🌿 14. Hopeless

Mulai dari awal
                                    

———

"Keknya kita sejam lebih awal datang"

"Kan gua dah bilang Jay, lu aja yang keburu buru"

Jaehyun tu gabisa dibilangin, nekat banget, dan sekarang basement aja masih sepi, orang orang belum ada yang dateng.

"Yaudah tungguin sini aja"

Gumamnya sambil menarik tangannya ke atas untuk merelaksasikan otot ototnya.

"Nara... main bentar yuk"

Tiba tiba Jaehyun mendekatkan wajahnya kewajahku dan mengatakan hal konyol itu.

"Ih enggak ah, Jaehyun jangan aneh aneh deh disini tu nggak aman"

Ahhhh ahhh ihh kan, dia melepaskan seat beltku, memundurkan kursinya dan menyeretku diatas pangkuannya, sehingga aku berhadapan dengannya.

Jantungku selalu berdebar ketika akan memulai aktivitas ini.

"Jay kalo ada orang gimana? Jadi skandal ntar mampus kita"

"Makanya ayok cepetan"

"Nekat banget sih ya Tuhan"

"Karena gua pengen bayi dari elu, oke Nara"

Setelah kalimat itu muncul dari mulut Jaehyun, dia langsung membungkam mulutnya sendiri dengan mulutku.

Tangannya ribut mengeluarkan juniornya dan mencari akses masuk ke lubangku.

"Emmmmmhhhh ssshhhhhh"

Aku kembali mendesah dan menggelinjang ketika kepunyaan Jaehyun berhasil masuk ke lubangku.

"Sialll, sempit banget Nara! Lebih buka coba pahamu"

"Aahhhhhh emmmmhhhhh shhhhh"

"Ssstttttt jangan ngeluarin suara Nara"

"Gabisaaa ahhhh emmmhh Jay gabisaa"

Tangan Jaehyun langsung menangkap tengkuk leherku dan menyembuyikan di lehernya, seakan akan untuk menyamarkan desahanku.

"Emmmmmhhhh sshhhhh aahhhh ahhh ahhh"

Aku terus mendesah dengan suara samar karena terhalang leher Jaehyun. Pinggulnya terus menghentakan kepunyaannya untuk menumbuk lubangku.

Badanku bergetar, tanganku seketika ikut bergetar mencari lengan Jaehyun untuk kuremas.

"Nara gua mau keluar ssshhhhh emmmhhh shiiitt"

"Ahhhhh emmmhhhh owwhhh Jayyyy"

Aku kembali tumbang, tubuh bagian bawahku lemas sehingga pergerakanku sulit.

Brakkk

"Taeyong hyung!"

Jaehyun langsung mendorongku ke sampingnya.

"Oh sial dia kesini"

Aku ikut panik dong, Taeyong tiba tiba datang dengan gerombolan member yang kebetulan juga ada jadwal manggung di inkigayo, dan dia melangkah ke arah mobil Jaehyun sendirian.

"Aaa hyung!"

Jaehyun menurunkan kaca mobilnya setelah Taeyong menggedor kaca tepat disampingnya.

Walaupun aku dan Jaehyun berusaha bersikap tenang, tetep aja kami terlihat berantakan, Taeyong memandangiku dan Jaehyun secara bergantian, sepertinya dia paham akan situasi kami ahahaha.

"Aaaa kalian bersenang senang? Oke lanjutkan jangan lama lama, aku akan menunggumu diatas"

Aku menghembuskan nafas panjang setelah Taeyong melangkah pergi meninggalkan kami.

Ihhhh aku langsung mukul lengan Jaehyun, berhasil membuat Jaehyun terkikik dengan suara tawanya yang khas seperti bapak bapak.

Aku kembali mengeluarkan wadah pil yang kuminum tadi pagi. Yap itu pil buat melemahkan sperma jadi selama Jaehyun yang selalu mengeluarkan cairannya di dalem rahimku aku gabakal hamil.

Namun dengan sigap Jaehyun merebutnya dan membuang keluar mobil. Aku mematung dengan sikapnya.

"Lu paham gak sih Nara? Gua sengaja ngeluarin sperma gua didalem karena gua pengen ada nyawa di rahim lu"

Seketika aku teringat dengan pernyataan Jaemin tentang Jaehyun. Kenapa jadi kacau sih, kenapa dia nekat banget pengen punya anak dari aku?

"Kapan lu bicara baik baik kalo lu pengen punya anak dari gua hah? Dan lu gamikir? Gimana karir lu gimana karir gua? Jan ngaco deh lu"

Jelas aku marah karena sikap Jaehyun yang aneh, alhasil aku keluar mobil dengan membanting pintu. Kembali ku pungut wadah pil yang dibuang Jaehyun tadi.

———-

"Kenapa lu keras kepala banget sih buat nggugurin bayi itu? Naeun! Sadar itu nyawa!"

"Gua gabisa Jaehyun! Gua gabisa mertahanin dia, posisi gua sekarang gimana? Nggak semudah itu Jaehyun buat ngelanjutin semua ini"

Derap kaki yang cepat meninggalkan ruangan ini membuatku berani untuk keluar dari kamar mandi. Aku pikir mereka beranjak pergi, namun seseorang terkejut dan mematung. Wajahnya menampakkan ekspresi kebingungan serta gelisah akan situasi ini.

Lututku lemas hampir tak mampu menopang beban tubuhku, lagi dan lagi perasaanku berhasil rapuh setelah aku kembali membangunnya.

"Akk N...Na.. Naraa, enggak gitu.. jangan salah paham"

Jaehyun berusaha menahanku untuk tinggal, oke aku diam, lihat apa yang akan dia katakan. Air mataku kembali terbendung, menahannya untuk tidak lolos memanglah sulit.

"Nara dengerin gua dulu, lu salah paham ini semua nggak seperti apa yang lu bayangin, oke tenang"

"Seharusnya lu yang tenang! Lu tu cowok gila yang pernah gua temuin dalam hidup gua"

Amarahku memuncak, aku menunjuk tepat didepan wajahnya tanpa rasa belas kasih.

"Naraa.."

Jaehyun terus menggenggam tanganku dan memohon untuk mendengarkan penjelasan konyolnya. Lantas kuhempaskan tanganku dari genggaman laki laki bangsat yang gila itu.

"Udah jelas Jay, bukannya keinginan lu udah kecapai? Lu pengen anak kan? Naeun! Dia udah ngandung anak lu kan? Napa lu minta ke gua?!"

Aku terisak meninggalkannya, keputus asaan mematahkan segalanya. Siapa yang bodoh? Aku? jaehyun? Keadaan? Aku nggak mengerti dengan keadaan apalagi ini.

About J | Jung Jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang