BAB 4 Sweet Tooth

2K 173 1
                                    

Sweet Tooth di jam makan siang ini tampak ramai, nyaris semua meja di isi oleh maniak makanan manis, riuh tawa pengunjung mengiringi suara bagian kasir yang bersautan menyebutkan pesanan baru para tamu yang terus berdatangan. Padi berhasil mendapat meja di samping jendela besar di sudut ruangan, tempatnya jauh dari keramaian tetapi memiliki pencahayaan yang pas.

Disukai oleh Padianjani dan 50 lainnya

Padianjani Juara banget cupcakenya, sampe pengen nangis @sweettooth_id

Lihat semua 10 komentar

Satriaaja oh bagus banget makan enak sendirian.. @Padianjani

senjarinjani sumpa cute banget yang megang kuenya, jadi apa tema cosplay hari ini? @Padianjani

Padi baru saja memposting foto selfienya sembari memegang cupcake yang dihiasi dengan krim warna warni, merasa cukup dengan handphonenya ia kembali mengambil kamera polaroid dari tasnya dan kembali bersiap mengambil beberapa gambar. Pertama Padi mengarahkan kamera untuk memotret interior kafe, kedua ia mengambil gambar cupcake dan terakhir gambar dirinya yang sedang menikmati cupcake favoritnya.

Padi baru menghabiskan seperempat cupcake di atas piringnya ketika ia mendengar namanya di panggil

"Padi..?" Padi masih mengenal yang namanya sopan santun walau ia lahir dari ibu bapak yang hanya lulusan sekolah dasar, jadi walau enggan di jawabnya sapaan basa basi perempuan dihadapannya

"Oh hai Ren.. sama siapa?"

Andai waktu bisa di putar kembali Padi lebih memilih mengabaikan Renata perempuan yang dinikahi suaminya tiga bulan lalu, madunya. Renata tidak menjawab pertanyaan Padi perihal dengan siapa perempuan yang sangat mementingkan jumlah kalori yang masuk dalam tubuhnya sehingga menghindari makanan manis itu datang ke Sweet Tooth, karena tidak lama setelah Padi bertanya, Arman muncul membawa beberapa kotak kue.

"Oh hai Ar."

"Di.. kamu disini?" Padi benci drama tapi sayangnya Arman dan Renata memaksanya melakoni drama murahan sekarang

"Hmm.. aku penasaran sama Sweet Tooth katanya cakenya enak. Aku pencita makanan manis, inget kan?"

"Oh, kamu pecinta makanan manis Di? Pantesan aku tiba-tiba ngidam pengen makanan manis, kayaknya anak aku nanti mirip kamu deh."

"Ren!"

"Oh Arman udah kasih tau kamu kan Di? Aku hamil. Kalau dihitung dari tanggal terakhir menstruasi udah tiga bulan, ibu udah heboh bukan main sampai buat selametan tapi Arman bilang kamu enggak bisa datang."

"Hmm iya, agak enggak enak badan, ya obatnya ini makanan manis." Padi menunjuk cupcakenya yang baru dimakan seperempat, Padi menatap Arman yang sibuk membuang pandangan ke arah lain, Armannya begitu dulu Padi mengklaim kepemilikan atas suaminya.

Padi mendengarkan cerita Renata tentang bagaimana awal mula madunya itu mengetahui kehamilannya, tentang bagaimana Ibu Galuh yang agung amat sangat bahagian dan melarangnya melakukan pekerjaan berat dan tetang bagaimana Arman menjadi suami siaga yang sigap memenuhi keinginan si jabang bayi. Di tengah cerita Renata mendapat telefon dari Ibu Galuh yang khawatir dengan keadaan menantunya yang menurutnya sudah terlalu lama berada di luar dan meminta menantunya itu untuk cepat pulang.

"Ya ampun ibu, aku baru pergi sebentar padahal ahaha." Padi menahan diri untuk tidak memutar bola matanya mendengar kalimat Renata karena kenyataannya mereka sudah menghabiskan waktu berjam-jam di meja yang sama.

"Pulang ya Di, eh atau kamu mau bareng aja? Kerumah ibu dulu nanti baru ke apartemen kamu bareng Arman. Hari ini giliran Arman disana kan?"

"Oh enggak usah, duluan aja aku masih mau nyobain makanan disisni. Lagian katanya makin malam makin seru disini."

"Oke Di, see ya!"

Padi hanya memberikan senyum kecil kepada dua orang yang melangkah pergi meninggalkan mejanya, sepanjang pembicaraan mereka Padi menyadari tatapan Arman terus terarah kepadanya mungkin laki-laki itu heran kenapa istrinya ini bergaya ala anak SMA. Padi kembali mencoba menikmati cupcake di piringnya, sepertinya Sweet Tooth tidak seenak review di internet karena cupcake yang Padi makan sekarang terasa hambar dia akan mereview ini bersama teman-teman onlinenya nanti.

COSPLAYOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz