Chapter 24 | Satu langkah dengan Farhan

58.5K 5.3K 2.1K
                                    

Update tanggal : 23 September 2019

Jangan lupa follow instagram :

asriaci13

duniaaci

Now Playing | James Vickery - Something Good

Selamat Membaca Cerita Ineffable

Bagian Dua Puluh Empat | Satu Langkah Dengan Farhan

Ada hal yang tak bisa dijelaskan dari hubungan keduanya. Namun, seberapapun mereka berpura-pura tidak saling mengenal satu sama lain, sikap mereka tetap menunjukkan bahwa keduanya memiliki ikatan yang kuat.

***

SELEPAS pelajaran olahraga tadi pagi, membuat Trisha sedikit murung. Sebentar lagi akan diadakan test voli dan dia paling kurang dalam bidang olahraga terutama yang berhubungan dengan bola, kalau hanya sekedar lompat jauh dan lari, Trisha masih mendapatkan nilai yang bagus, tapi jika sudah berhubungan dengan bola, dia selalu mendapatkan nilai pas-pasan.

Bahkan saat ini, meskipun bel istirahat telah berbunyi. Dia tidak beranjak dari tempatnya untuk menuju kantin, fokusnya hanya ke arah net yang ada di depannya. Beberapa kali dia mencoba menserve bola agar melewati net, namun hasilnya nihil. Bola itu hanya terlempar tidak dari setengahnya.

Trisha memang payah. Dia terus memarahi dirinya sendiri. Dia menginginkan sempurna dari segala hal, mengapa satu pelajaran ini membuatnya stres dan kepikiran.

Pergelangan tangan Trisha sudah memerah, tapi dia tidak merasakan sakit. Entah sudah berapa kali dia menserve bola, namun tidak ada yang berhasil satu pun.

Selagi Trisha duduk selonjoran di pinggir lapangan, tiba-tiba sebuah rasa dingin menyentuh pipinya. Akibat hal tersebut membuat Trisha menoleh.

Sederet gigi putih Farhan terlihat jelas, secara alamiah Trisha menggeser duduknya dan berniat mengambil botol minum yang ditempelkan oleh Farhan ke pipinya. Tapi, Farhan lebih dulu membuka tutupnya lalu dia memberikannya kepada Trisha.

"Tangan lo sakit," ucap Farhan

Sudut mata Trisha melirik ke arah pergelangan tangannya. Lalu tersenyum sekilas.

"Teliti banget lo," cibir Trisha, lalu dia menegak minuman yang diberikan oleh Farhan, "Btw, thanks."

"Lo suka voli?" tanya Farhan

"Enggak. Gak sama sekali, lebih tepatnya terpaksa."

"Sesuatu hal yang gak dipaksa itu gak enak Ca."

Trisha mengangguk, "Ya... tapi gue gak mau nilai gue jelek di pelajaran olahraga."

"Remedial satu mapel mah gapapa sih Ca."

"Gue gak pernah denger kata remedial seumur hidup gue Han."

"Beda kasta sih, kalau ngobrol sama yang pinter mah."

Trisha terkekeh pelan, begitupula Farhan. Keduanya hanya mengangguk kecil dan menertawakan hal-hal yang sebenarnya tidak lucu sama sekali.

"Lo pinter kok Han, cuman kurang rajin aja."

"Pembelaan lo Ca." Farhan menoleh, dia melihat rambut Trisha yang tertiup oleh angin, menutupi sebagian wajahnya. Satu tangan Trisha menyampirkan helaan rambut yang tertiup oleh angin.

"Manis," ucap Farhan spontan.

"Hah?"

"Enggak, ini, minum, manis." Farhan mengacungkan minuman yang ada ditangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang