Our Destiny ~ 2

23.5K 1.9K 31
                                    

Empat hari sudah berlalu sejak kejadian di mana Azella tidak sengaja menumpahkan sup yang berakhir dengan cambukan. Rasa sakit bekas cambukan-cambukan itu berangsur-angsur menghilang, namun menyisakan berbagai luka yang terlihat jelas pada bagian tubuh yang tidak tertutup oleh pakaian.

Hari ini Azella mendapat hari bebas untuk sehari penuh. Itu semua karena semua anggota pack sedang sibuk merapikan rumah dan membuat hiasan. Dalam waktu dekat ini Fernando akan diangkat menjadi Alpha Black Moon Pack secara resmi. Dan hari ini Pack akan menyambut Alpha dan Luna mereka yang akan pulang dari petualangan mereka sekaligus ingin melihat kinerja calon Alpha mereka, Fernando.

Alpha dan Luna Black Moon Pack adalah salah satu alasan Azella tinggal dan bertahan di Black Moon Pack. Alpha Allan dan Luna Riana, memimpin dengan bijak dan tidak piih kasih, menganggap semua anggota pack adalah keluarga. Keduanya adalah sahabat dari orangtua Azella. Mereka juga tak pernah menyalahkan Azella atas meninggalnya Ana, bahkan tak pernah mengungkitnya sama sekali.

Azella pergi dari rumah untuk menyegarkan pikiran. Sepanjang perjalanan Azella mengabaikan tatapan jijik dan benci anggota pack yang ditujukan pada dirinya. Anggota pack yang tidak tinggal serumah dengan Azella tidak pernah menyiksa Azella dan tak pernah tahu tentang penyiksaan yang terjadi pada dirinya. Mereka menatap jijik dan benci pada Azella karena dia belum bisa melakukan shift sampai sekarang, kebanyakan werewolf dapat melakukan shift di umur 15 tahun tepat setahun setelah kemunculan serigala mereka.

Azella terus menyusuri wilayah Pack dan terhenti di sebuah taman yang sangat indah, penuh pepohonan, berbagai macam bunga, serta kolam yang berisi bermacam-macam ikan. Kakinya melangkah mengitari taman yang menjadi kenangan terindahnya. Azella terhenti di sebuah jembatan yang di bawahnya terdapat sungai kecil. Dia termenung untuk beberapa saat sebelum akhirnya menutup mata dan menangis dalam diam.

Disini tempat kita menghabiskan waktu dulu, Fero! Batin Azella.

Matanya terbuka sesaat untuk menarik napas dan meluncurlah air mata yang tak bisa ia tahan ketika mengingat masa kecil nya yang bahagia bersama Fernando dan yang lainnya.

Mentari kini hanya terlihat seperti kue bola, ia siap berganti posisi dengan bulan. Walaupun hari sudah hampir gelap, tapi Azella kecil dan Fernando kecil masih senang bermain kejar-kejaran di taman pack. Tak peduli waktu dan suasana, keduanya hanya ingin menghabiskan waktu bersama. Ana memperhatikan keduanya dari kejauhan dengan senyuman.

Azella kecil berhenti berlari dengan napas terengah-engah. "Kamu larinya cepat banget sih, Fero. Aku nggak kuat ngejar kamu lagi."

"Yah ... Ella masa udah nyerah aja, sih. Katanya Ella yang terkuat, tapi masa tumbang duluan. Payah ah ... Hahaha .... " Fernando tertawa dan menjulurkan lidahnya.

"Ishhh .... Kamu aja yang kelewat kuat, Do. Lagian aku itu cewek dan kamu cowok. Jelas bedalah," sengit Azella.

"Oh, iya dong. Kan aku bakal jadi Alpha nanti. Jadi jelaslah aku yang terkuat. Hahaha ...." Tawa Fernando semakin menggelegar membuat Azella cemberut.

"Ihhh ... belum jadi Alpha udah sombong. Ella males ah main sama lagi," kata Azella dengan langkah menjauhi Fernando.

Bocah kecil itu bergegas menghampiri dan meraih tangan kecil Azella, "Jangan marah dong, Ella. Fero cuma bisa nyombongin diri di depan Ella, Fero cuma Ella yang tau sifat-sifat buruk Fero."

"Dih apaan sih, Fero."

"Ih, Ella. Jawabnya yang lain, lebih manis gitu, Fero jadi malu udah ngomong kayak tadi."

"Ella sendiri bingung mau jawab apa."

Fernando kecil terlihat berpikir kemudian tersenyum penuh arti.

Nostalgia Azella terhenti saat mendengar suara lembut memanggilnya dari arah belakang.

"Azella," panggil suara tersebut.

Azella memutar tubuhnya dan menatap mata cokelat teduh yang juga tengah menatapnya penuh kerinduan. Secara reflek Azella menjatuhkan tubuhnya, membungkuk.

"Luna Riana," panggil Azella sopan.

Luna Riana tersenyum geli kemudian memeluk Azella dengan erat, penuh kerinduan dan tak ingin kehilangan Azella seperti ia kehilangan Ana. Gadis itu membalas pelukan wanita paruh baya yang sudah ia anggap sebagai ibu keduanya.

"Sudah kubilang untuk berhenti bersikap formal padaku, Azella," katanya dengan suara yang sangat ke-ibu-an masih memeluk Azella.

"Maaf, bibi Riana ... eh, Mom," ralat Azella dengan ragu.

Riana melepas pelukan dan mengelus puncak kepala Azella dengan lembut.

"Bagaimana kabarmu, sayang? Apakah Fero masih bersikap dingin padamu?" tanya Riana dengan nada khawatir.

Azella tersenyum lembut dan menggeleng, "Aku baik, Mom. Fero sudah tidak terlalu dingin lagi padaku, kok. Sepertinya ia sedang senang akhir-akhir ini, mungkin dia sudah tak sabar untuk menjadi Alpha atau mungkin sudah menemukan mate-nya."

Azella sedikit melirihkan perkataannya saat mengatakan Mate. Dalam hati ia berdoa semoga Fernando tidak mengamuk saat tahu kalau Azella yang memberitahu Luna Riana bahwa pria itu telah menemukan matenya. Walaupun sebenarnya memang sudah karena mate Fernando adalah dirinya.

Mata Riana terlihat berbinar senang, "Benarkah? Siapakah wanita itu? Padahal aku selalu berharap pada Moon Goddes agar kau yang menjadi mate Fero. Aku akan menjadi orang pertama yang sangat senang mendengar itu."

Azella tersenyum miris mendengarnya.

Itu memang aku, Luna! Batin Azella.

"Sebaiknya kita bergegas ke rumah, Mom. Mereka pasti sudah menunggu kepulangan Alpha dan Luna mereka. Dan sepertinya malam ini kita akan berpesta," ucap Azella sambil mengamit lengan Riana dan membawanya menuju rumah utama pack.

"Ya, memang selalu begitu. Dan nanti kita akan mencoba gaun yang kubelikan khusus untukmu. Kau harus memakainya saat Fernando diangkat menjadi Alpha." Azella berniat menolaknya, namun suara tegas Riana mengurungkan niatnya. "Dan aku tak menerima penolakan darimu, Azella."

"Terima kasih, Mom," ucap Azella tulus setelah mendengar nada tegas dari Riana.

Setidaknya untuk mereka yang masih menyayangi Azella, sudah cukup menjadi alasan Azella untuk tetap bertahan. Tapi siapa yang tahu jika dinding kuat yang di bangun Azella selama 5 tahun itu dapat runtuh oleh seseorang yang dulu amat sangat menyayanginya.

Selamat menunggu puncak dari seluruh rasa sakitdan harapan Azella. 


   

Telah di revisi 19 Feb 2018


Akhirnya bisa double part juga dalam sehari.

Jangan lupa vomment ya :) Gue senang banget kalo kalian mau ksih saran atau kritik buat cerita gue yang masih jauh dari kata bagus ini.

Kamis, 15 Desember 2016

Our Destiny [OD]

Putri Albaar

Our DestinyWhere stories live. Discover now