#7 : Building A Bigger Wall

216 56 45
                                    

Noreen Fortino

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Noreen Fortino


Senin, 12 Maret 2019

Sejauh manapun kamu berlari, saya akan menemukanmu. Dunia ini tidak begitu besar. Saya harap kamu dapat tidur dengan lelap setelah membunuh darah dagingmu sendiri. Dalam hitungan detik, bisa jadi kamu sudah berada dibalik jeruji. Saya selalu ajarkan kamu soal tanggung jawab, bukan? Kalau kamu masih anak saya, jangan bersembunyi dan jadi pengecut.


Aku sudah memiliki firasat. Ayahku tidak mungkin melepaskanku begitu saja, yang terus menerus menjadi beban pertanyaanku hingga detik ini. Surat itu dikirim ke tempat kos perhentian pertama yang disewakan Ben dan Kate untuk kutinggali selama dua bulan pertama pasca keluar dari rumah sakit setelah operasi. Karena tidak ingin menambah beban dua orang yang dengan sukarela menolongku itu, aku menyimpannya sendiri sambil berharap dan berdoa ayahku berubah pikiran dan aku melupakan pesan itu, entah apa yang merasuki pikirannya hingga dia benar-benar menutup telinganya dari semua pembelaanku.

 Sampai detik ini pun, hatiku masih terasa perih membayangkan sosok yang dulunya begitu sabar mendidik dan mengajakku bermain di akhir minggu, berubah menjadi sedingin es, seakan-akan kehadiranku hanya membuat hidupnya jauh dari keberuntungan.

Apa aku harus menceritakan ini pada Ben dan Kate? Kalau mereka tahu, aku bisa habis. Aku tidak takut pada Ben, karena Malaikat Pelindungku itu pasti mengerti. Namun dengan si cewek jutek bagaikan kucing yang sedang datang bulan itu? Bisa-bisa dia mencaci makiku seharian penuh sampai-sampai aku meminta untuk tidur dengan Cora saja di lantai atas. 

Ah, yang satu itu juga bukan ide bagus. Sepertinya, Cora juga sebal dengan tingkah Eric yang kelewatan batas. Yap, seperti yang kubilang, cewek yang sempat kusinggung sebelumnya itu, yang tanpa ekspresi dan cenderung berwajah datar, yang bertolak belakang dengan kepribadian Eric, dia adalah Cora.

 Aku tidak tahu sejarah kisah asmara mereka, namun yang kutahu, Eric sudah lama naksir Cora, dan Cora sepertinya tidak terganggu dengan keberadaan Eric. Cora memiliki kelainan yang disebut Alexithymia, sebuah keadaan di mana seseorang tidak mampu mengenali emosi dan perasaannya. Itu hal yang kugarisbawahi karena Cora sedang berada di dalam hubungan, yang asal kalian tahu, membutuhkan perasaan. Tapi itu terlalu rumit untuk kupikirkan, aku bisa kepo ke Ben atau Kate nanti. 

Omong-omong, aku sudah berkali-kali menghindari Eric yang memang memiliki kecenderungan untuk tebar pesona dengan semua orang yang ditemuinya dan bersikap sangat flirty terhadap cewek-cewek tertentu. Maksudku, cewek mana yang tidak emosi melihat pacarnya genit dengan cewek lain? Lebih buruk lagi kalau aku yang jadi cewek lain nya. Aku tidak ingin menambah-nambah daftar topeng yang kupasang, terlebih kalau namanya Cewek Laknat Perebut Cowok Orang seperti yang terjadi di banyak film belakangan ini.

Sepertinya, aku harus meminta maaf pada Cora, namun aku tidak mungkin menyela diskusi yang sedang dilontarkan oleh Kate dengan mata berapi-api.

"Maksud lo, ada yang ngincar dia? Apa dari kepolisian? Berapa orang? Lo bisa cari tahu? Apa mereka sudah di sini?" tanya Kate beruntutan tanpa memberi kesempatan bagi Cora untuk menjelaskan.

PERSONA (2020)Where stories live. Discover now