KESEMPATAN KEDUA - 8

38.6K 3.1K 31
                                    

Repub tanpa edit 19/7/20
21/6/21

Setiap orang pasti pernah bermimpi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setiap orang pasti pernah bermimpi. Entah itu yang masih dapat digapai atau hal yang mendekati kata mustahil seperti menikahi oppa Taecyeon. Well, hidup bukan seperti novel, jadi hal itu sangat jauh dari kata dapat digapai. Bukan skeptis, hanya realistis.

Dan sekarang disinilah Kikan. Kikan tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan bertemu kembali dengan Tara. Sekelilingnya penuh dengan pasangan yang sekarang masih tampak mabuk kepayang. Garis bawahi, masih. Yeah right, sekarang hari valentine. Pantas di kantor para wanita memakai pink. Kikan tidak pernah merayakannya, bahkan mendapatkan bungapun tidak pernah dari si dungu mantan suami itu.

Tara tidak mengatakan apapun selain menanyakan Kikan mau memesan apa. Itu sudah lewat dari sejam lalu, bahkan makanan dan minuman kikan sudah habis sekarang dan Tara masih terus diam sambil memandang Kikan yang tentu saja membuat Kikan malu hingga dia memesan cheese cake lagi. Hei! Malu kan juga butuh anergi!

"Jadi, ada apa ya?" Kikan memutuskan untuk memulai pembicaraan sambil memakan cakenya. Tara yang tadinya sibuk dengan dunianya sendiri dalam diam mulai melihat kearahnya lalu tersenyum lagi.

"Tidak ada, saya dapat nomer kamu dari Sera dan dia berniat menjadi mak comblang antara kamu dan saya."

"Kamu setuju saja?"

"Susah menolak Sera, terlebih dia mempromosikan kamu secara terus menerus."

"Kamu tahu kalau kamu bisa saja mengatakan tidak dengan mudah kan?"

"Saya tidak mungkin menolak dia."

"wow, just wow. May I remind you that she already taken to my cousin?"

"You don't have to. I remember everything. Crystal clear."

"Ah, no wonder he became more protective when you around."

Lelaki itu hanya tertawa. Bedanya, kali ini tawa itu tidak menyentuh matanya. Mata itu terlihat sedih.

Kesadaran menghantam Kikan. Lelaki yang menarik pikirannya ternyata mencintai istri sepupunya.

Sulit bagi Kikan untuk tertarik setelah dia berpacaran dengan douche bag itu. Sekarang, sekalinya dia tertarik si lelaki ternyata mencintai wanita lain. Ini bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga lalu terlindas truk.

"Friend, then?" lanjut Kikan.

"Sure. With out benefit."

Kikan tergelak. "Absolutely with out benefit."

****

Kikan kini tengah berada di apartemennya setelah saling bertukar cerita dengan Tara. Lelaki itu pendengar yang baik. Tidak menyela. Benar-benar mendengarkan lalu memberikan respon di saat yang tepat.

Tentu saja yang di ceritakan baru hal-hal dangkal, Kikan tidak semudah itu percaya pada orang lain. Ketika Tara hendak mengantarkannya pulang Kikan menolak. Rumah mereka berlawanan arah, lagi pula mereka bukan berkencan. Dan, Kikan tidak mau berharap.

Tapi seperti orang bodoh, Kikan tersenyum ketika mengingat pria itu. Tapi pria yang mencintai wanita lain off limits bagi Kikan. Jika sekarang saja dia mencintai wanita lain, tidak menjamin dia akan bisa memprioritaskan Kikan di masa depan. Wanita tidak pernah suka berbagi. Dan hati Kikan tidak pernah selapang itu untuk berbagi prianya. Yang terutama, akan sulit bagi Kikan untuk mempercayai Tara jika mereka sampai berhubungan.

Dua pribadi dengan lukanya masing-masing.

Well, belum tentu juga Tara mau dengannya yang janda.

Kikan meringis mengingat hal itu dan juga bagaimana dia dengan gampangnya menawarkan diri menjadi teman Tara. Teman my ass, jelas Kikan merasakan hal lain.

Revisi 17/7/19

Revisi 17/7/19

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
KESEMPATAN KEDUA [FIN] Where stories live. Discover now