17

1.1K 58 0
                                    

Sebesar apapun Iqbaal berusaha untuk tidak menemui (namakamu), tetapi tetap saja hatinya tidak bisa menunggu lagi. 
Mereka memang sedang menjalani hubungan close as strangers, tapi tidak ada salahnya kan jika berkomunikasi sekali-kali? setidaknya berkomunikasi dengan suasana awkward dan jauh dari candaan.
Seperti halnya saat pulang sekolah ini. Iqbaal sengaja keluar dari kelas dengan terburu-buru, ia menuju lahan parkir atau lebih tepatnya menuju mobil BMW merah di lahan parkir.
Meski Iqbaal tahu bahwa kemungkinan besar gadis itu akan datang bersama Aldi, karena semakin hari mereka sudah semakin akrab.
Iqbaal tidak bisa menghindari rasa cemburunya. Saat ia melihat (namakamu) berjalan ke arah mobilnya dengan Aldi, pria itu langsung menarik nafasnya dalam-dalam. Ingin rasanya Iqbaal menendang tubuh Aldi sejauh yang ia bisa. Ia tidak suka karena pria itu adalah alasan bagi (namakamu) untuk tersenyum saat ini.
'Please stop this game...' ucap Iqbaal dalam hati.
(namakamu) yang tidak sengaja melihat Iqbaal berdiri di depan mobilnya, segera saja menjauhkan diri dari Aldi. Bukan karena takut Iqbaal cemburu, tapi karena takut pria itu tidak mempercayainya bahwa ia tetap mencintai Iqbaal. 
Ya, tentu saja (namakamu) mencintai pria itu dalam lingkup close as strangers ini. Semuanya belum bisa kembali seperti semula sampai Iqbaal dan (namakamu) berhasil meyakinkan satu sama lainnya.
"Eh, Iqbaal." sapa (namakamu) canggung.
Iqbaal membalasnya dengan senyuman canggung juga. Sementara itu Aldi hanya menatap keduanya dingin dan wajahnya terlihat tidak bersahabat dengan Iqbaal.
"Ada yang pengen gua omongin sama lo..."
"Berdua aja." lanjut Iqbaal sebelum (namakamu) mengucapkan apa-apa.
Aldi menyingkir dengan sendirinya. "Gua pulang duluan, (namakamu)." ucapnya seolah tidak memedulikan Iqbaal juga ada disana.
"Hati-hati, Ald. Sampe ketemu hari minggu!"
"Ya." 
(namakamu) kembali menatap badger boy di hadapannya itu. Hampir seminggu penuh ia tidak lagi mata hitam yang dulunya selalu jahil itu. 
Sudah lama tidak menatap bibirnya yang selalu basah dan mengingatkan gadis itu pada ciuman pertama mereka. Dan yang pasti... sudah lama gadis itu tidak merasakan Iqbaal menyentuh lengannya.
Iqbaal terlihat mengode dengan matanya agar mereka berpindah ke tempat yang lebih sepi seperti di belakang mobil. Pria itu hanya mengode dengan lirikan, padahal (namakamu) menginginkan Iqbaal menarik tangannya dengan raut wajah gemas.
'Tapi sayangnya, lo ga bakal ngelakuin itu karena kita cuma close as strangers, Baal.'
"(namakamu), jangan buang waktu. Lo tau kan kalo obrolan kita ini cukup penting? Ayo pindah tempat."
"Okay..."
"Gua minta maaf karena gua ga mau narik tangan lo, (namakamu)." ucap Iqbaal sembari melangkah lebih dulu ke arah belakang mobil.
(namakamu) yang mengikutinya dari belakang hanya bisa menghela nafas. 
"Gapapa, lagian gue ga mau kita berdua gagal ngeyakinin hati masing-masing, kalo belum apa-apa aja udah nyerah buat nyelesain tugas."
"Salah satu tugasnya ya, cukup close as strangers diantara kita berdua."
"Gua rasa gua mau minta satu keringanan sama lo."
"Keringanan apa, Baal?"
"Gua mau kita jadi strangers yang masih bisa komunikasi diluar jam sekolah, (namakamu). Gua ga bisa nahan lagi untuk ga nyari tau kabar lo kalo kita lagi ga di sekolah."
"Tapi Baal, kalo kita tetep komunikasi di luar jam sekolah... itu ngelanggar hukum close as strangers."
"Dimana-mana, orang asing itu jarang mau komunikasi sama orang asing lainnya. Apalagi lewat SMS, DM, Chat, atau medsos apapun itu."
Iqbaal mendengus frustasi, ia menyenderkan tubuhnya ke bagian belakang mobil. Ia sudah menyangka bahwa gadis di hadapannya ini akan menolak permintaannya. 
Tapi Iqbaal tidak bisa untuk tidak berkomunikasi dengan (namakamu) lewat jalur selain pertemuan. Setahu Iqbaal, orang asing tetap bisa mengirimi pesan pada orang asing lainnya bukan? Kenapa Iqbaal tidak bisa melakukan itu pada (namakamu)? lagipula mereka hanya menjadi orang asing sementara.
(namakamu) jelas tahu Iqbaal kecewa. Namun mau bagaimana lagi? (namakamu) takut jika mereka berdua sering berkomunikasi diluar sekolah seperti dulu, yang ada hubungan mereka kembali lagi. 
Steffi yang masih belum sembuh, yang bisa mengancam dirinya setiap saat. Dan Kiki yang akan sangat kecewa dengan (namakamu), karena gadis itu membatalkan rencana untuk membuat Aldi ramah seperti dulu. 
Disini, yang terpenting adalah (namakamu) ingin mengetahui apakah Iqbaal masih memainkan perasaan orang lain, atau memang sudah benar-benar mencintainya.
"Kalo gue boleh tau, apa alesannya lo mau kita komunikasi diluar sekolah gitu?"
"Alesannya penting, tapi gua gabisa kasih tau lo sekarang." Iqbaal mencoba untuk tidak menatap mata gadis itu dalam-dalam.
"Percaya sama gua kalo alesannya emang penting, (namakamu). Kalo seandainya lo ga mau komunikasi sama gua, biarin gua aja yang komunikasi sama lo. Biarin gua aja yang sibuk SMS-in lo tanpa perlu lo bales."
"Cuma SMS dan ga lebih, okay?"
"Okay!!! Gua janji cuma lewat SMS. Itupun isinya penting, bukan SMS kayak yang dulu-dulu."
"Jangan salahin gue kalo gue ga bales SMS lo. Lo tau kan gue juga punya tugas untuk buat Aldi kembali kayak dulu? Dan lo--"
Iqbaal tersenyum tipis. "Tugas gua udah 45% dijalanin. Lo ga bakal nunggu lama lagi, kita pasti bisa ngeyakinin hati masing-masing dalam waktu cepet. Gua harap lo ga lupa sama gua."
(namakamu) menahan sudut bibirnya untuk tersenyum manis, jadi ia hanya melemparkan senyum miring dengan tatapan dingin. Walaupun sakit dan sulit melakukannya di depan orang yang ia cintai.
"Gue usahain. Tapi kalo lo ketauan masih mainin hati cewek lain dibelakang gue, gue ga akan segan-segan untuk ngakhirin semua ini."
"Ngakhirin hubungan dan cinta gue buat lo, sekaligus ngejadiin lo 'strangers yang sebenernya'"
Pria di hadapan (namakamu) menyunggingkan fake smilenya. Ia merasakan dadanya cukup sesak mendengar ucapan (namakamu) barusan. Iqbaal tidak bisa membayangkan hubungan mereka benar-benar berakhir sebagai orang asing. 
Bahkan, pria itu tidak bisa membayangkan jika gadis itu tidak mencintainya lagi.
'Perlu gua tegasin kalo gua bener-bener cinta lo? GUA CINTA LO SELALU, (NAMAKAMU). Lo denger itu?' batin Iqbaal berteriak gemas.
"Baal, sejujurnya..." (namakamu) menurunkan pandangan ke tanah yang dipijaknya. "gue udah kang--"
"Gua janji bakal buat lo yakin banget kalo gua emang cinta sama lo. Gua emang ga bisa nunjukkin betapa cemburunya gua liat lo sama Aldi."
"Tapi asal lo tau kalo gua juga lagi berusaha. Berusaha untuk ngebuat Steffi sembuh dan ga nyakitin lo sedikitpun, berusaha untuk ngubah sifat buruk gua sebagai badger boy..."
"Dan berusaha untuk buat hati gua sendiri yakin kalo lo ga akan berpaling."
Iqbaal menatap (namakamu) dengan senyuman yang cukup manis, ia menepuk udara disekitar bahu (namakamu). Ia berpura-pura menepuk bahu gadis itu, meskipun tidak mengenainya sama sekali.
"Gua kangen. Dan gua benci banget sama lo, (namakamu). Sampe ketemu lagi sebagai... 'calon sepasang kekasih'"
***
Iqbaal : 'Mungkin SMS dari gua ga penting buat lo, tapi ini penting bagi gua. Gua tau hari ini date pertama lo sama Aldi.'
Iqbaal : 'Inget gua yang lagi berusaha buat lo yakin, (namakamu).'
Iqbaal : 'Gua tau lo baca, tapi males bales. Bales satu huruf aja bisa kan?'
Iqbaal : 'URGENTTT! Gua harus take vocal dulu, say goodluck for meehhh? '
(namakamu) tersenyum sendiri saat membaca pesan dari pria menyebalkan itu. Ini yang dia anggap penting? Ah tentu saja penting karena (namakamu) jadi punya pegangan agat tidak berpaling dengan pria yang duduk di sebelahnya ini. Aldi.
