Our Destiny ~ 14

21.8K 1.6K 30
                                    

Bukan jarak yang membuatku memutuskan untuk berpisah. Tapi hatiku yang sudah mulai berubah.

(Azella S. Lawrence)

"Hari itu, didalam hutan perbatasan White Moon pack, itulah saat terakhir kami bersama dengan Zel." Mana memulai ceritanya dengan Nea yang diam, karena dia bukan orang yang pintar bercerita.

Di hadapan Mana&Nea, duduklah Azella bersama Christian yang memeluk pinggang gadis itu dengan posesif. Seolah mengatakan Azella adalah miliknya, walaupun ia tahu kalau kedua pria itu tidak mungkin macam-macam dengan gadis-nya.

Hanya berjaga-jaga! Batinnya.

"Aku akan menceritakan sedikit karena Azella sudah melihat sebagian peristiwa lewat mimpi," Mana menarik napas pelan. "Vaizel M. Zuri, anak ke-5 sekaligus si bungsu di keturunan kedua. Dia adalah gadis muda dengan aura hangat yang membuat siapapun nyaman bersamanya. Dia gadis yang enerjik, ceria, ramah, ceroboh, dan menarik." Azella sedikit menangkap gelagat aneh dari Nea ketika Mana menyebut Zel menarik. Dia ingin bertanya, tapi ia masih takut dengan wajah Nea yang dingin, seperti Fernando.

"White Moon pack, lahir dengan anugerah lebih dari Moon Goddes. Pack kami tersembunyi di hutan terdalam dan tertutupi oleh kabut, jarang sekali ada yang berhasil menjangkau wilayah kami. Kami di pimpin oleh para utusan Moon Goddes, Zel dengan ke-4 saudaranya dan keturunan terdahulu mereka. Pack kami bagaikan mitos yang melegenda, banyak yang mencoba mencari, namun berakhir dengan kegagalan. Tapi kemudian ke-"

"Vampire brengsek itu!" Nea menggeram marah dengan memotong cerita Mana. Pria itu bahkan sudah memasuki tahap half wolf.

Bulu kuduk Azella berdiri, ia takut dengan perubahan Nea yang menurutnya sangat menyeramkan. Berbeda dengan pribadi Mana yang tenang.

Tanpa sadar, tangan Mana mengepal kuat. Perasaannya sama seperti Nea, tapi ia harus menyimpan emosinya. Saat ini yang harus ia lakukan adalah menceritakan garis besar dari takdir Azella.

"Keberadaan kami mulai tercium oleh para makhluk Immortal sejak Vampire itu datang. Dia mimpi buruk pack, dia berbahaya, dia licik. D-dia memanfaatkan kepolosan Zel yang saat itu masih anak-anak." Taring Mana tak sengaja keluar. Hanya dengan mengingat kejadian itu membuat Mana tak bisa mengendalikan emosinya.

"Kau tidak perlu melanjutkan jika itu membuatmu tidak nyaman, Mana," ujar Azella lembut.

Nea dan Mana menarik napas, mencoba untuk lebih tenang. Christian sendiri menatap tajam Azella yang memberikan perhatian pada Nea dan Mana.

Pura-pura saja kau tidak melihat, Zella! Batin Azella pada dirinya sendiri ketika menyadari tatapan tajam Christian.

"Tidak, kami hanya terbawa suasana. Lagipula sudah tugas kami menjelaskan, menuntun, dan melindungimu. Kau yang di percaya oleh kekuatan dan jiwa Zel," ungkap Mana tersenyum hangat.

Azella membalas senyum Mana lalu tersenyum juga pada Nea.

"Zel dulu waktu kecil itu terlalu aktif, dia selalu saja melakukan sesuatu untuk menarik perhatian kakak-kakaknya. Dia anak bungsu, kakak-kakaknya sibuk dengan pack serta pertahanan. Aku dan Nea yang selalu menemani nya bermain, dia benar-benar membuat kami kewalahan, selalu. Sampai suatu hari Mayhess tidak sengaja membentak Zel yang menurutnya sudah kelewatan. Zel menangis dan lari jauh kedalam hutan, itu pertama kalinya ia di bentak oleh kakak tertuanya." Mana memberi jeda.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang