#6 : Death And Digging

245 54 41
                                    

Benedict Collins

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Benedict Collins



Sejak pertama kali bertemu dengan Noreen, aku sudah tahu kalau dia sebenarnya pandai bersandiwara, terbukti dari peran bodongnya sebagai Wilona Ryder alias tunanganku ketika kami hampir dicegat satpam killer nan kepo di Perumahan Triputra dua tahun yang lalu. Jadi, ketika dia digembleng mati-matian oleh Kate sampai terpaksa meruntuhkan identitas aslinya, dia tidak terlihat kesulitan sama sekali. Satu-satunya yang membuatnya emosional hanyalah masa-masa pasca operasi hidung karena wajahnya bengkak luar biasa dan dia tidak sanggup menatap dirinya di kaca.

Bisa dibilang, aku bangga sekali dengan kemampuannya menempatkan diri di situasi-situasi seperti ini. Sebelum kalian menghinaku dan Kate sengaja mengubah kepribadian seseorang, simpan dulu semua makian kalian itu. Aku berani taruhan seluruh botol Decoy Cabernet Sauvignon ku kalau kami berbohong (tapi jangan deh, karena aku posesif sekali dengan semua botol anggurku, kalau aku bertaruh begitu dan tahu-tahu aku salah, aku tidak tahu lagi apa duit jajanku bulan ini cukup untuk membeli mereka lagi). 

Intinya, aku dan Kate tidak pernah berniat mengubah identitas Noreen. Orang akan menganggap kami menciptakan sebuah persona untuk Noreen, alias kepribadian yang dimainkan oleh seseorang. Padahal, kami hanya mendorong jati dirinya yang asli keluar ke permukaan. Kami percaya, setiap orang memiliki jati diri yang tetidur pulas di dalam sana, menolak untuk dibangunkan kecuali dalam keadaan mendesak. Faktanya, keadaan sangat mendesak bagi Noreen dua tahun yang lalu, ini satu-satunya solusi yang terbaik untuk menjaganya tetap utuh.

Untuk saat ini, biarlah semua orang menganggap begitu, karena ini kami lakukan untuk kebaikannya. Mungkin hanya aku dan Kate yang tahu soal ini, tapi kami memiliki masalah kepercayaan dengan kebanyakan orang, termasuk dengan teman-teman kami sendiri. Jadi, kalau ada sesuatu yang genting atau penting, aku lebih suka membicarakannya dengan Kate saja, darahku.

Yang tidak Noreen ketahui adalah selama dua tahun masa pemulihan mentalnya itu, aku sebenarnya terus bertukar pesan dengan Paman Henry Si Superman Abad 21 (sampai detik ini pun, dia bersikeras menjaga poni kriwil khasnya itu). Kemarin saja, dia barusan mengirimiku selfie dirinya yang sedang berendam di bak air panas bertaburkan bunga mawar (yang kubalas dengan pesan 'Seharusnya paman taburkan bunga kamboja saja') bagaikan kaum elite sambil meminum Lambrusco favoritku dengan mulutnya tanpa perasaan bersalah sama sekali.

 Kurang ajar! Dia tidak pakai gelas! Dia tidak menuangnya di suatu tempat dan mengotori kepala botol mulus itu dengan liurnya! Jadi kalau aku sedang tidak di sana, dia sengaja mengobrak-abrik lemari anggurku dan bebas memilih seperti sedang berada di supermarket?! Oh... Lambrusco ku... pasti kepalamu najis bersentuhan dengan bibir om-om kadaluwarsa sepertinya...

Oke, aku tidak boleh terbawa perasaan. Kalau kuingat-ingat lagi, aku masih punya satu botol Lambrusco di sini, dan berhubung harganya terjangkau untukku, aku masih bisa membelinya lagi kapan-kapan. Tapi tetap saja, akan kusuruh Madam Agatha untuk membereskan semua botol-botol anggurku dan mengirimnya kemari.

PERSONA (2020)Where stories live. Discover now