KESEMPATAN KEDUA - 18

28.7K 3K 89
                                    

Repub tanpa edit 23/8/20
21/6/21

Repub tanpa edit 23/8/2021/6/21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku...tidak tahu kamu bisa bermain gitar." suara Kikan memecah keheningan di mobil itu. Pria itu menoleh dan tersenyum.

"Karena aku tidak pernah mengatakannya, kamu harus sering-sering ada di dekatku buat tahu hal-hal lain yang tidak kamu ketahui karena aku lebih suka menunjukkan dibanding menceritakan." Lelaki itu lalu mengalihkan tatapannya lagi ke jalan raya yang tampak ramai dimalam minggu.

Tidak ada audio yang menemani perjalanannya, ketika Kikan bertanya apakah pria itu tidak suka musik ketika menyetir jawabannya benar-benar membuat Kikan tidak bisa berkutik.

"Aku terlalu banyak mendengarkan kebisingan, hal-hal tidak perlu yang bahkan aku rela membayar lebih untuk tidak mendengarkan. Kesunyian bersamamu merupakan hal yang menyenangkan, bukan, bukan berarti aku tidak suka mendengarkanmu, i really love your stories, the way you talk tapi terkadang ketika kamu tidak ingin bercerita dan hanya ada kesunyian itu tetap terasa nyaman. Aku mencari wanita yang bisa memberikan rasa nyaman ketika kesunyian datang."

Ada jeda ketika Ferdinand selesai mengatakan hal itu. Kemudian Kikan sadar dari keterpanaannya dan melanjutkan obrolan mereka.

"Smooth talker, pantas saja list mantanmu panjang."

Lelaki itu hanya tertawa renyah.

"Aku harap kamu yang terakhir."

Ingatan itu berkelebat di kepala kecil Kikan. For the first time in forever someone treat her right, bahkan mantan suami sialannya itu tidak pernah berkata manis seperti itu.

Merasa dibutuhkan setelah dicampakkan adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada Kikan. Ferdinan membuatnya merasa dibutuhkan dan dia menyukainya.

Tapi Kikan terus mengingatkan dirinya bahwa Ferdinan adalah playboy dengan segudang pengalaman, jadi kata-kata seperti itu pasti sudah sering diucapkannya.

"Lalu apa lagi alat musik yang bisa kamu mainkan?"

Pria itu tampak berpikir sejenak, "Piano dan gitar yang sudah lama aku mainkan tetapi dulu sempat belajar drum dan biola."

Percakapan itu terhenti ketika mereka sampai di parkiran apartemen Kikan. Mereka berjalan bersisian menuju lift dalam diam. Kikan dengan semerawut di pikirannya dan Ferdinand yang tampak sangat menikmati kesunyiannya.

Ketika sampai di depan pintu apartemen Kikan, wanita itu meragu sejenak ketika membuka pintu, lalu berbalik badan dan menatap pria yang berdiri di belakangnya.

"Mau mampir sekedar minum teh atau kopi?"

🔥🔥🔥

Geregetan jadinya geregetan~~~

17/7/19

17/7/19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KESEMPATAN KEDUA [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang