Bab 03

28.2K 2.3K 26
                                    

Yang Aria lakukan setiap kali membuka Instagram adalah mencari akun Jason. Membaca ulang komentar yang pernah ia tuliskan dipostingan Jason dan pastinya komentar Aria itu dibalas olehnya. Jason, teman SMAnya dan rekan kerjanya yang ia sukai.

Sebenarnya Aria sangsi kalau sebenarnya Jason tahu kalau Aria menyukainya. Segala tindak tanduk Aria sebenarnya sangat terbaca bahkan tak jarang jadi bahan ledekan guru. Tapi, Jason tidak menanggapinya dengan panik atau serius, lelaki itu menaggapinya seadanya saja. Cara Jason yang tidak ambil pusing itu'lah yang membuat Aria semakin menyukai Jason.

Jason tegas dan dewasa, lumayan tampan, cukup pintar, dan mudah bergaul. Dari awal semester satu kelas 12, mata Aria terus tertuju padanya. Secara tidak sadar Aria selalu menoleh ke arah Jason yang tak jarang tertangkap basah oleh Jason sendiri.

Aria tidak tahu kenapa rasa sukanya bisa sedalam bahkan lebih dalam daripada saat ia menyukai Robert. Mungkin karena mereka sering berkomunikasi yang menyebabkan secara tidak langsung membuat hati Aria semakin terpikat. Tak seperti masa Robert yang menjadi pujaan hati, komunikasi saja jarang tapi dia bisa suka selama tujuh tahun.

Aria tidak berani mengungkapkan perasaannya baik kepada Robert dulu maupun kepada Jason sekarang. Dia takut bila ia menyatakan perasaannya duluan akan menjadi buah bibir teman-temannya yang tidak bertanggung jawab.

Tidak ada perempuan menyatakan perasaannya duluan, kecuali mau menjadi buah bibir orang yang aneh-aneh.

>><<

Saat masih remaja labil, kalau Aria ngambek dengan kedua orang tuanya pasti akan berlanjut hingga esok hari. Tapi semakin dewasa Aria, Aria memilih untuk melupakan sikap ibunya yang membuat moodnya sedikit berantakan.

Hari ini Aria dan ibunya sudah kembali mesra bahkan sudah bisa melayangkan ledekan untuk satu sama lain. Aria tidak ingin mendiamkan ibunya terlalu lama, rasanya cukup kemarin saja Aria bersifat kekanak-kanakan. Bukan hanya karena Aria sudah merasa dewasa, tapi ia merasa harus lebih menjaga hati kedua orang tuanya yang kian merapuh karena sudah ditinggal anak merantau kerja. Kedua kakaknya sudah menikah dan ikut suaminya tinggal, alhasil di rumah tinggal pasangan tua itu saja.

Semakin tua mereka, Aria maupun kakaknya harus semakin maklum dengan tingkah laku kedua orang tuanya yang mulai manja maupun sikap orang tua yang kadang keras kepalanya luar biasa. Ternyata apa yang Gi pernah katakan saat sharing iman itu benar adanya.

Hanya ada tiga fase hidup manusia: dirawat-merawat-dirawat atau dibuang. Kecil dirawat, dewasa merawat, tua dirawat lagi atau dibuang. Fase ketiga adalah fase yang menakutkan. Takut bila dibuang, tapi takut juga bila merepotkan jika dirawat.

Kedua orang tua Aria mengalami fase ketiga yang takut dibuang anak-anaknya dengan cara tidak berkunjung  lagi ke rumahnya. Aria maklum, orang tua memang memiliki sejuta kekhawatiran akan hidup. Ibarat pilot, jam terbang orang tua itu jauh lebih lama daripada mereka yang baru terbang.

Orang tua sering kali sulit dimengerti tapi sebenarnya keinginan mereka itu sederhana saja. Anak-cucunya baik-baik saja. Itu saja bila keturunannya baik-baik saja, maka merekapun tenang.

Cinta orang tua tidak pernah terbatas oleh waktu.

>><<

Sedang tidak mood membaca atau menulis, Aria memilih memainkan Instagram-nya yang rata-rata berisikan liburan temannya di Korea, Jepang, ataupun Amerika. Tentu saja liburan dengan keluarga kecil mereka yang kelihatan bahagia, entah bahagia beneran atau settingan. Tapi semoga saja sungguhan, karena sedih sekali harus pura-pura bahagia di depan orang banyak.

Pesawat KertasOnde as histórias ganham vida. Descobre agora