#8 : One Sneaky Bait

206 50 51
                                    

Benedict Collins

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Benedict Collins

Setiap hari adalah hari yang spesial kalau menyangkut anggur. Hari ini, besok, dan selama-lamanya.

Aku tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanku karena hip flask alias botol bir berbentuk kotak yang biasanya digunakan abang-abang gangster di tahun 1920-an akhirnya tiba juga setelah berbulan-bulan. Benda berbalut kulit terbaik itu terlihat begitu indah, apalagi dengan cairan kental berwarna gelap di dalamnya, minuman favoritku di seluruh angkasa raya, anggur, rasanya akan membuat hari ini menjadi hari sempurna pertama yang pernah kurasakan dalam hidupku.

Itu pikiranku tadi pagi.

Minum anggur adalah seni bagiku.  Kalau hanya meneguk dan membiarkannya meluncur lalu beradu dengan asam lambung yang bagaikan mulut paus, sama sekali tidak ada esensinya. Aku minum anggur dengan pemandangan yang indah pula, sebuah kombinasi sempurna untuk menikmati bulir-bulir beraroma intens itu.

Karena itu, aku paling suka nongkrong di depan Fakultas Bisnis, ada kursi panjang yang nyaman dengan pemandangan air mancur serta pekarangan rumput luas yang hijau dan menyegarkan mata terhampar di depanku. Langit biru yang bersih pagi ini menyempurnakan tontonanku. Hari Jumat begini, banyak mahasiswa yang dapat kelas siang. Jadi, datang lebih pagi akan memberiku sejuta keuntungan karena kursi panjang yang selalu jadi rebutan ini hampir kosong sejauh mata memandang.

Aku mengangguk-angguk senang dan mensyukuri betapa indahnya dunia dan segala isinya. Ah, ada yang kurang. Segera kukeluarkan ponselku dan menyetel musik ballad yang lembut dan tegas. Berhubung tidak ada orang di sekitarku, aku bisa menjadikan wilayah ini panggung konserku untuk sesaat. Kukeraskan sedikit volume lagu yang sedang kuputar.

Ah... sekali lagi, hidup tidak pernah sesempurna ini...

"Jangan merasa diri lo sempurna deh, cong!"

What the bloody hell. Siapa orang gila yang berani-beraninya merusak pagi yang indah dan tenang ini, menyindirku pula?!

"A...aku tidak begitu."

Tapi bukan aku yang menjawab begitu. Seingatku, aku pun tidak pernah menjawab dengan nada culun dan tersiksa seperti itu.

"Lah, pura-pura polos dia sekarang. Badan udah sebesar ini, masih nggak ingat apa yang dia perbuat?!"

"Udah lah, Jon, sikat aja sikat!"

"Iya, Jon! Lo tega harga diri lo diinjak-injak cacing kremi macam dia?!"

"Lo jangan bikin harga diri Castle Black jatuh gini dong!"

Aku masih memejamkan mata, namun wajahku pastinya penuh kerutan saat ini. Apa aku sedang berhalusinasi karena anggur yang kuminum? Seingatku, aku hanya memasukkan Penfolds Grange hari ini karena lidahku mendambakan shiraz, walaupun aku tahu Paman Henry Si Superman Modern bakal marah besar kalau tahu aku minum sesuatu yang terlalu kuat dan berat pagi-pagi. Biasanya, aku akan minum Lambrusco kalau ingin yang lebih ringan dan masuk akal (di awal hari begini, siapa sih yang mau minum sesuatu yang berat, iya kan?), tapi, nafsuku sedang memuncak pagi ini.

PERSONA (2020)Where stories live. Discover now