Part 2

5K 279 12
                                    

"Kaaakkkk..."

"Yaa? Udah selesai Sha? Buruan berangkat entar kita telat!"

"Iya ini masih ngisi air di botol. Bentar lagi udah. Yaudah kita naik motor aja. Aku pingin naik motor," kataku tanpa berteriak. Ya memang rumah besar tapi di sini tidak terlalu banyak barang sehingga walaupun tanpa berteriak juga sudah terdengar. Lebih tepatnya, menggema.

"Yaudah, helm kakak taruh di sofa ruang tamu."

"Oh, oke." Tak beberapa lama kemudian terdengar suara mesin sepeda motor.

Brum bruummm... bunyi sepeda kakak yang terdengar. Aku bergegas mengambil helm dan mengunci pintu rumah. Sedikit lama untuk naik di CBR ini, mengenakan rok susah  untuk melesatkan pantat.

"Gausah ngebut ya kak," kataku dengan tangan yang melingkar di pinggangnya.

"Gak janji," ucapnya dengan bersiap menjalankan motornya. Aku hanya terdiam dan berdoa dalam hati supaya nih anak gak ngebut. Dulu sih pernah naik sepeda motor sama dia tapi dianya ngebut, dan aku merutuki diri sendiri biar gak naik sepeda motor lagi sama Adam.

Beberapa menit kemudian udah sampai di gedung sekolah, dan good banyak anak liatin gue. Ehh... gadeng, mereka pada liatin Adam. Gue sih sibuk benerin rambut gue yang berantakan dengan jari-jemariku ini.

"Hai Kak Adam," sapa anak berbedak dempul dan mulutnya seperti habis makan minyak. Aku hanya geleng-geleng lihat kakak yang banyak fan. Aku aja kadang terkagum-kagum sama kakak sendiri. Ehh...tapi gak boleh ya!

"Hai," jawab kakak dengan melenggang pergi dan hanya senyum biasa.

"Kak, anterin ke kelas yuk!" ajakku dengan melingkarkan tangan gue di lengannya. Layaknya anak kecil yang meminta es krim tapi gak dikasih.

"Iya deh," sambil mengacak rambutku.

"Entar berantakan lagi kak!" kataku dengan sedikit memanyunkan bibir. Entah udah berapa senti ke depan sekarang.

"Dih, orang juga rambut entar dibenerin juga udah rapi."

"Ya kan tapi...." Namun perkataanku terpotong karena ada anak yang memanggil dan entah itu siapa.

"Eng... siapa ya ?" Kataku dengan menaikkan sebelah alis, Adam juga dengan tatapan menyelidik. Matanya ngalah-ngalahin sensor euy!

"Apaan sih kalian liatnya begituan! Risih deh! Kak Adam tuh juga ngapain lihatnya begituan?" jawab anak tersebut sambil cemberut.

Adam tersenyum, ngeluarin jurus andalannya. Senyum yang bikin para cewek leleh seketika. "Dih, gitu aja ngambek. Gak asik ah, Ren."

"Yee... kan aku jadi ngerasa kalian kayak amnesia gitu, gak ngenalin Ren,  dan ku kira salah orang. Tapi ternyata enggak deng," kata cewek tomboy yang dipanggil Rena--sahabat sejak kecil. Tomboy tapi asik--.

"Yaudah, tadi manggil aku ngapain?"

"Yah aku tadi niatan cuman nyapa doang sih."

"Yeee... kamu mah bisanya gangguin kemesraan kakak sama Shafa mulu!" ucap kak Adam yang berhasil ngebuat muka  jadi anget dan jantung berusaha untuk mencuat dari tempatnya.

Tuh kan ini kakak tapi kok ya buat adeknya sendiri jadi merah mukanya. Teganya kamu kak! Dan kata itu yang terlontar dalam hati, cuman bisa nunduk lihatin sepatu.

"Ciee... ada yang lagi blushing tuh." Kata seorang cowok yang pasti gue kenal dan gue yakin dia orang yang berhasil ngebuat gue blush.

"Siapa ya... yang lagi blush? Awaw... " Goda Rena dengan mentoel-toel pipiku, yang makin buat aku gemes sendiri.

"Ih... apaan sih kalian! Aku gak blush kok, nih emang muka merah? Yee... kalian salah lihat mungkin." Jawabku dengan menghentakkan kaki dan beranjak menuju kelas.

"Duhh adekku ngambek nihh..." kata Adam. Ih sumpah dia kakak tapi kok tega sih dia buat adeknya sendiri blush? Di tempat umum pula.

"Yah... Shafa kok ninggalin aku sih! Padahal kan mau ngajakin kamu!" Rena udah mencak-mencak di belakang.

"Eh kak, gak ke kelas? Duluan yaa... bye." Rena asik berdadah ria.

"Dih.. blushing lagi!" Sentak Rena.

"Hidih... siapa emang yang blush hah? Gak merasa tuh," Kataku dengan lagak sok tingkat apalah itu dan bergegas ke perpustakaan dan aku sempet kelupaaan kalo harus pinjem buku buat tugas. Saking buru-burunya sampai nabrak orang.

"Eh... maaf nih gak sengaja," kataku langsung mengambil dan membereskan bukunya yang terjatuh karena ulahku. Aku pun belum sempat mendongak dan saat akan mengembalikan bukunya betapa terkejutnya ternyata dia itu... .

---

Semoga lebih baik, tinggalkan komentar dan vote jika suka. Thanks. 

Hasil Revisi tidak berubah banyak, hanya memperbaiki agar lebih enak dibaca :)

Jumat, 3 April 2015 (09:30)

Hasil Revisi Rabu, 6 April 2016 (19:59)

Khafidtazshafanz

RaRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang