Part 17

2.1K 119 6
                                    

Untuk lebih dapetin feelnya lirik mulmed dan putar lagunya. Aku saranin kalau baca part ini sedikit lebih pelan ya kamu kalau baca. Biar rada greget. Wkwkwk #plak. Walaupun gak nyambung dan semoga tidak mengecewakan. Lagu di atas judulnya Tears of an angel. Enjoy!

-----

Shafa Az Zahra POV

Aku masih duduk dengan sesenggukan menangis. Lagi-lagi ku gigit bibirku tak kuhiraukan tatapan orang sekitar. Setelah cukup tenang baru aku keluar dari restaurant itu. Ku lihat Rafa baru saja mengenakan helm nya. Lagi lagi degup jantungku berdegup lebih kencang. Ada apa ini?

Deruman motor CBR Rafa terdengar. Kali ini dia mengenakan CBR, ku rasa dia pecinta motor dengan ukuran big.

Ia masih menoleh kanan kiri untuk menyebrang.

Ku gigit bibirku semakin erat semoga tidak ada yang terjadi padanya. Baru saja dia melesatkan motornya dengan kecepatan rendah di belakang nya ada mobil Rush putih melaju cukup kencang. Hatiku semakin gusar. Aku berlari kecil menuju zebra cross.

"Kakaaaaakkk.... ." Panggilku, dia tidak mendengar ku. Jaraknya sudah hampir sepuluh meter dariku. Tak lama suara dentuman lagi-lagi terdengar. Dia terpental sangat jauh. Aku segera menghampirinya, berlari sekuat tenaga.

Ku lepas helm nya perlahan-lahan, tangis ku sudah pecah ruah. Matanya sedikit membuka dan merintih pelan. Polisi juga datang tepat waktu. Ternyata Lee yang mengendarai Rush putih itu. Dia sudah di amankan warga sekitar. Dan polisi sudah menangkapnya, segera saja ku hubungi rumah sakit untuk mengirimkan ambulance.

Ku dengar rintihan pelan dari mulutnya. Darah sudah bercucuran. Aku menangis memeluknya.

"Kakaaakk...., jangan tinggalin Ara." Kataku sambil menangis.

"Ara... udah aku gak kuat."

"Kakaaaaak!" Kataku tetap menangis malah semakin menjadi-jadi. Orang di sekitar hanya mengerubungi ku. Polisi pun juga telah meminta saksi warga sekitar. Bebarengan dengan itu ambulance datang dan Rafa segera di bopong menuju Rumah Sakit.

"Kau harus lebih kuat, makan yang teratur, wajahmu jelek karena banyak menangis, lepaskan aku, aku tahu kata hatimu. Relakan aku pergi Ra." Katanya pelan.

"Ngomong apa sih kamu! Kamu masih bisa bertahan kok! Ayo berjuang terus sama aku, Lee udah di urus sama polisi, sekarang pengganggu kita udah gak ada kak! Ayo bangkit lagi. Sebentar lagi kita akan sampai, ayo berjuang sedikit lagi." Kataku berusaha menahan tangis walaupun air mata tidak bisa berhenti.

Dia hanya tersenyum kemudian mata nya terlelap. Apa dia? Perawat yang ada di sampingnya segera mengecheck kondisinya. Aku panik, ku pejamkan mataku untuk berdoa tapi lagi-lagi Rafa ada di bayanganku.

"Ara? Aku pamit ya, aku mau pergi ke tempat yang indah. Jaga dirimu baik-baik. Kunjungi mama ku sesering mungkin. Pastikan dia sehat. Jangan lupakan aku, aku sudah berada di tempat yang indah sekarang. Aku bahagia karena aku sudah tidak membebani mu. Aku selalu cinta kepadamu. Kau Ara ku. Yang tak pernah tergantikan." Itu Rafa dibayanganku segera ku goncangkan tubuhnya. Dia sudah dipasang oleh monitor penunjuk grafik jantung nya.

Aku masih di ambulance dengan dua.perawat. Bunyi itu, bunyi yang ku benci selama ini. Tiiiiittttt.......

Aku panik bukan kepalang. Ini, ini tidak boleh terjadi. Tidak akan boleh! Dia harus berjuang. Ku goncangkan tubuhnya. Perawat itu mulai melepaskan alat-alatnya.

"Tidak, dia masih hidup! Tunggu sebentar!" Teriakku dan tangisku semakin pecah.

"Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan nya dek. Bersabarlah, ini sudah takdir." Aku ber sedu sedan. Badanku gemetar karena tangis tak henti-hentinya. Ku peluk tubuh nya erat.

"Kakak, kakak, banguunn... ." Seruku dia hanya diam tak bergeming. "Kenapa harus kau? Kau tidak bersalah! Kenapa harus kau kakak? Hah? Kenapa harus KAUUUUU!!!" Teriak ku histeris. Rasa pedih dan sakit seperti dicambuk ribuan kali.

Mobil berhenti dan perawat menggiring menuju kamar rawat terlebih dahulu. Mereka tidak membawanya ke kamar jenazah. Itu permintaan ku memang. Segera ku hubungi Adam aku tidak tega menelpon tante Ira.

"Halo kak."

"......"

"Cepet ke Rumah Sakit Medika, kamar mawar nomor tiga!" Ucapku serak. Ku dengar nada khawatir dari sana.

"......"

"Bawa mama dan tante Ira. Rafa kecelakaan dan meninggal kak, hiks hiks.. aku gak tega telpon tante Ira. Kumohon." Derai air mata membasahi pipiku. Tidak lama tante Ira, mama, dan Adam datang tergesa-gesa.

Tante Ira sudah menangis, Adam berkaca-kaca, mama juga tak kalah sembap. Tante akan memeluk ku tapi segera ku tolak halus. Mengapa? Baju ku berlumuran darah.

"Maafin aku tante, maaf banget. Aku tahu aku salah. Tapi pelakunya udah di tangkap tante. Dia Lee. Tante kenal?" Kataku sambil tersendat karena sesenggukan.

"Ah dasar dia tidak tahu diri! Ya, dia dulu pacar Rafa. Psycho dia!" Ucap tante Ira marah. Tapi badannya melemas dan segera memeluk Rafa. Kami semua penuh tangis. Tangis kesedihan. Semua kenangan Rafa, semakin membuatku sakit hati.

Ku kecup keningnya. Ku tempelkan pipiku dengan pipinya. Ku rasakan badannya lebih dingin. Derai air mata tidak mau berhenti.

"Terimakasih Rafa, kau segalanya untukku. Terimakasih, maaf atas kesalahanku. Akan kupenuhi permintaanmu. Semoga kau tenang di sana. I love you." Kata sambil mengecup keningnya lagi.

Haruskah aku menjalani ini? Apa ini hanya mimpi bagiku? Tidak Shafa ini nyata! Ku lepaskan engkau. Benar, bukan aku yang terbang melainkan dirimu. Kau akan terbang, aku? Biarlah aku. Ku harap kau akan selalu disampingku, mungkinkah itu akan terjadi? Sampaikan salam ku bersama angin.

-------

Hai hai haii... balik lagi. Wah part ini terakhir dan selanjutnya akan epilog. Gak nyangka bisa ngelanjutin cerita ini walaupun ini gak jelas banget buangeettt... . Semoga kalian suka.

Gimana ya epilog nya? Ada yang penasaran? Tungguin yaa... vote dan comment jangan lupakan itu. Aku dengan senang hati menerima itu. Oh ya, baca juga cerita ku Beautiful Lie.

Untuk lebih mudahnya check profilku saja. Follow aku juga kalau mau. Aku dengan senang hati akan follback kalau kalian minta.

Terimakasih buat yang udah baca cerita abal ini sampai sejauh ini. Tepuk tangan buat kalian. Makasih banget, banget, buangett deh yaa.. vote and comment wkwkwk....

Yaudah semoga ini endingnya tidak mengecewakan. Epilog akan dikupas yang belum terkupas #plak

Dadaaa.....

Rabu, 22 April 2015

14:07

-Khafidta-

RaRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang