PROLOG

27.9K 3K 34
                                    

NOW PLAYING | LALAHUTA - Tunggu Apalagi

***

SELAMAT MEMBACA PROLOG INEFFABLE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA PROLOG INEFFABLE

Turuti saja semua maunya, maka dia akan diam.

***

"TICAAAAAAA Seragam gue di mana?"

Mendengar teriakan itu membuat Trisha mengeluh panjang, dia yang tengah memasangkan dasinya harus segera menghampiri orang yang baru saja memanggilnya dengan teriakan menggelegar tadi.

Trisha membuka pintu kamar Aagam yang tepat berada di samping kamarnya. Trisha membuka lemari Aagam lalu dia simpan seragam SMAnya di atas kasur.

"Siapin buku pelajaran gue," ucap Aagam, dia langsung mengenakan sergamanya di depan Trisha, namun Trisha benar-benar tak terganggu dengan hal itu karena telah biasa Aagam menyuruhnya seperti itu sejak dulu.

Setelah menyiapkan semua kebutuhan Aagam, Trisha berniat kembali ke kamarnya, namun Aagam menahan lengan Trisha.

"Apalagi Gam?" tanya Trisha

"Pasangin dasi gue!"

Tanpa membantah, Trisha langsung mengikatkan dasi Aagam dengan rapi. Berada di jarak sedekat ini dengan Trisha membuat Aagam tersenyum sinis, Trisha tak pernah membantahnya sama sekali dia selalu melakukan apapun yang Aagam pinta dan itu menyebalkan.

"Oh iya Tica, jangan sok kenal sama gue di sekolah ya."

Trisha mengangguk.

"Lo harus jaga jarak seenggaknya 10 meter dari tempat gue berada."

Lagi-lagi Trisha mengangguk.

"Kalau ada temen gue ke rumah, lo udah tau kan harus ngurung diri di kamar, jangan bersuara, pokoknya lo lakuin semua yang gue suruh waktu di SMP sama seperti sekarang setelah kita masuk SMA. Oke?"

Trisha mengangguk, tanpa menjawabnya.

"Lo bisu?"

"Iya Aagam, gue udah paham kok."

"Gue? Lo ngomong lo-gue sama gue?!" suara Aagam mendadak meninggi.

Ini cukup melelahkan. Tapi entah mengapa daripada membantah apa yang dikatakan oleh Aagam, lebih baik dia menuruti semua permintaannya. Karena, Aagam akan segera diam dan tidak banyak mengomel lagi. Lagipula Trisha pun tidak ingin terlalu dekat dengan Aagam selama di sekolah, karena kenyataannya mereka seperti berada di dunia yang berbeda.

"Maafin Tica, keceplosan tadi."

"Oke... Sana balik ke kamar lo."

Trisha meninggalkan kamar Aagam dan kembali ke kamarnya. Dia menyiapkan segala hal yang dia butuhkan di hari pertama masuk sekolah SMA setelah selesai MOS kemarin. Banyak hal yang dia pelajari di sekolah barunya, tentang tata tertib dan sistemnya. Trisha senang karena dia masuk ke sekolahnya dengan beasiswa, selama ini untuk membalas kebaikan keluarga Aagam kepadanya hanya dengan memberikan nilai-nilai yang sempurna dan Trisha tidak ingin membebankan keluarga Aagam.

Trisha turun ke lantai satu untuk sarapan, dia melihat Aagam sudah duduk di kursinya. Trisha sudah paham akan hal itu, dia langsung membakarkan roti untuk dirinya dan juga Aagam. Memberikan selai stroberi dan juga taburan keju untuk Aagam, Trisha menyimpannya di piring Aagam, dia juga menuangkan segelas susu ke gelas Aagam.

"Gam, kamu itu udah besar, masa semuanya harus disiapin sama Trisha sih," ujar Maminya

"Mi, Tica aja gak masalah, udah deh cuma kaya begini doang, belum aja Agam suruh Tica ngepel rumah setiap hari."

Papinya menggelengkan kepala, lalu dia menatap kepada Trisha. Mereka sudah menganggap Trisha seperti anak kandungnya sendiri, tanpa membeda-bedakan kasih sayangnya terhadap Aagam ataupun Trisha.

"Hari ini, hari pertama kamu jadi siswi SMA? Gimana? Gugup Tica?" tanya Papi-- (Tomi Affandra)

"Sedikit Om," jawab Trisha

"Kalau ada kesulitan dan ada apa-apa bilang sama Aagam ya," ujar Om Tomi

"Papi ini gimana, yang ada Aagam yang perlu bantuan Tica bukan Tica perlu bantuan Aagam," ralat Maminya yang tidak lain adalah tante Vero.

"Ish... Aagam selesai." Aagam berdiri dari kursinya, lalu dia melirik ke arah Trisha, "Cepet!"

Aagam pergi tanpa pamit terlebih dahulu, sementara Trisha seperti biasa pamitan terlebih dahulu kepada Om Tomi dan Tante Veronica. Biasanya Aagam pamit dan mencium pipi kedua orang tuanya, namun sepertinya mood Aagam pagi ini sudah rusak.

Selama di perjalanan menuju sekolah, Aagam tak henti-hentinya memasang wajas masam ke arah Trisha dan dia juga mengomel terus-menerus. Aagam mengingatkan Trisha jangan sampai ada orang yang tahu bahwa mereka tinggal satu rumah. Aagam tak mau berurusan dengan Trisha selama di luar rumah. Trisha paham akan hal itu, dia juga tidak ingin berhubungan dengan Aagam sama sekali.

Aagam menurunkan Trisha di halte dan cukup jauh dari gerbang sekolah barunya. Aagam tak mengatakan apapun setelah Trisha turun, dia langsung melajukan kembali mobilnya menuju sekolah.

Trisha hanya menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tak mengerti mengapa Aagam selalu saja bersikap kenakak-kanakan seperti itu.

***

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITA INEFFABLE

VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA KARENA 1 VOTE+1 KOMEN KALIAN SANGAT BERARTI UNTUK CERITA INI, AGAR TERUS MENDUKUNG DI AJANG KOMPETISI DI #GrasindoStoryInc

Jangan lupa baca cerita Kozles karya kak ainunnufus

Jangan lupa follow instagram :

aagamaffandra

trishaadhiyaksa

asriaci13

With love,

Aci istri sah dan satu-satunya Oh Sehun

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang