Part 3

4.3K 260 3
                                    

"Eh... maaf nih gak sengaja," kataku langsung mengambil dan membereskan bukunya yang berceceran karena ulahku. Aku pun belum sempat mendongak, dan saat akan mengembalikan bukunya betapa terkejutnya ternyata wajahnya duh... gantengnya gakuku ganana(baca: gak kuat gak nahan), yakin deh nih mata gak kedip.

"Eh... hei! Oke?" sentaknya membuyarkan lamunanku.

"Ah... iya, sorry." ataku dengan gelagapan.

"Yaudah aku duluan ya." Dia bergegas meninggalkan.

"Oh... maaf ya tadi aku juga buru-buru jadi ceroboh deh."

Dia berbalik dan tersenyum. "Oke gak masalah, lain kali hati-hati."

Aku melenggang menuju perpustakaan melewati koridor yang  ramai dengan anak-anak dan entah itu membahas apa dan aku gak mau tahu apa yang mereka bahas. Akhirnya sampai juga di perpustakaan. Beberapa menit kemudian aku menemukan buku yang kucari. Yahh... tapi kok ya di rak paling atas, mau mintak tolong penjaga perpustakaan orangnya gak ada. Prihatin deh sama diri sendiri yang hari ini kayaknya gak mulus.

"Mau ambil yang mana?" suara beratnya bikin cengo.

"Ha... eng..." kataku gelagapan karena kaget.

"Mau ambil yang mana? Aku ambilin." Alis kanannya dinaikin, iya sih keren amit(baca: amat) tapi dia over pe-de.

"Oh, itu buku fisika yang atas warna skyblue." Tanganku menunjuk buku yang ku maksud.

"Oh itu," katanya dengan anggukan dan tangannya terjulur untuk mengambil buku tersebut. Beberapa detik kemudian buku itu sudah berada di tangannya.

"Nih bukunya." Tangan kanannya memberi dan yang kiri dia masukkan ke saku celana.

Nih anak sok cool amat sih! Jijik tahu! Hatiku udah teriak mau muntah lihat gayanya.

"Makasih kak," ucapku sopan. Iya pura-pura sopan.

"Iya sama-sama. Btw, kelas sebelas apa kamu?" tanyanya ramah dengan senyum terukir di bibirnya. Duh-duh mana WC? gue mau nyelup disitu aja. Senyumnya mana tahan... bikin melting banget deh. Ganteng ih!

"Kelas sebelas IPA dua kak," kataku dengan senyum yang aku rasa itu fail banget.

"Pinter juga." Kepalanyan mengangguk-angguk.

"Kakak sendiri kelas mana?"

"Kelas dua belas IPA 1, Btw(baca: By The Way) nama kamu siapa? kenalin, aku Rafael. Rafael Nitinegoro." katanya sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Kakak lebih pintar, Shafa." Tanganku menjabat tangannya.

Mayan lah nambah koleksi temen cowok kakak-kakak ganteng.

"Hehe... yah, aku kan ngenalin nama panjang-panjang kamunya singkat gitu. Nama panjang?"

"Shafa Az Zahra."

"Oh, adiknya Adam ya?"

"Hehe... iya."

"Cantik," katanya dan itu sukses bikin aku blush. Duh, kenapa dengan pipiku?

"Masa sih? tapi kok gak merasa ya?" kataku dengan polos.

Iya, aku tahu aku cantik! Udah banyak yang bilang kok hahaha....

"Yee... aku serius tahu! Banyak yang ngincer kan? Sama kayak Adam dong. Masa cewek cantik nganggur."

ITU MULUT ATAU APA? NYEPLOS WOIII!!!

"Gak juga, gak ada yang ngincer kok. Feel free hehehe...."

"Oh nganggur, padahal cakep. Tapi Kakak ganteng juga nganggur kok. Cocok nih!"  

Dia ngomong gini pake otak gak sih Ya Tuhan ....

"Makasih deh, yaudah thank you so much, nice to meet you kak Raf,"ucapku buru-buru.

"Okai, nice to meet you too Sha"

Sebelum bel berdering, aku langsung bergegas menuju kelas. Tak ingin terlambat sama sekali.

***

"Shafaa...." Rena udah main teriak. Kayaknya kerjaannya teriak mulu deh, kalau gak gitu dia mencak-mencak.

"Apaan sih toa banget tuh mulut." kataku dengan menutup telinga.

"Kamu tuh jahat! Ninggalin aku di kelas sendirian!" Rengeknya sambil menghentakkan kaki.

"Bocah ih! Masa bodo sama kamu!" kataku dengan senyum sinis. Namun sebenarnya hanya candaan saja.

"Habis kemana sih?" tanyanya dengan mimik penasaran.

"Ah, keponya kumat deh!" kataku malas dan membuka resleting tas dan mengambil suatu novel.

"Yah, wajar sih. Habis ke perpustakaan ya?"

"Tuh tahu." Pandanganku gak beralih dari novel.

"Ketemu kakak kelas yang ganteng gak Shaf?" Mendengar pertanyaannya yang itu sontak membuatku langsung mengalihkan pandanganku dari novel yang ku baca dan menatap intens mata Rena. Dan aku yakin mataku pasti tak kalah berbinar.

"Yap seratus buat kamu!" kataku sambil mengacungkan dua jempol jari tanganku. Rena pun matanya langsung berubah menjadi bersinar dan sedikit berkaca-kaca. kIta alay ya.

"Ah, sumpah tuh? Ganteng gak? Anak kelas berapa? Anak kelas sepuluh? Dua belas? Keren? Cool? Siapa namanya? Kelas apa sih?" Pertanyaan bertubi-tubi pun lolos dari bibirnya. tomboy kok ya cerewet batin hatiku.

"Ah Ren, satu-satu dong tanyanya. Telingaku bisa-bisa rusak nih!" Gerutuku dan hanya dibalas cengiran lebar olehnya. Aku hanya memutar bola mata di depannya.

"Terus-terus ceritain dong!" Puppy dog eyesnya udah ditunjukin, bener-bener bocah nih anak.

"Anak kelas dua belas dia." kataku dengan mengedikkan bahu dan membaca novel lagi yang tadinya tergeletak di atas meja.

"Terus?"

"Ya, tadinya aku mau ambil buku fisika yang ada di rak atas tapi tinggiku gak nyampek. Padahal kan aku udah tinggi, iya gak sih?" Cerocosku tiba-tiba.

"Aaa... yaudah lanjutin malah curhat!" Mukanya sekarang kembali cemberut dan membuatku sangat gemas. Karena suara toanya membuat anak-anak ngelihatin kita. Cuman senyum manis sih yang gue bisa. Tatapannya pada horror gitu sih.

"Heh! Malu di lihatin anak dodol! Namanya kak Rafael Nitinegoro, anak kelas dua belas IPA satu, gantengnya mah mana tahan deh."

"Oh dia mah emang ganteng dari dulu. Anak basket ya?"

"Hah? Dulu? Maksudnya apaan?"

"Kakak kelas gue waktu dulu. Jago basket lho. Dia orangnya cuek, dingin banget."

"Serius? Tapi tadi orangnya ramah gitu kok, suka senyum, baik, mau bantuin aku pula."

"Wah-wah mungkin dia suka sama kamu."

"Apaan sih gak jelas banget. Udah ngerjain PR matematika gak? Gurunya serem loh. Aku sih udah."

"Ya ampun Shaf, aku lupa! Mana bukumu, pinjem dong!"

"Tuh, dikerubungin anak-anak." kataku dengan mengangkat dagu yang mengarah kepada anak-anak yang lagi ngerubungin buku matematikaku. Rei tak menghiraukan perkataanu dan dia hanya melesat lari menuju kerumunan anak-anak. Aku cuman geleng-geleng kepala lihat tingkah anehnya dia.

Tiba-tiba seorang guru masuk ke kelas, anak-anak yang tadinya ramai sekarang berhamburan ke tempat duduk mereka masing-masing. Ya, pelajaran IPS pelajaran yang sangat membosankan.

---

Semoga suka, tinggalakan komentarmu, dan vote bila berkenan. Thanks :

Hasil Revisi tidak merubah banyak, hanya bertujuan agar lebih enak dibaca ^^ Saya hanya publish di wattpad ya!

Jumat, 3 April 2015 (09:45)

Hasil Revisi Rabu, 6 April 2016 (20:38)

Khafidtazshafanz

RaRaWhere stories live. Discover now