Our Destiny ~ 3

24.8K 1.8K 36
                                    

Hati itu layaknya sebuah kaca ketika hancur. Layaknya kaca, walau sudah berusaha diperbaiki dengan sempurna, hati itu masih menyisakan lubang.

.

.

Azella POV

Aku ada di mana? Mataku memandang sekeliling, tapi itu percuma saja. Aku tak bisa melihat. Tidak. Tempatku berada saat ini sangat gelap. Jangan tanya aku sedang berada di mana, karena aku sendiri tak tahu.

Satu hal yang kutahu adalah aku pasti sedang bermimpi. Aku masih bisa merasakan anggota tubuhku, mendengar deru napasku, tapi aku tak bisa melihat karena aku berada di kegelapan, kegelapan yang tak berujung.

Jiwa dan ragaku mulai merasa takut. Aku ingin segera bangun, aku ingin segera melihat mentari, aku ingin melihat pack, aku ingin melihat Alpha dan Luna, aku ingin melihat Ina, dan aku ingin sekali melihat ... Fero.

Aku rindu sekali memanggil namanya, aku rindu dengan senyumnya, aku rindu dengan kejahilannya, aku rindu pelukannya, aku rindu saat dia memanggilku Ella, aku rindu semua yang ada pada dirinya.

Aku tersentak kaget saat mataku sudah tidak lagi melihat kegelapan atau mungkin diriku yang di tarik dari kegelapan. Kini aku bisa menjabarkan apa yang tengah kulihat. Sebuah desa yang di dominasi oleh warna putih, salju-salju bertumpuk, dan aku bisa merasakan bahwa semua penduduk yang tinggal di tempat itu adalah werewolf.

Kakiku tanpa sadar melangkah mendekat dan semakin dekat dengan hirup piruk desa itu. Pakaian yang mereka pakai entah kenapa membuatku merasa kalau aku sedang berada di masa lampau. Jauh dari peradaban.

Aku berniat untuk bertanya pada siapapun yang kutemui, tapi ternyata aku bukanlah wujud nyata karena tubuhku menembus mereka semua, tidak terkecuali semua makhluk hidup dan benda mati.

"Perhatian, Hegoak Otso Zuri akan datang."

Aku menolehkan kepalaku pada seorang pria paruh baya yang barusan berteriak dengan lantang. Aku mengerti sebagian dari ucapannya, hanya saja siapa itu Hegoak Otso Zuri? Dan apakah itu sebuah nama atau julukan?

Sesaat aku mengira pastilah nama itu sangat terhormat bagi mereka karena saat ini semua orang tengah tersenyum seraya membuat sebuah pagar di sisi kanan dan kiri. Tak lama kemudian aku melihat 5 orang yang berjalan penuh dengan wibawa dan menunjukkan sosok bahwa mereka pantas di sebut sebagai pemimpin.

5 orang itu terdiri atas 3 laki-laki dan 2 perempuan. Persamaan kelimanya adalah kelimanya memiliki warna rambut yang sama yaitu putih atau lebih seperti perak.Yang laki-laki terlihat memakai jas berwarna putih tulang dengan model yang berbeda dan yang perempuan memakai gaun panjang berwarna putih salju.

Kini kulihat mereka berlima memisahkan diri untuk berbaur dengan masyarakat dan aku semakin yakin jika mereka adalah pemimpin di desa ini. Mereka sangat baik. Aku berpencar dari satu ke satu yang lain. Dan kini aku mendapatkan fakta bahwa mereka itu adalah saudara kandung.

Aku mungkin memang hanya seorang werewolf yang masih jauh dari kata normal, tapi aku bisa merasakan aura yang berbeda dari mereka.

Aura mereka bisa dibilang istimewa. Di balik semua itu aku bisa merasakan kekuatan besar yang meluap-luap, namun tetap stabil dan terkendali.

"Um ... Bosgarren boleh aku bertanya padamu?"

Aku memperhatikan seorang anak laki-laki yang pipinya memerah. Merasa terpanggil, salah satu dari dua gadis berambut putih itu berjongkok menyamai tinggi nya dengan anak laki-laki itu.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang