Part 10

2.4K 146 0
                                    

Rafa POV

Suatu hari, aku mutusin pergi ke perpustakaan. Hari masih pagi dan bosen abis. Bukan, gak ada niatan untuk baca buku di sana. Iya, aku bukan tipe cowok suka baca. Apalagi baca hati dan pikiran cewek. Elah.... Niatnya cuma mau tidur habis karpetnya empuk!

Gak beberapa lama terdengar suara gedebukan kayak orang lagi lompat-lompat. Posisi yang tadinya rebahan sekarang berdiri, mau tahu siapa sih yang bikin gaduh.

Seketika juga, bibirku tertarik ke atas setelah mengetahui siapa yang gaduh. Aku tahu dia, adik sahabatku.

"Sini, aku ambilin. Yang mana?"

Alisnya terangkat sekian detik kemudian tersenyum. "Itu, yang warna skyblue, Kak."

Aku tahu, untuk gadis SMA tingginya tidak pendek juga tidak terlalu tinggi. Sedang-sedang saja. Memang, rak yang terlalu tinggi sulit dijangkau.

Dua minggu setelah kejadian itu aku berteman baik dengan dia. Besok kami akan melaksanakan Study tour di Bali yang terkenal dengan jajan khas pie susunya hehehe.... 

Sudah larut malam, tapi mata belum bisa buat tidur. Iseng, aku menyalakan HP dan membuka aplikasi BBM. Dan menuliskan SAZ di kolom status. Niatnya iseng aja.

Shafa Az Zahra: PING!!!
Shafa Az Zahra: Siapa tuh, SAZ?

Dia, jam segini belum tidur? Ngapain?

Obrolan itu berlanjut hingga jam menunjukkan 01:16. Ku akhiri karena dia bilang sudah mulai mengantuk. Ku ucapkan selamat tidur untuknya dan semoga bermimpi indah. Mungkin malam ini senyum terukir di bibir ranumnya. Ahh... pd kau Raf *plak.

Tak sabar untuk malam esok. Sudah kusiapkan tempat special untuknya. Walaupun ini tidak sebagus seperti taman mawar dan anyelir kemarin.

Akhirnya malam yang kutunggu tiba juga. Aku mengajaknya ke suatu tempat. Iya, aku cowok tapi sukanya hunting tempat-tempat manis.

Bernostalgia dengannya bikin badan terasa 'hidup' lagi. Aura-aura pembawa semangat sih emang orangnya. Gak tahan sama apa yang dari beberapa hari lalu pengin diomongin akhirnya keluar juga.

Iya, malam itu aku tembak dia. Yang penting lega sudah jujur.

"Beri aku waktu untuk meyakinkan ini semua. Aku juga memberi kakak kesempatan untuk mengenalku lebih dalam. Bisa saja itu hanya hal remeh tentang hati sesaat bukan? Jadi jalani pelan-pelan saja. Bagaimana?"

Saat itu aku sempat marah, bagaimana dia bisa mengucapkan kata remeh? Satu kata saat malam itu yang sempat merusak semua bayanganku. Kadang, beberapa hal memang lebih indah dalam bayangan.

Ternyata mencintai dia gak semudah yang aku pikirkan sebelumnya.

Shafa Az Zahra POV

Lagi-lagi hari terasa sangat berat. Malam itu gak bisa tidur, berkali-kali coba hasilnya nihil. Yang ada, otak selalu berbicara harus terima apa enggak?

Hal itu beneran bikin capek hati, pikiran, jiwa, dan raga!

---

Hasil edit, tidak merubah banyak. Hanya potong-tambah sana-sini, dan benerin yang typo. Btw maafkeun kalau masih ada yang typo maupun salah kepenulisan. Sampai detik ini pun saya masih belajar, belajar memahami dia/dor.
Oke, ini part paling absurd ya! Saya peka kok hehehe... sampai sudah edit pun saya masih bingung enaknya digimanain. Semoga happy ae lah bacanya! Vomments jangan lupa wkwkw... yasudah ini banyak mulut.

Kamis, 9 April 2015 (11:32)
Hasil Edit, Jumat 6 Mei 2016 (22:57)

-Khafidta-

RaRaWhere stories live. Discover now