EMPAT PULUH TUJUH

8.7K 310 2
                                    

Kemarin, adalah hari yang melelahkan bagi seorang Alecia. Mengikuti acara adat 7 bulanan untuk memperingati usia janinnya adalah hal baru untuknya. Memang menyenangkan, tetapi juga melelahkan baginya.

Mulai dari siraman, dan acara lainnya Alecia dan Raffali jalankan. Mereka hanya mematuhi apa yang orang tua mereka katakan. Dan tepat saat acara selesai, Alecia merebahkan badannya diatas ranjang milik Raefal dulu.

Jam tepat menunjukkan pukul 24:00, dan Alecia masih terlihat tertidur dengan pulas. Sedangkan Raefal terlihat sudah terbangun dari tidurnya karena suara alarm di ponselnya berbunyi.

"Birthday my wife"

Tulisan itu tertera pada alarm ponsel Raefal. Raefal pun meraih ponselnya dan mematikan suara nyaring tersebut.

Raefal memiringkan badannya, melihat Alecia apakah ikut terbangun atau tidak. Raefal tersenyum saat melihat wajah pulas Alecia.

"Kasihan banget, pasti capek seharian udah dibuat sibuk." Ucap Raefal dengan mengalihkan helaian rambut Alecia yang menutupi wajah pulsanya.

"Mau bangunin, tapi kasihan. Gimana dong?" Lanjut Raefal.

Pandangan Raefal pun turun kearah perut besar Alecia. Entah mengapa, setiap kali Raefal melihat perut besar Alecia, ia selalu tersenyum. Rasanya bahagia bisa mengikuti perkembangan pesat bayi yang dikandung Alecia. Dan semoga ia bisa terus membesarkan anaknya bersama Alecia.

Raefal pun bangun dan mendekatkan wajahnya kearah perut Alecia. Ia mengusap lembut diatas perut Alecia.
"Kok papa jadi kangen kamu sih." Ucap Raefal disela-sela usapannya.

Raefal pun akhirnya bangkit dan mengambil sesuatu di dalam laci nakasnya. Setelah mendapatkan barang tersebut, Raefal kembali duduk menghadap perut besar Alecia.

Raefal mengeluarkan barang tersebut dari dalam boxnya. Dan terlihat, Raefal membuka sedikit baju Alecia untuk mengoleskan sesuatu disana. Setelahnya, Raefal menempelkan barang tersebut dan mengarahkannya ke telinga.

Mulut Raefal terangkat begitu lebar saat bisa mendengar suara detak jantung bayinya. Di dalam perut saja sudah membuatnya amat sangat rindu, bagaimana saat ia lahir?

"Thanos nya papa, apa kabar?"

Raefal tertawa pelan saat menyadari ucapannya tadi. "Kalau kamu besar nanti tahu, pernah papa panggil Thanos, jangan marah ya." Lanjut Raefal.

Sudah hampir 30 menit Raefal mengajak anaknya berbicara seperti ini. Ini adalah obat mujarab untuk menghilangkan stress dan kangen.

Raefal pun sudah mulai mengantuk, ia segera merapikan barangnya tadi, setelahnya segera ikut berbaring disamping Alecia.

Sebelum memejamkan matanya, Raefal sempat mencium kening Alecia dan berbisik. "Happy birthday love,"

°°°°

Raefal mengeliat nyaman diatas ranjangnya, ia merasa terusik karena cahaya yang menembus matanya.

Perlahan tapi pasti, Raefal membuka matanya dan melihat ada Alecia disana yang sedang merapikan gorden.

Pemandangan pagi ini yang selalu ia suka. Tidak ada yang lebih indah dibandingkan melihat wajah orang yang dicintainya.

"Good morning." Ucap Raefal dengan turun dari ranjangnya dan berjalan mendekat kearah Alecia.

Stay With Me, My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang