TIGA

16.3K 533 31
                                    

Mianhae, Typo bertebaran☺
Jadi, kalo baca diharapkan fokus.
Happy Reading💘
.
.
"Yang lebih bernilai dari sebuah janji bukanlah kata-kata, tapi sebuah tindakan" Alecia Adara Camron.
.
.

Malam ini, Raefal dan Alecia lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama. Mereka berjalan di sekitar taman komplek rumah Alecia. Disana sangat ramai, banyak anak kecil yang sedang bermain dan banyak juga orang yang berjualan.

Raefal menggandeng tangan Alecia, mereka tampak serasi. Orang yang tidak mengenal mereka, akan mengira kalau mereka adalah pasangan suami istri. Karena mereka sangat lengket.

Raefal dan Alecia memilih untuk duduk dibangku taman. Dan dihadapan mereka duduk juga ada tempat bermain untuk anak-anak kecil.

 Dan dihadapan mereka duduk juga ada tempat bermain untuk anak-anak kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada yang berbicara diantara Raefal maupun Alecia. Mereka menikmati ramainya taman komplek dan juga semilir angin malam.

Tiba-tiba saja Raefal melepas jaket jeansnya yang berwarna hitam, lalu ia taruh di paha Alecia. Malam ini, Alecia memakai kaos panjang berwarna putih, dan memakai celana jeans pendek setengah paha. Raefal Tahu, angin malam sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatan.

Alecia mengalihkan pandangannya kearah Raefal yang sedang membenarkan letak jaketnya diatas paha Alecia.

"Aku tahu kamu kedinginan. Lain kali, aku ngga mau lagi liat kamu keluar pake celana sependek ini." ucap Raefal dengan menatap Alecia dari bawah.

Mata mereka bertemu saat ini. Dan jarak antara mereka juga dekat, sampai Raefal bisa merasakan hembusan nafas Alecia. Entah, daya pikat Alecia semakin kuat bagi Raefal. Karena, meskipun mereka berjauhan Raefal sama sekali tidak mempunyai niatan untuk berselingkuh atau menduakan Alecia. Bagi Raefal, mendapatkan Alecia sudah lebih dari cukup.

Raefal pun semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Alecia. Raefal memejamkan matanya.
Cup...

Raefal mencium sekilas bibir mungil Alecia, sebelum ada bola yang menggangu ciuman mereka. Tiba-tiba saja ada bola yang mengenai kaki Raefal, dan dengan cepat Raefal melepaskan ciumannya.

Terlihat di ujung sana, ada anak kecil yang sedang ingin mengambil bola tersebut dari tangan Raefal.

Raefal pun berjalan untuk menghampiri anak kecil tersebut, meninggalkan Alecia sendiri. Setelah Raefal menghampiri anak kecil tersebut, lalu Raefal berjongkok dihadapan anak kecil tersebut.

"Maapin Eja ya om." lirih anak kecil tersebut.

Raefal tersenyum sambil mengusap kepala anak kecil tersebut dengan lembut.
"Eja mau main bola sama om?" tanya Raefal yang membuat anak kecil yang sebenarnya bernama Reza itupun mengangguk semangat.

°°°°

'Alecia POV'

Saat ini, aku bisa melihat Raefal bermain bersama anak kecil di sana. Sebenarnya, aku marah padanya karena meninggalkan ku sendirian begitu saja. Tapi itu semua sudah hilang, saat aku bisa melihat Raefal bermain bersama anak kecil.

Pemandangan baru yang pernah ku lihat, ternyata Raefal sangat menyukai anak kecil. Aku tersenyum saat melihat Raefal sedang tertawa gembira bersama anak kecil tersebut.

Tidak lama setelah itu, aku melihat Raefal berjalan menghampiriku saat anak kecil tersebut sudah bersama dengan ibunya.
"Senyum mulu. Nanti kalo ada cowok lewat terus liatin kamu, bisa berantem dia nanti sama aku." ucap Raefal dengan duduk disamping ku.

Aku melihat kearah Raefal dengan sinis. "Possesive banget sih." ucap ku.

Raefal mengacak rambutku gemas.
"Biar calon istri ngga hilang." ucapnya dengan tersenyum kearahku.

°°°°

'Author POV'

Raefal dan Alecia kembali berjalan-jalan di sekitar taman karena Alecia mulai bosan. Mereka berjalan kesana dan kemari, sampai akhirnya berhenti disebuah ayunan.

Alecia mendekat kearah ayunan tersebut, lalu menduduki ayunan tersebut. Sedangkan Raefal berjalan kearah belakang Alecia, dan mulai mendorong ayunan tersebut dengan pelan.

"Aku besok balik ke LA." lirih Raefal dengan terus mendorong ayunan yang di naiki Alecia.

"Padahal, baru sehari kamu pulang." ucap Alecia dengan raut wajah sedihnya.

Raefal beranjak pergi untuk berdiri di hadapan Alecia. Raefal tahu, kalau Alecia saat ini sedang memasang raut wajah sedihnya.
"I'm sorry dear. Lagi banyak yang harus di urus, karena aku sekarang lagi ngerjain skripsi." ucap Raefal dengan menangkup pipi Alecia dengan kedua tangannya.

Alecia menurunkan pandangannya, ia lebih memilih untuk menatap aspal daripada harus menatap wajah Raefal. Karena itu hanya membuatnya sakit.

"Akhir-akhir ini kamu juga jarang balik ke Indo. Kenapa?" lirih Alecia dengan terus menatap aspal.

"Aku udah bilang sama kamu, aku lagi nyelesain skripsi biar bisa cepat lulus sayang. Biar semua beban LDR kita cepat selesai." ucap Raefal dengan menggengam tangan Alecia dengan sebelah tangannya.

"Serius?" lirih Alecia.

Raefal memegang dagu Alecia, dan menaikkan pandangan Alecia supaya mau menatapnya.
"Kamu masih ngga percaya sama aku? Apa kamu liat adanya kebohongan dimata ku Al?" ucap Raefal dengan tegas.

Raefal tahu apa yang dirasakan Alecia, karena Raefal juga merasakannya saat ia meninggalkan Alecia sendiri di Indonesia.

"Aku cuma takut." lirih Alecia dengan menatap mata Raefal dengan tatapan khawatir.

Raefal tersenyum. "I know, I also feel it, dear. Aku juga takut, waktu ninggalin kamu sendiri di Indo. Tapi aku tahu, banyak yang akan jagain kamu buat aku. Setiap kali kita ada kesempatan buat ngobrol, aku selalu bilang ke kamu. Kalo hati aku cuma ada di Indonesia."

Raefal mengusap lembut pipi Alecia dengan ibu jarinya.
"Di dalam hubungan, kepercayaan itu penting. Apalagi hubungan yang dipisahkan oleh jarak dan waktu. Buat aku, dapetin kamu aja udah lebih dari cukup. Dan aku sangat bersyukur akan hal itu."

"Disana, aku lagi berjuang supaya bisa cepat balik ke Indonesia. Maaf kalo aku terlalu sibuk sampai lupa kabarin kamu. Tapi yang harus kamu tahu, setiap saat wajah, dan nama kamu selali ada dipikiran ku sayang." ucap Raefal dengan tersenyum.

Alecia yang mendengar ucapan Raefal pun mau tidak mau ikut tersenyum. Benar, dalam hubungan memang harus saling percaya.

"Dua minggu lagi, bang Varo juga bakalan nikah. Aku pasti balik lagi ke Indo. Jangan khawatir." ucap Raefal dengan berusaha menenangkan Alecia.

Alecia hanya mengangguk dan berhambur kedalam pelukan hangat Raefal. Raefal mendekap tubuh mungil Alecia. Lalu Raefal mencium puncak kepala Alecia beberapa kali, dan menurut Alecia itu membuatnya nyaman saat berada di dalam pelukan Raefal.

Raefal pun mendekatkan bibirnya kearah telinga Alecia. "Kalo kayak gini, jadi pingin cepat-cepat ngehalalin kamu." bisik Raefal.

Aleciapun dengan cepat mencubit pinggang Raefal hingga membuat Raefal mengaduh kesakitan dan tertawa. Sampai akhirnya mereka pun melepaskan pelukannya dan kembali kerumah Alecia.

°°°°

Jangan lupa Vote dan Komentar ☺

(14-02-2018)

Stay With Me, My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang