BAB 6 Rindu Kamu Dan Kita

2.1K 165 1
                                    

Padi dapat merasakan kehadiran orang lain di kamarnya, sosok itu membuka pintu kamar mandi dan diam di sana selama beberapa waktu sebelum akhirnya mengisi sisi ranjangnya yang kosong, sepertinya ibu Galuh membawa Arman sarapan ke Antartika sehingga Arman baru bisa kembali ke apartemennya pukul 01.00 dini hari

Padi mencoba tidak menarik mundur kepalanya ketika merasakan kecupan Arman di keningnya yang berlanjut menjadi belaian lembut pada rambutnya yang ikal.

"Aku harus apa lagi Di.. Harus gimana..?" Padi juga berusaha menahan diri untuk tidak membuka mata ketika mendengar bisikan lirih sarat akan rasa putus asa yang laki laki itu bisikan ketelinganya, tetapi Padi tidak bisa menahan gerakan tanggannya yang spontan menahan lengan Arman yang akan memeluk tubuhnya.

"Kamu pulang Ar?" Padi mencoba senatural mungkin menyapa suaminya, Arman tidak boleh tau kalau sedari tadi Padi tidak benar-benar tertidur.

"Hmm.. aku pulang" Sekali lagi Padi menahan lengan Arman yang berniat melingkari tubuhnya, Padi beralasan kalau kantung kemihnya terasa penuh dan ia perlu buang air kecil sekarang.

Di kamar mandi Padi tidak melakukan apapun ia hanya menatap pantulan bayangannya di cermin, Padi tidak tau apa yang salah dulu sekali Padi senang bermanja pada suaminya tapi sekarang pelukan Arman justru membuat dadanya terasa sesak karena itu Padi selalu menghindar jika Arman berusaha memeluknya.

Padi menarik napas dalam berharap perasaannya cepat membaik, Arman pasti akan khawatir kalau ia berlama-lama di dalam kamar mandi. Sekali lagi Padi menarik napas dalam dan menghebuskannya perlahan, ia yakin perasaannya sudah membaik dan siap untuk menghadapi Arman lagi tetapi ternyata Arman tidak memiliki stok sabar untuk sekedar menunggu Padi kembali ke kamar mereka karena sebelum Padi membuka pintu Arman sudah lebih dulu masuk menyusulnya yang masih berdiam diri di depan wastafel kamar mandi, dari pantulan kaca di hadapannya Padi tahu Arman sedang memperhatikannya.

"Di.." Padi berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa tindakan Arman yang sedang memeluknya dari belakang itu bukan kesalahan, mereka masih sah suami dan istri. Tetapi Padi tidak dapat menahan gejolak didalam perutnya saat Arman mulai menciumi tengkuknya sementara tanggannya mulai menyusup kebalik pakaian tidurnya Padi tiba-tiba merasa mual, Padi mual membayangkan Arman juga melakukan hal ini bersama Renata.

"Aku kangen Di.. kangen kamu" Padi semakin berkeringat dingin mendengar bisikan Arman di telinganya, dan semakin gelisah ketika suaminya itu mulai menggigiti cuping telinganya

"Aku kangen Di, kangen kita" sejak dulu ia diajarkan untuk menghormati suaminya, terlebih ibu mertuanya yang agung sering kali menguliahinya tentang peran-peran istri dalam rumah tangga, demi menjadi menantu idaman sekaligus istri idaman Padi mengabaikan perasaan tidak nyamannya dan membiarkan malam ini Arman melakukan apapun yang lelaki itu inginkan.

COSPLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang