Part 8

2.6K 175 0
                                    

Sampai malam pun aku masih tidak bisa tidur padahal besok pagi aku harus bangun sangat pagi mengingat akan study tour.

Arghh... itu kan hanya pertanyaan bodoh tapi kenapa selalu terngiang di kepalaku huh. Aku mendengus kecil.

Dari berbagai posisi berubah-ubah tetap saja mataku tidak bisa terpejam nyenyak. Pertanyaan itu menghantuiku. Yah, besok aku satu bus dengan Rafa dan Rena. Memang study tour ini hanya untuk kelas 11-12. Adam juga ikut dan satu bus juga. Bingung mau ngapain di jam yang sudah menunjukkan tengah malam ku nyalakan hpku dan mengecek BBM, mungkin masih ada yang belum tidur.

Ku lihat Rafa baru saja mengganti personal massagenya menjadi "Gak sabar buat besok -SAZ-" Aku bingung 'SAZ'? Apa itu? Apa Shafa Az Zahra? Ah aku yang ke ge-eran(baca: gede rasa). Pasti bukan. Tetapi dari pada sepi ku chat dia.

Shafa Az Zahra : PING!!!

Rafa : Kok belum tidur Ra? Besok kan pagi udah harus kumpul?

Shafa Az Zahra : Hmm... gak bisa tidur nih, lah kakak juga belum tidur?"

Rafa : Sama gak bisa tidur, lagi mikirin kamu ;)

Hah? Apa-apaan dia pake emoticon gituan? Tapi tiba-tiba senyum terukir di bibirku.

Shafa Az Zahra : Gombalannya gak mempan tuh kak! SAZ siapa tuh?! Hahaha

Rafa : Ah, entahlah. Kamu kenapa gak bisa tidur?

Obrolan gak penting itu pun berlanjut hingga jam menunjukkan pukul 1 malam. Berarti aku berchat ria dengannya kurang lebih 1 jam. Obrolan kami berakhir karena aku mulai mengantuk.

Obrolan itu berakhir dengan aku mendapatkan ucapan selamat tidur darinya. Tetapi hal itu lagi-lagi dapat membuat senyum tipis terukir di bibirku.

Seusai itu aku langsung bisa tidur. Entah ada ramuan apa di dalamnya, tetapi itu berhasil membuatku tertidur pulas. Keesokan paginya aku bangun, tetapi rasa kantukku masih terasa, tak biasanya aku tidur selarut itu. Biasanya jam 10 aku sudah berada di gerbang mimpi.

Setelah mendapatkan pengarahan. Kami bergegas menuju bus masing-masing. Aku duduk bersama Rafa. Kalian tanya kenapa? Karena Rena udah janjian duduk sama Aini--ketua kelas di kelasku--.

"Kak duduk di mana nih?" ucapku bingung. Tetapi Rafa tidak menanggapi pertanyaanku. Dia hanya menggandeng tanganku dan menerobos anak-anak yang sedang ribut mencari tempat dan menaruh tasnya di atas. Koper dan tas besar kita udah ditaruh di bagasi hanya tas kecil dan se kresek jajan yang tertinggal di tangan kita. Akhirnya aku dan Rafa duduk di bangku dengan 2 kursi dan di baris ke 3. Ku rasa itu nyaman.

Semenjak masuk ke dalam bus hingga seperempat perjalanan aku dan Rafa memilih diam. Dia sibuk mendengarkan lagu dengan earphone nya. Aku memandangi pemandangan melalui jendela, tetapi sering juga aku meliriknya melalui ekor mataku. Rasa kantuk mulai menerjang mataku, dan hanya dalam hitungan menit gerbang mimpi sudah menyapaku.

Saat aku sudah terbangun dari tidurku, ternyata aku tidur di pundakknya dan kurasa kepalaku menjadi berat. Ternyata dia juga tertidur dengan kepalanya menindih kepalaku. Takut membangunkannya, kupilih untuk diam saja dan terlelap lagi. Tetapi rupanya dia juga terbangun karena erangan kecil terlontar dari bibirnya. Kepalaku yang tadinya berat sudah tidak lagi. Tetapi ku biarkan kepalaku tetap seperti itu.

"Ara," panggilnya kecil. Tetapi tetap saja aku masih berpura-pura sedang tertidur. "Ra, gue cinta sama kamu." Bisiknya perlahan tepat di telingaku.

Deg. Seakan-akan jantungku berhenti berdetak kemudian berdetak kencang. Aku pun sempat menahan napasku sepersekian detik. Benarkah ia mengatakan itu? Tidak salah dengar kan? Tetapi aku hanya memejamkan mataku saja, aku tidak tidur sepenuhnya. Apakah ini hanya mimpi? Ku buka mataku perlahan kemudian ku lontarkan erangan kecil dari bibirku. Seolah-olah aku baru bangun tidur. Kemudian ku ulas senyum tipis dari bibirku, dia juga membalas senyumanku.

"Tidurmu nyenyak huh?" Tanyanya.

"Ya begitulah. Maaf aku tadi tertidur di pundakmu. Pasti berat."

"Ya kepalamu emang berat," ucapnya.

Aku yang mendengar itu langsung mengerutkan keningku samar tetapi dia langsung menambahkan "Tidak, itu tadi hanya bagian dari candaanku. Jangan kau masukkan hatimu. Aku saja yang masuk dalam hatimu." Ucapnya sambil mengerling jahil padaku. Aku yang melihatnya langsung membuang tatapanku darinya kemudian berbalik lagi. Pipiku sedikit memanas.

"Huh dasar menyebalkan!" ucapku dengan sedikit sebal.

"Aish... mukamu memerah. Semerah tomat busuk. Itu membuatmu makin manis dan lucu." Godanya sambil toel-toel pipiku.

"Apaan sih. Gak merah kok. Udah ah godain aku mulu. Entar jatuh hati sama aku baru tahu rasa tuh!" Aku menepis pelan tangannya dari pipiku.

Tetapi itu membuatnya diam, wajahnya jadi kaku. Apa barusan aku salah ngomong? Benar-benar membingungkan, dengusku dalam hati.

Bus kami sudah sampai di pelabuhan. Jam menunjukkan pukul 17.00 WIB. Dan ku rasa sebentar lagi akan menyebrang. Aku dan Rafa keluar menuju kapal. Lagi-lagi dia menggandeng tanganku. Sekali lagi, apa kau tahu? Setiap dia menggandengku jantungku seperti bermasalah. Apa itu yang dinamakan cinta ? Ngomong-ngomong dari tadi di bus aku tidak melihat Adam. Mungkin dia di belakang, karena kursiku berada di barisan paling depan.

Saat sudah berada di kapal. Rafa mengajakku lagi. "Ra, yuk di atas saja. Disana anginnya enak." Aku hanya mengangguk dan lagi-lagi dia menggandengku. Aish... jantung, semoga kamu baik-baik saja.

"Wah seger banget!" pekikku sambil duduk di kursi. "Selfie yuk kak." Ajakku, tetapi dia tidak menolak. Ku keluarkan HPku dan mengabadikan momen ini. Sudah dapat beberapa jepretan yang isinya dengan pose-pose gila kita. Aku pun kembali diam dan menikmati udara di atas sini.

Bali, Bali, Bali, Bali. Semoga momen ini bisa menjadi pengikat kita. Ucapku dalam hati. Kembali lagi dalam bus, tidak lama bus berhenti untuk ishoma (baca: istirahat, shalat, makan) dan melanjutkan perjalanan lagi. Dari berangkat hingga sekarang aku tidak lepas dari Rafa. Seperti anak ayam ngikut bapaknya. Kami berpisah sampai di hotel. Aku bergegas menuju kamarku bersama Rena, Aini, dan Ocha.

Ku hempaskan tubuhku sejenak di kasur untuk menghilangkan rasa pegal ber jam-jam duduk. Setelah itu ku bereskan semua barangku, mandi, kemudian tidur. Sudah hampir malam kami tiba di hotel. Jam sudah menunjukkan jam 09.00 waktu WITA saat sampai di hotel. Sekarang sudah jam 10.28 WITA. Aini dan Ocha sudah terlelap. Aku pun juga menyusul mereka hanya Rena yang masih sibuk dengan gadgetnya. Setelah pamit kepadanya aku tertidur.

--------

Haii... kembali lagi. Masih ada yang baca? Disini typo bertebaran yaaa.. Semoga jalan ceritanya tidak mengecewakan. Aku baru belajar buat nulis jadi maafkanlah ya.

Hayoo... itu tadi Rafa tiba-tiba ngungkapin perasaannya. Gimana ya sama Shafa nya ? Penasaran? Yuk tunggu dan baca chapter selanjutnya. Untuk beberapa hari ini aku gak publish cerita ya.. lagi ujian. Kelas 3 hehe..

Tinggalkan jejak kalian dengan vote dan comment. Don't be sillent readers please. Hargain sesikit yaaa :) Makasih yang udah baca. Thank you so much. Disini Adam nya belum ada dan belum ada masalah nya. Mungkin next part. Tapi entahlah....

Yee... ini mah kebanyakan ngomongnya. *plak. Yaudah makasih buat semuanya.

Senin, 6 April 2015. (21:42)
Revisi ulang tgl 5 April 2016 (20:20)

-Khafidta-

RaRaWhere stories live. Discover now