enak-enakan tidur disini gimana sih kamu"

"ya Arman disana juga enggak akan bikin tukang rujaknya nongol depan pintu bu"

Ibu Galuh hanya melengos mendengar jawaban anak tersayangnya, sebagai menantu yang baik Padi berusaha mencairkan suasana yang tegang dengan mengajak tamu-tamunya untuk sarapan bersama tapi ternayata tawarannya justru membuat tekanan darah ibu mertuanya naik

"Ini udah jam berapa kalian belum sarapan! Kamu itu bisa enggak sih jadi istri, masa jam segini baru kamu suruh suami kamu sarapan!"

"Bu tolong jangan bikin ribut, Arman juga baru bangun"

"Bela aja terus istri kamu yang enggak berguna itu, udah ibu tunggu di depan kamu ikut ibu sama Renata sarapan di luar. Jadi perempuan kok enggak bisa ngurus suami"

Padi tau Arman dilema dan tentunya sebagai istri yang baik Padi tidak akan membiarkan Arman mendapat predikat anak durhaka dari ibunya

"Siap-siap Ar itu ibu udah nunggu, kasian kalau kelamaan atau kamu mau aku bantu pilihin baju?"

COSPLAYWhere stories live. Discover now