14.

1.6K 122 25
                                    

JUST FYI, mulai skrg aku nulis apartemen itu flat ya hehe soalnya org London blgnya flat biasanya. Lagian biar gampang ngetiknya jg ga kepanjangan hehehe makasih :)

-

-

-------------------------

Gi sedang duduk terdiam sambil memegang sebuah buku di perpustakaan. Namun pandangan matanya kosong seakan-akan ia tenggelam bersama lamunannya. Tidak tahu apa yang ada di pikirannya, yang jelas Gi sudah melamun hampir lima belas menit, hitungan waktu yang lama untuk sebuah lamunan.

"Gi, apa kau baik-baik saja?" tanya sebuah suara yang membuyarkan lamunan Gi.

"Eh.. Ya... Aku baik-baik saja, Mrs. Jones." jawab Gi seadanya.

"Jangan melamun seperti itu. Sudah waktunya pulang, aku heran kenapa kau tidak sebahagia biasanya jika sudah tiba waktu pulang kerja." sahut Mrs. Jones.

Gi mengarahkan pandangannya ke jam tangan coklatnya, memang sudah jam pulang kerja. Ia terlalu larut dalam pikirannya sampai-sampai tidak menyadarinya.

"Memang apa yang sedang kau pikirkan, Gi?" tanya Mrs. Jones sambil melemparkan pandangan ingin tahunya pada Gi melalui kacamatanya yang tebal.

"Tidak ada, Mrs. Jones. Kau tahu aku memang sering melamun, kan?" kata Gi sambil tersenyum sopan pada wanita paruh baya yang menanyainya.

"Iya, tapi akhir-akhir ini aku sering sekali melihatmu melamun, mungkin sudah sekitar satu minggu. Lebih parah dari yang biasanya. Rasanya aku ingin tahu bagaimana imajinasi yang ada di dalam otakmu itu." tutur Mrs. Jones yang sekarang sedang mengenakan mantel abu-abunya.

"Ah, kau akan menyesal nanti kalau mengetahuinya." Gi tertawa kecil dan membereskan barang-barangnya.

"Ya sudah, kau tidak terlalu memikirkan Mike yang sekarang sangat sibuk, bukan? Sudah lama juga aku tidak melihat laki-laki itu di sini, kuharap ia tidak dipindahkan ke perpustakaan North Kensington." kata Mrs. Jones.

"Dipindahkan?" tanya Gi kaget.

"Iya, sayang. Jangan bilang kau tidak mengetahuinya. Kudengar kerjanya begitu bagus dan perpustakaan di sana tidak memiliki tenaga seperti Mike. Kau ini pacarnya, masa kau tidak tahu?"

Gi memberengut. Ia sama sekali tidak tahu bahwa Mike akan dipindahkan tempat kerjanya kalau Mrs. Jones tidak memberitahunya.

Melihat raut wajah Gi, Mrs. Jones langsung berkata, "Tenang saja, dear.  Masih kabar yang belum pasti, hanya gosip. Kalau ia pindah, pasti ia memberitahumu."

Gi tersenyum masam, "Iya, kuharap ia tidak dipindahkan dari sini. Lebih baik anda pulang, Mrs. Jones, daripada anda tidak mendapat kereta di jam pulang kerja."

Mrs. Jones langsung merapatkan mantelnya dan berpamitan pulang kepada Gi. Sambil memakai mantelnya, Gi memikirkan berita yang belum pasti tadi. Pantas saja Mike jarang terlihat di perpustakaan tempatnya bekerja, hanya sesekali saja ia datang kemari. Itu pun jika ada hal yang penting. Gi jadi bertanya-tanya kenapa Mike tidak pernah mengabarinya, terutama tentang berita ia akan dipindahtugaskan.

Beberapa menit kemudian, Gi sudah berada di pinggir jalan depan perpustakaan dan mengambil langkah menuju stasiun kereta. Ia sudah tidak sabar ingin pulang karena angin berhembus begitu kencang hari ini di London. Langit juga mendung dan Gi tidak ingin terguyur hujan saat pulang ke flatnya.

Sesampainya di flat, Gi memutuskan untuk tidak makan malam. Ia tidak punya nafsu makan. Bukan, bukan hanya karena memikirkan Mike, masih ada hal lain yang bercokol di otaknya. Gi sendiri tidak tahu kenapa ia memikirkan orang itu. Ya, orang itu adalah Harry.

the lucky one (h.s./l.p.) | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang