Bab 04

23.2K 2.2K 27
                                    

Reuni kelas 7-3 akhirnya berlangsung malam Minggu di salah satu rumah makan steak. Otak reuni ini adalah Davin bersama anak futsal 7-3. Mulanya hanya kumpul-kumpul ini untuk rombongan anak futsal saja tapi karena Stephen yang ternyata berpacaran dengan Greta, mengusulkan untuk menjadikan reuni kelas karena dia yakin banyak yang merindukan dan ingin berjumpa dengan Gi. Alhasil reuni untuk rombongan anak futsal diubah menjadi reuni kelas.

Hampir separuh kelas berhasil dikumpulkan karena sisanya tengah berlibur di luar kota dan Aria pun menjadi salah satu dari bagian kelas yang mengikuti reuni. Bermodal go-car, Aria akhirnya tiba ditempat reunian tepat waktu.

Menyebutkan nama Davin begitu masuk, pelayan yang bertugas berjaga di depan langsung mengarahkan Aria naik tangga karena Davin memesan tempat di atas. Naiklah Aria dan matanya langsung menemukan deretan meja panjang berisikan teman biang keroknya di sana.

"ARIA!" pekik Greta melamabikan tangannya. Aria menghampiri teman-temannya yang lain dan menyapa mereka.

"Akhirnya ketemu lagi setelah sekian lama!"

"Oi, Ar! Bawa minyak angin roll on lagi gak?" ledek Daniel membuat Aria tertawa. "Bawa. Mau dijadiin pemanas pantat lagi?"

Daniel tertawa ketika Aria mengingat peristiwa jail mereka.

"Baru datang?" tanya Gi menginstrupsi. Aria menoleh lalu tersenyum. "Ya."

Gi menganguk lalu ia kembali ke kursinya yang ia tinggalkan karena ke toilet sebentar. Aria dan yang lainnya berbincang bersama Gi sambil menunggu yang lain. Sedang asik-asiknya berbincang rambut Aria tiba-tiba ditarik oleh seseorang yang membuat Aria memekik.

"Aduh! Siapa?" toleh Aria dan ia bisa menemukan Davin berdiri di belakangnya.

"Masih bernafas lu?" tanya Aria sakras.

"Menurut lu? Makin bullyable aja lu." Davin membalas sambil menarik kursi tepat di sebelah Aria.

Aria membuang muka. Dia jengah dengan kelakuan Davin yang memang abadi dari zaman kelas dua SD itu. Bawaan orok memang susah dibuang.

"Yang lain ngaret ya?" tanya Davin sambil melihat keadaan sekitar.

"Pastilah. Janjian gak ngaret itu gak sah," celutuk Daniel.

Gi tersenyum dan melihat anak-anak asuhannya di 7-3 sudah tumbuh menjadi pribadi yang dewasa. Akhirnya semua datang dan kursi terisi penuh. Mereka mulai memesan makanan kemudian dilanjutkan dengan ngomong rame-rame.

"Vin, sekarang kerja apa?" tanya Gi.

"CE, Pak. Bapak ngajar di mana?"

Gi menyebutkan tempat kerjanya dan seketika mengundang berbagai pertanyaan dari yang lain mengenai pengalaman Gi selepas menerima gelar magister. Pertanyaan demi pertanyaan diajukan dan dijawab oleh Gi. Tak hanya Gi, tapi yang lain juga ikut ditanya dan menjawab.

Hingga sebuah pertanyaan yang bosan Aria hadapi. "Ada cowok gak, Ar?"

Seriously? Ini sudah mau 2018, pertanyaan ada cowok apa enggak itu gak bisa hilang apa?

Aria bimbang. Jawab jujur dia bisa jadi bahan ledekan Davin, tapi kalau bohong dosa. Duh, bingung dedek.

"Eng, belum?" jawab Aria jujur. "Memangnya mau kenalin aku sama cowok?"

Helena menggeleng lalu menyengir lebar. "Tanya aja. Kali aja ada. Lagian aku gak tahu harus kenalin kamu sama siapa."

"Memangnya ada yang mau sama dia? Galak gini," ledek Davin sambil menunjuk Aria membuat gadis Sumatera namun besar di Kalimantan ini menyubitnya dengan sepenuh hati. "Aaaw! Buset deh tenaga cukongnya!"

Pesawat KertasWhere stories live. Discover now