#9

273 68 15
                                    

"Yura mau bebas."

Tepat setelah pertengkarannya dengan Zio, Yura lebih banyak diam. Sedari tadi kepalanya dipenuhi dengan semua perkataan yang ia lontarkan kepada Zio yang menurutnya keterlaluan.

"Zio sedih ga ya?"

"Kalo Zio ngadu ke Bunda gimana?"

"Masa Yura berantem sih sama Zio, ga keren ah!"

"Pokoknya nanti Yura harus minta maaf sama Zio."

Tekadnya sudah bulat, sepulang sekolah nanti ia harus segera menemui Zio, untuk meminta maaf padanya.

***

Kringg...

Bel pulang sekolah telah berbunyi, banyak siswa siswi sekolah pun perlahan keluar dari kelas masing-masing, begitupun dengan Yura yang terlihat sangat tergesa-gesa membereskan semua buku-buku nya.

"Yura duluan ya Nau!" Katanya pada Naura setelah memasukkan buku terakhir.

"Ck, tungguin! mau ke mana sih buru buru banget?" Tanya Naura.

"Mau ke kelas Zio, udah ah Naura nyusul aja, nanti keburu Zio nya pulang nih." Kata Yura lalu pergi meninggalkan Naura seorang diri di kelas.

"YURA KAMPRET! KERJAAN NYA NINGGALIN TERUS ANJIR."

***

Saat ini Zio tengah santai berjalan di koridor sekolah dengan Rio disebelahnya.

"Lo ga bareng Yura?" Tanya Rio

"Engga." Jawab Zio seadanya.

"Lah, kenapa? tumben banget." Kata Rio keheranan, karna biasanya dimana ada Zio disitu ada Yura.

"Berantem, udah ah lo ga usah banyak tanya dulu!"

"Si anjir emosian lo! lagian lo berdua juga ngapain pake acara berantem segala kaya bocah banget." Kata Rio  mendelik.

"Yura nya aja kali yang bocah gue ngga." Elak Zio.

"Idih ga asik banget." Rio mencibir perkataan Zio.

"Udah, mending lo cabut ntar dicari Pak botak." Usir Zio pada Rio.

"Oiya jelas, gue kan murid kesayangan." Balas Rio jahil.

"Pede gile, najis jauh-jauh." Kata Zio sambil memberikan muka jijik.

Ditengah-tengah ke absurd-an mereka, sebuah teriakan berhasil  mengalihkan pandangan dua orang ini.

"ZIOOO!" Teriak seseorang yang tak lain adalah Yura.

"Wah, tuan putri dateng." Ejek Rio ketika Yura berjalan mendekat ke arah mereka.

"Apasih, sok asik jauh-jauh." Balas Yura julid.

"Lo berdua sama aja, mending gue cabut deh," Kata Rio sembari berlalu meninggalkan tempat.

Keheningan melanda mereka beberapa saat, hingga akhirnya Zio memulai percakapan.

"Mau apa?" Tanya Zio tanpa melihat ke arah Yura.

"Mau minta maaf sama Zio." Kata Yura lirih.

Mendengar itu Zio sontak mengalihkan pandangan nya ke arah Yura sambil mengerutkan dahi, pertanda si empunya bingung.

"Minta maaf? buat?"

"Karna udah buat Zio sedih sama kata-kata Yura tadi pagi." Jawab Yura dengan kepala tertunduk

"Lo ga salah, gue yang terlalu ngekang lo, lo mau bebas kan? Udah ga usah sedih, lo jelek kalo gitu." Kata Zio berniat bercanda guna mencairkan suasana.

"Yura mau bebas."

"Iya, gue ga bakal ganggu lo lagi, terserah mau lo temenan sama siapa aja, mau pergi kemana aja gabakal gue ganggu."

"Yura mau bebas, bukan mau jauh dari Zio." Yura memberanikan diri untuk menatap Zio di depan.

"Ga bakal, gue ga bakal jauh dari lo. Kita bakal terus sama-sama, trust me." Kata Zio, menatap Yura teduh.

"Sayang Zio banyak-banyak." Balas Yura sembari memeluk Zio dengan tiba-tiba.

Halo! Happy new year-!♡
Makasih banyak buat kalian yang setia nungguin kisah Zio Yura, aku minta maaf karna udah buat kalian nunggu lama, semoga cerita ini bisa selesai secepatnya ya! See you
Tungguin ya^^

AKU KAMU TEMAN || NEW VERSIONWhere stories live. Discover now