PROLOG

28K 387 9
                                    

Saat itu aku masih berumur 6 tahun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat itu aku masih berumur 6 tahun. Beberapa tahun yang lalu di pagi yang sangat cerah, kami sekeluarga memutuskan untuk bertamasya. Keluarga kami terdiri dari mama, papa dan aku Aeera. Aku adalah anak tersayang papa dan mama, ya karena aku anak tunggal, saat itu papa yang sambil menyetir mobil mengajak kami bergurau dan bercanda tawa. Kami sangat menikmati perjalanannya. Aku sangat bahagia, bahkan aku sampai tertawa terbahak-bahak karena lelucon papa.

melihat aku tertawa bahagia mama berkata "Ai anak mama, kamu sangat cantik saat tertawa, menangis, bahkan saat marah. Mama harap Ai akan terus bisa mengungkapkan isi hati Ai dengan jujur, maksud mama saat Ai ingin tertawa tertawalah dan saat Ai ingin menangis ataupun marah lakukan lah keluarkan semua yang Ai rasakan dengan jujur, jangan disimpan sendirian. Cari tempat dimana Ai bisa mengungkapkan semuanya. okey anak mama?" lalu papa membalas "Ai hanya perlu mengungkapkan semuanya dengan jujur ke papa dan mama saja. kan ada kita, siap anak papa yang cantik?" aku mengerti apa yang papa dan mama bilang saat itu dan ingin memeluk mereka sambil bilang "oke mah pah."

Tapi belum sempat aku mengatakannya tiba-tiba ada mobil truk besar yang melaju menabrak mobil kami

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tapi belum sempat aku mengatakannya tiba-tiba ada mobil truk besar yang melaju menabrak mobil kami. Saat itu aku menggigil ketakutan karena yang aku lihat hanya cairan berwarna merah memenuhi tubuh papa dan mama.

Lalu tiba-tiba aku terbangun di sebuah ruangan di Rumah sakit, tanpa mama dan papa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lalu tiba-tiba aku terbangun di sebuah ruangan di Rumah sakit, tanpa mama dan papa. Air mataku terjatuh, aku langsung menangis dengan kencang, menangis dan terus menangis sampai tidak ada air mata yang tersisa. Tubuhku yang lemah dan tak mampu menopang beban itu, langsung jatuh tak sadarkan diri.

Saat mataku perlahan terbuka dan aku tersadar, aku tidak bisa merasakan apapun mmm... entahlah sepi, sunyi, hampa? hanya saja bagiku dunia terasa terhenti. Hanya langkah kakiku yang terdengar, iya hanya aku. Langkah yang biasanya mengiringi ku kini tidak terdengar lagi, langkah yang terdengar sangat lembut dan hangat ialah langkah kaki papa dan mama kini tidak ada lagi.

aku layaknya kertas putih kosong, polos tidak berwarna maupun berpola

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


aku layaknya kertas putih kosong, polos tidak berwarna maupun berpola. Ibaratkan manusia aku tidak merasakan apapun tidak bahagia maupun bersedih, bukannya tidak mau, tapi aku tidak bisa.. ah bukan tidak bisa mungkin lupa tentang bagaimana caranya merasa?

Lalu seseorang datang.. dia aneh, entah siapa aku tak tau, layaknya pensil warna dengan santainya mengisi kertas putih polos itu dengan semua warna dan pola yang beragam. Aku bahkan tidak mengenal dia, tapi yang aku tau kita hidup di dunia yang jelas berbeda, bagiku dia amat jauh dan sangat sulit digapai. Ini cerita tentang Aku yang hidup di dunia hampa dan dia yang hidup di dunia mimpi.. iya di dunia mimpi.

Everytime You Fall Asleep [Completed]Where stories live. Discover now