18. HUJAN DAN AIR MATA

3.1K 115 25
                                    

Pagi pun datang, diikuti rintik hujan yang sangat lebat dan angin kencang.

Seketika suara rintik hujan yang dengan ramainya berjatuhan di atap rumah, membangunkanku.

"Mmmhh.. hujan.. yah?" ucapku yang terduduk di tempat tidur sembari merenggangkan tangan dan kakiku.

Lalu aku bangun untuk membuat kopi favoritku, setelah itu sarapan, mandi dan bersiap-siap sekolah.

Setelah itu aku menuju sekolah, menapaki jalan yang biasanya sembari memegang payung dan memandangi hujan yang berjatuhan.

Tak lama terpintas di ingatanku kejadian dimana saat itu hujan dan aku berlarian di bawah hujan untuk mencoba menghindari Alby yang pada waktu itu mengatakan 'kalau gitu jadian denganku, aku menyukaimu.' Dengan polosnya dan seenaknya membuatku tidak bisa mengendalikan perasaanku.

Benar-benar lucu, saat itu aku masih tidak mengerti perasaanku, karena setelah sekian lama aku tidak bisa merasakan hatiku dan Al membuatku merasakan sesuatu lagi.

"Mungkin waktu itu aku masih gak tau tapi sekarang aku yakin perasaan ini, aku menyukainya dan aku bersyukur kalau orang itu adalah dia." ucapku.

"Hufttt.. semakin aku memikirkannya semakin aku merindukannya dan semakin aku merindukannya semakin sakit rasanya, Al dimana kamu?" batinku.

***

Aku pun sampai di sekolah dan mengikuti pelajaran seperti biasa.. dan Alby tidak masuk sekolah lagi.

Dan ini benar-benar membuatku kesal, jadi aku memutuskan pada jam istirahat untuk mencari Kio lagi di kelasnya, tapi Kio juga tidak ada.

"Huftt, berhenti lakukan ini Alby aku sudah tidak tahan lagi." gumamku.

Akhirnya setelah jam istirahat aku langsung meninggalkan sekolah dan melewatkan jam pelajaran, tentu saja murid sekelas memandangku sinis begitu juga dengan Kayla dan temannya mereka langsung berteriak untuk melaporkanku ke guru, tapi aku sudah tidak peduli lagi, tanpa berpikir panjang aku langsung berlari di bawah derasnya hujan ke rumah Alby.

***

Setelah sampai di depan rumah Alby, aku tidak bisa masuk begitu saja karena terhalang pagar besi yang besar dan tinggi.

Aku terus-menerus menekan bel tanpa henti, tapi tidak ada yang menjawab.

Lalu aku berteriak memanggil nama Alby dengan sangat kencang dan terus-menerus meneriaki namanya.

Aku terus melakukan itu selama 1 jam tapi tidak ada yang menjawab, aku terus berdiri  di depan rumah Alby dengan hujan yang terus berjatuhan dan udara yang dingin, hingga akhirnya aku memutuskan menekan bel lagi berkali-kali.

Tak lama ada suara perempuan yang sepertinya pelayan rumah Alby mengaktifkan komunikasi suara.

"Maaf, ini dengan siapa?" ucapnya.

"Hufttt, akhirnya.. Huftt.. k-kumohonn pertemukan aku dengan Alby."

"Maaf, tapi tuan Al sedang tidak ada di rumah."

"Jangan berbohong, ku.. kumohon, aku mohon hiks hiks tolong.. hiks, aku ingin bertemu dengannya, biarpun sedetik saja hiks hiks, kumohon.. biarkan aku melihat wajahnya." ucap ku dengan tangis yang deras memenuhi pipiku layaknya hujan yang sedang membasahiku sekarang.

Everytime You Fall Asleep [Completed]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum