KESEMPATAN KEDUA - 21 : Itu Tadi Ciuman?

31.1K 3.1K 156
                                    

Repub tanpa edit 21/6/21

Kikan menatap mata yang mengerjap di depannya dengan lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kikan menatap mata yang mengerjap di depannya dengan lucu.

"Kelamaan Fer mikirnya."

Lalu Kikan memajukan wajahnya dan menyentukan bibir mereka. Ferdinand masih terdiam. Kikan memberikan kecupan-kecupan kecil sambil menutu matanya tetapi tetap tidak ada balasan dari lelaki itu. Usaha terakhirnya adalah dengan menyesap bibir bawah lelaki itu.

Sialnya tidak ada balasan juga. Kikan ingin memaki dirinya karena sudah dengan berani menawarkan pilihan ciuman pada lelaki itu. Tapi dia dengan sangat jelas menangkap tatapan mata pria itu.

Apa sekarang dia sudah tidak bisa menangkap kode orang lain lagi sehingga salah sangka dan membuatnya malu seperti sekarang? Sunggu dia ingin memaki dewi jalang yang bersemayan di tubuhnya saat ini karena dengan beraninya memberikan opsi cium atau dicium.

Kikan membuka matanya sambil memundurkan kepalanya. Ferdinand masih terus menatapnya.

"Itu tadi ciuman?" tanya lelaki itu dengan muka terkejutnya.

"Ck kayaknya aku masih perlu ngajarin kamu banyak hal deh kalo gini caranya kamu ciuman."

Lalu menghembuskan nafas tapi seringai dan kerlingan nakal tampak jelas di matanya. Lelaki itu memutus jarak yang sebelumnya diciptakan oleh Kikan setelah ciuman, ralat, kecupan. Tangannya memegang tengkuk Kikan memastikan wanita itu tidak kabur setelah memancing serigala keluar dari sarangnya.

Bibir Ferdinand menyapu bibir Kikan sejenak dengan lidahnya sebelum mengulum. Ferdinand melakukannya dengan perlahan seakan memberikan waktu bagi Kikan agar belajar.

Tapi demi apapun sekarang bukan waktu yang tepat untuk belajar!

Ferdinand mengulum bibir atas dan bibir bawahnya bergantian. Sesekali dia menciumi pipi dan rahang Kikan untuk memberikan waktu mereka menarik napas lalu kembali lagi kepada bibir yang selalu menarik perhatiannya itu.

"Buka bibirnya." ucap pria itu tepat di depan bibir Kikan sehingga bibir mereka bersentuhan pada setiap kata yang dia ucapkan.

Kikan yang masih linglung akibat ciuman itu langsung melaksanakan perintah Ferdinand. Lelaki itu kemudian memasukkan lidahnya dan bermain-main di dalam mulut Kikan. Tangannya yang sedari tadi menahan temgkuk wanita itu mulai turun ke arah pinggang dan memasukkan tangannya ke dalam kaos Kikan dan meraba kulit perut wanita itu secara langsung. Tepat seperti bayangannya. Halus dan membuatnya belingsatan.

Sedangkan Kikan sudah meraba rambut Ferdinand yang mencuri perhatiannya hari ini, rambut itu berantakan tapi justru menambah kesan seksinya. Jemarinya menyentuh helaian rambut itu kemudian turun untuk perlahan menyentuh seringan bulu menuju leher kemudian rahangnya.

Ferdinand masih asik memagut dengan perlahan bibir itu lalu berhenti ketika mendengarkan perut Kikan yang berbunyi nyaring. Ferdinand tertawa di tengah kecupannya.

"Seriously Kikan?" tanya pria itu tanpa menyembunyikan rona geli di wajahnya.

"Hey aku belum makan dari pagi!" wajah wanita itu memerah menahan malu karena perutnya tidak bisa diajak kompromi. Tetapi ketika menyadari bahwa Kikan mengganti kata 'saya' dengan 'aku' dia merasa senang.

Ayolah perut! Udah berapa lama imi ga deg-degan si hati, kok kamu malah bunyi!

"Segitu groginya ya mau kerumahku sampe belom makan?" lagi-lagi Ferdinand menggodanya yang di balas pukulan di bahu.

"Minggir aku mau makan!"

Pria itu kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur. Melihat isi kulkasnya "Nasi goreng aja gak apa-apa? Aku belum belanja jadi kulkas masih kosong."

"Kamu masak?" Kikan yang mengikuti dari tadi terkejut.

Ferdinand menoleh ke tempat beradanya Kikan lalu tersenyum, kali ini senyuman itu lebar mirip cengiran.

"Kan aku udah bilang mau nunjukin hal yang kamu gak tau dari aku. Selain aku sangat hebat dalam berciuman yang sudah kamu coba sendiri."

💕💕💕

B

AAANG MAAU BAAANGGG

Di tunggu komen dan bintang yg bikin semangaat hihi

Di tunggu komen dan bintang yg bikin semangaat hihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KESEMPATAN KEDUA [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang