Our Destiny ~ 25 [B]

12.7K 416 9
                                    

My memory loves you; it asks about you all the time.


~


~


Setelah hampir setengah tahun terjebak di dalam hutan Amazon, kini Christian telah berada di tanah Yunani—tempat legenda dan mitos para dewa serta anak-anak mereka. Setelah menantang tempat mengerikan seperti Amazon, tidak mungkin kedatangan Christian ke Yunani hanya sekedar untuk lewat.

Yunani akan menjadi tempat pertama baginya untuk mencari kebenaran. Christian tahu bahwa dewa-dewi memiliki territorial mereka masing-masing. Dia yang bahkan belum pernah bertemu dengan Dewi Bulan sebenarnya agak pesimis dengan keberadaan para makhluk tertinggi tersebut. Tapi dia harus mencoba karena Azella menunggunya. Dia harus mendapatkan kekuatan yang bahkan mampu membunuh para Dewa. Dengan itu Azella tidak akan pernah lagi terluka.

Christian menyentuh tattoo miliknya dan berjalan penuh percaya diri. Jubahnya berkibar saat angin kencang menerpa. Dia tidak boleh berlama-lama di Yunani. Destinasinya masih sangat banyak. Roma, Mesir, Jepang, China dan bahkan Segitiga Bermuda termasuk ke dalamnya.

Entah berapa lama waktu yang akan di habiskannya. Yang pasti ia harus kembali dengan selamat.

*****

Gerald mendesah kembali entah untuk ke-berapa ratus kalinya. Pria itu benar-benar gelisah dan menjadi sangat tidak sabaran. Padahal apa yang terjadi pada Azella saat ini merupakan ulahnya sendiri. Meskipun sebenarnya ide itu berasal dari Gerold, tapi Gerald telah melakukan hal yang jauh dari apa yang Gerold beri tahu.

Loke memandang bosan dari langit-langit. Tempat mereka berada saat ini adalah ruang tengah makam Lucifer dan Zeref. Tempat ini penuh dengan kekuatan mistis dan pengaruh negatif. Tidak ada yang bisa memasuki tempat ini kecuali kekuatan mistis yang melindungi makam mengizinkannya. Tempat ini merupakan hal yang sangat mewah bagi Gerald dan Gerold. Ketika mereka terluka parah, tempat ini akan jadi ladang pengobatan mereka.

Ruang tengah itu sekilas mirip dengan gua, jika saja tidak ada barang mewah atau pun interior yang menghiasi tempat tersebut. Kenyataannya makam itu memang dibangun di dalam gua. Pintu depannya saja terletak di gunung belakang kastil.

Pada meja yang terbuat dari batu terbaring tubuh pucat Azella. Gadis yang masih setia terlelap itu tidak tahu bahwa ia sudah jatuh ke tangan Gerald. Bukan saja ia harus berada di satu atap dengan musuhnya itu, dia juga tidak tahu bahwa Gerald sangat ingin memukul kepalanya agar sadar kembali.

Memangnya siapa yang menyebabkan ia harus seperti ini!

Jika Azella bisa berkata, ia tidak tahu harus menangis atau tertawa berkat keadaan komanya saat ini.

"Tidak bisakah kau duduk diam," sahut Loke sangat jengkel melihat kelakuan sepupunya itu.

Gerald mendelik tajam, tapi tidak membalas.

Loke mengangkat bahu dan berniat untuk keluar dari makam. Namun, kedatangan Gerold menghentikannya. Dia baru saja ingin menyapa sebelum Gerald melemparnya ke belakang. Loke yang malang hanya bisa meringis kecil di sela reruntuhan.

"Bagaimana? Apa kamu menemukan cara bagi Ryn untuk mengambil alih tubuh gadis itu?" Gerald segera menanyakan hal yang mendasari alasan dia membawa Azella yang tidak sadarkan diri.

"Tidak. Dan kalaupun ada, aku tidak akan membiarkannya," tegas Gerold. "Kau tidak ingin Ryn marah padamu, kan?"

Gerald menggeleng kekanakan. Dia hanya menginginkan jalan tercepat untuk menghidupkan Ryn kembali. Kerinduannya tidak bisa terbendung lagi. Sejak terakhir kali Ryn berkomunikasi dengannya, Gerald tidak bisa menahan perasaan yang terus membuncah. 500 tahun lebih mereka harus terpisah. Kesempatan pertama yang gagal saat itu membuatnya gila dan terbang dalam kemarahan sampai harus tertidur selama ratusan tahun.

Our DestinyWhere stories live. Discover now