KESEMPATAN KEDUA - 12

30.7K 3.4K 156
                                    

Repub tanpa edit 23/7/20
21/6/21

Menunggu adalah hal sangat amat menyebalkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menunggu adalah hal sangat amat menyebalkan. Apa lagi menunggu kepastian atau menunggu kabar seseorang.

Kalian pasti pernah merasakannya kan?

Digantung begitu saja setelah meninggalkan kamu sehabis kalian berkencan? Akal sehat kalian pasti mengatakan untuk menyudahi saja perasaan itu. Tapi sejak kapan hati memakai akal sehat?

Kikan menghembuskan nafas kuat-kuat entah untuk yang keberapa kalinya. Lalu dia memandang gawainya. Melihat history chatnya dengan seseorang yang tidak bertambah sampai terakhir kali mereka bertemu.

Kikan membenci hal ini. Dia seperti menunggu tanpa kepastian sedangkan hubungan saja tidak ada diantara mereka. Hanya sekali jalan bersama. Kikan ingin tahu hal urgent apa yang membuatnya ditinggalkan. Apakah lelaki itu baik-baik saja? Kikan terlalu gengsi untuk menghubungi lelaki itu duluan jadi dia menghabiskan seminggu ini dengan rasa penasaran yang menggerogoti dirinya.

Kikan membereskan barang-barangnya lalu bergegas keluar coffee shop itu. Anak-anak adalah obat terbaik dari rasa gundahnya dan entah kenapa dia merindukan si kembar.

****

"Tante Ikan!"

Suara si kembar kecil menggelegar ketika melihat Kikan masuk jangan lupakan tumbuh gembil itu yang terlihat berlomba untuk lebih cepat sampai pada Kikan lalu menubruknya hingga hampir terjatuh.

Satu bocah gembil ini saja sudah cukup berat apa lagi dua? Tapi hal itu menghangatkan hati Kikan. Bau yang Kikan suka. Bau khas minyak telon.

Sang ibu berjalan dengan anggun di belakang si kembar kecil.

"Kikan! Kenapa ga bilang mau kesini?"

"Iya Mba, tiba-tiba kepikiran mau lihat si kembar gembil sama kembar gede hehe"

"Aga sama Ata baru balik bentat lagi dari sekolah ada les musik. Bentar lagi paling sampe. Masuk dulu yuk."

"Mba keliatan pucat, ada apa Mba?"

"Oh kemaren habis dirawat di rumah sakit. Demam berdarah, lagi rame banget sekarang. Tara gak cerita?"

"Enggak."

"Walah, padahal pas kemaren aku minta tolong dia terus nemenin aku di RS dia cerita lagi jalan sama kamu. Mas-mu lagi keluar kota makanya Mba bingung mau minta tolong ke siapa. Maaf ya Mba jadi ganggu kencan kalian."

Ucap wanita itu memelas.

"Oh iya nanti Tara akan kesini. Kamu tunggu aja ya, nanti pulang sama dia aja atau nginep sini. Si kembar kangen banget sama kamu."

Ujarnya masih dengan senyum.

"Sorry Mba, something comes up. Aku harus pergi sekarang, salam buat Aga dan Ata ya."

Ini sudah batas akhirnya. Ketika dianggap tidak penting adalah hal terakhir yang dia inginkan. Menyembuhkan orang yang tidak ingin di sembuhkan adalah hal yang tidak mungkin. Jadi dia memilih menyerah.

###
Sungguh voment membuat semangat berkobar 😂

Beberapa part di private, jadi follow dulu yaa 😁

revisi 17/7/19

Dua cerita ini udah tamat dan lengkap. Buat yang mau baca bisa ke cerita itu yaa

 Buat yang mau baca bisa ke cerita itu yaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
KESEMPATAN KEDUA [FIN] Where stories live. Discover now