First Dating yang indah karena dilakukan dipertengahan pagi dan siang. Sejujurnya terasa indah karena Iqbaal ikut menghiasi pagi ini lewat pesannya pada (namakamu). 
Gadis itu memperhatikan ponselnya sekali lagi, berharap pesan itu masih terus berlanjut. Ia tidak memikirkan Aldi yang sudah lelah memegangi dua cone ice cream di hadapannya.
"(namakamu)! Lo tadi minta es krim pagi-pagi, pas udah gua beliin kayak gini, malah dikacangin!"
Gadis itu sepertinya tidak mendengar, karena tangannya masih sibuk merefresh pesan di ponselnya.
"Atau es krimnya gua balikin ke tukangnya aja?"
"(namakamuuuuu), lo denger ga sih?"
Aldi mendengus sebal karena gadis itu tetap tidak menghiraukannya. Sampai akhirnya setetes es krim cair itu jatuh ke atas celananya. Aldi memutar bola mata, ia memang tidak pandai bercanda, namun ia rasa yang satu ini bisa membuat (namakamu) sadar dari dunia ponselnya.
Pria itu berdeham sejenak. "(namakamu), lo mau gua garukkin punggung lo lagi, hah?"
"Cepet ambil es krimnya dari tangan gua atau gua bakal garuk punggung sampe paha-paha lo!"
Iqbaal : 'Lo jahat, gua benci lo grin emotikon*gausah dibales, yang penting lo tau kalo disini gua mikirin lo* Semangat untuk diri gua sendiri yeay!
(namakamu) : ' smile emotikon '
'Gue gatau lo take vocal buat apa. Tapi kalo seandainya itu buat cover lagu terbaru lo, gue harap lo dedicate that song for me. Gue jauh lebih benci lo, Baal.' jawaban (namakamu) dari semua pesan Iqbaal hanya tersimpan rapi di hatinya.
"ASTAGA! DITEMUKAN GADIS CANTIK BERNAMA (NAMAKAMU) DENGAN CIRI FISIK SEMPURNA TAPI SAYANG... BUDEGNYA SETENGAH MATI!"
***
"Jadi, kakak ga berhasil?"
Iqbaal mengangguk lemah. "Mungkin belum waktunya untuk--"
Steffi tersenyum hangat seraya mengusap punggung kakaknya. 
Ingat! ia mencoba menjadi adik yang baik yang menguatkan kakaknya. Bukan untuk membuat Iqbaal mencintainya balik. Steffi sudah lelah dengan brother complex yang dialaminya, itu hanya membuatnya buta bahwa laki-laki masih banyak di dunia.
"Kak, aku tau kok kalo kakak kecewa. Tapi percaya deh, suara kak Iqbaal kan bagus, belum lagi bisa main gitar, dan ganteng. Masih banyak kesempatan lain, cuma waktunya aja belum tepat."
"Sebenernya kan aku belum selesai ngomong, Steff."
"Oh iya." Steffi menggaruk tengkuknya sendiri. "kalo gitu ya lanjutin hehe"
"Tadi tuh aku mau bilang..."
"Bilang?" 
Iqbaal menaikkan sebelah alis, membuat Steffi penasaran dengan ucapannya yang menggantung.
"Bilang kalo, mungkin belum waktunya untuk nolak diajak tour bareng band rockidz ke lima kota besar luar Jakarta!" suara Iqbaal makin meninggi. "aku berhasil, Steff! Berhasil!"
Tiba-tiba Steffi ikut histeris sendiri. Ia membuka mulut terkejut tanpa suara. Dan Iqbaal langsung memeluk adiknya itu dengan bahagia. 
Hatinya terasa melompat jauh lebih tinggi sekarang, sebelumnya Iqbaal tidak pernah bermimpi menjadi seorang penyanyi solo.
Iqbaal menatap adiknya yang menangis haru. Cukup banyak terima kasih pada Steffi karena gadis itu menyetujui panggilan dari SonyMusicIndo sebelum menanyakan keputusan Iqbaal. Itu artinya Iqbaal akan segera pergi meninggalkan Jakarta.
Meninggalkan Steffi agar gadis itu menghapus cinta untuknya sedikit demi sedikit. Meninggalkan (namakamu) dengan kepercayaan yang telah ia berikan sepenuhnya. Iqbaal tidak akan lupa untuk mengirimi gadis itu pesan setiap malamnya. Ia ingin membuat (namakamu) merindukannya suatu hari nanti.
"Big congratulations, brader!"
'Dia nyebut gua brader... berarti Steffi udah mulai bisa nerima kalo gua cuma kakak laki-lakinya.'
"Aku bakal kangen banget sama kamu, Steff! Aku bakal kangen kasur, kangen rumah, kangen om Pat!"
'Dan kangen (namakamu) pastinya.' lanjut Iqbaal dalam hati.
"Kita harus kasih tau kabar baik ini ke om Pat! Dia pasti bakal seneng ga karuan karena dari dulu dia pengen punya anak yang bisa nyanyi! Bahkan kak Iqbaal udah dikontrak jadi soloist pembuka di konser band terkenal! Ahhhh ga nyangka!"
"Iya, iya. Tapi boleh aku minta satu janji ke kamu?"
Steffi mengangguk dengan cepat. Saat ia ikut bahagia seperti ini, ia tidak bisa menolak permintaan kakaknya lagi. Yang Steffi mau hanyalah melengkapi kebahagiaan Iqbaal hari ini. Meskipun mereka berdua jadinya membolos sekolah, karena kecapekan di markas khusus SonyMusicIndo di hari kemarin.
"Beneran mau janji kan?"
"Pasti, kak."
Iqbaal menarik nafas panjang. Ia menatap mata adiknya dalam-dalam, berharap ucapannya ini tidak terdengar menyakitkan untuk Steffi.
"Janji sama aku untuk move on ke cowok lain. Gunain waktu selagi aku konser, jangan nunggu sampe aku balik dan kamu baru mau move on. Kamu bisa janji untuk itu?"
Selama lima detik Steffi memikirkan ucapan kakaknya dalam diam, dan sedetik kemudian dia langsung mengangguk. 
Meski agak ragu, Steffi yakin ia bisa move on demi kebaikan kakaknya. Steffi tahu bahwa sudah waktunya ia membuka mata dan hati secara bersamaan dan selebar-lebarnya.
"Aku bisa ngejanjiin hal itu asalkan, ada satu syaratnya."
"Apa? apa?"
"Syaratnya... kakak harus tetep inget kalo aku ini selamanya jadi adik kakak. Dan janji sama aku untuk ga pernah nangis karena cinta ataupun cewek. Bisa?"
Iqbaal menghembuskan nafas dengan lega.
"Aku sayang kamu, Steff--adik terbaik yang pernah Tuhan berikan buat aku."
***
Iqbaal : 'Sekarang lo tau kenapa gua pengen tetep bisa SMS lo kan?'
Iqbaal : 'Yap! Bener! Itu karena gua sama lo udah terpisah ribuan kilometer sekarang. Lo di Jakarta, dan gua di Yogyakarta.'
Iqbaal : 'Maaf ga ngasih tau soal konser ini. Yang jelas, gua tetep benci sama lo kiss emotikon
Iqbaal : 'Ya ampun itu salah emot. Harusnya gini ---> hahaha'
(namakamu) merasakan pipinya menghangat. Bukan karena SMS dari Iqbaal, melainkan dari... video di layar laptopnya. 
Disana ia sedang membuka youtube dan mencari konser pertama Iqbaal di Yogyakarta itu. Badger boy itu tampan, tapi ia tidak bisa memakai pakaian yang normal.
Pria itu mengenakan kemeja putih bertuliskan badger yang memenuhi seluruh bagiannya. Dilapisi oleh jas biru dongker dan dasi kupu-kupu hitam polos. Sepatunya sama seperti personil rockidz lainnya. Tapi celananya... sungguh. Iqbaal Hot sekali.
Ia mengenakan jeans ketat yang bagian lututnya memang dirobek beraturan. Setiap kali pria itu berjalan dari sisi ke sisi lain panggung, penonton terlihat salah fokus namun tetap berteriak. 
Tidak meneriakan namanya, melainkan meneriakkan...
"Resletingnya kebuka woy!"
Dan (namakamu) pun tahu. Ia harus membalas salah satu pesan Iqbaal kali ini. Ia tidak kuat untuk menahan tawanya sendirian.
(namakamu) : 'Baal, i think i miss your Little Boy so baddddd. Gue benci lo lagi, terus, dan selamanya smile emotikon '
Iqbaal : 'Alien, please vidcall sama gua. Ada hal penting yang mau gua tunjukkin ke lo!'
Iqbaal : 'Kalo lo mau tanya hal apa... gua bakal jawab.'
Iqbaal : 'Hal itu adalah... dibelakang gua anak-anak rockidz lagi ngecover dance TMB. Dan lo tau darimana inspirasinya?'
Iqbaal : 'Dari gua. Karena lo tau? saking kangennya gua sama lo, gua ngedance TMB sendirian di kamar dan ternyata anak rockidz ngintipin dari pintu. S.H.M.I.M.Y.B.'
(namakamu) : 'S.H.M.I.M.Y.B?'
Iqbaal : 'See How Much I Miss You Baby kiss emotikon '

Bersambung...

Sweet Bad DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang