Chapter 11

41.1K 1.4K 28
                                    

FREYA POV

            Nggak.. Ini nggak mungkin. Having a baby?? It’s ridiculous!

            Gimana mungkin Prof. Meliana sampe mikir ke sana. She knows that I’m still doing my college life! Dan lagipula, Prof. Meliana itu kan seorang professor. Masa’ sih sampe mikir buat nyuruh aku yang notabenenya masih mahasiswa buat hamil? No.. Ini nggak boleh terjadi. Atau.. Atau..  Atau jangan-jangan ini Cuma akal-akalannya Radit? Hah?! Si mesum ituuu! Bener-bener nggak bisa dibaikin ya, sekali dibaikin mintanya malah lebih. Aku harus bicara dengannya.

            “Radit!” panggilku ketika aku menemuinya di perpustakaan pribadi miliknya. Kulihat sekilas ia sedang menekuni beberapa berkas. Oke, dia memang terlihat tampan kalau sedang serius seperti itu.

            “Ya?” ia mendongakkan kepalanya.

            “Aku ingin menanyakan sesuatu.”

            “Yes, please.” Ucapnya mempersilakan.

            “Bener mama-mu yang menyuruh kita untuk segera punya anak?” tanyaku sambil melipat kedua lenganku.

            Ia terlihat antusias dan melepas kacamata tipisnya.

            “Kau.. Mau melakukannya?” tanyanya dengan mata berbinar-binar.

            “Sssshh.. stop it Radit!”

            “Trus kenapa tadi kamu nanyanya begitu?” tanya Radit

            “Aku curiga, jangan-jangan ini cuma akal-akalanmu.” Tuduhku.

            Ia tersenyum sekilas dan berdiri dari kursinya dan menghadapku sambil bersandar di meja kerjanya.

            “Itu memang permintaan mama.”

            “Nggak mungkin Radit, aku tau banget wataknya Prof. Meliana. Beliau itu professor yang menjunjung tinggi pendidikan, dan suatu kekonyolan besar kalau beliau nyuruh kita untuk segera punya anak.”

            “Aku juga mikirnya gitu. Dan tentu saja aku lebih tau wataknya mama. Tapi aku rasa.. Terlepas dari statusnya sebagai seorang dosen yang sangat menjunjung tinggi pendidikan, mungkin itu sindrom seorang ibu yang baru saja punya menantu.” Jelasnya bijak.

            Aku mendengus kesal. “Aku nggak mau!” seruku kemudian.

            “Aku sudah tau itu. Lagian mana mungkin kita melakukannya kan.” Ucapnya datar.

            Aku terdiam. Berusaha memikirkan kalimat yang tepat.

            “ Aku.. Aku.. Aku hanya akan melakukannya dengan orang yang kucintai.”

Lesbian Kissed a GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang