Chapter 10

41.2K 1.5K 25
                                    

Fiyuuuuuhhhhh.. akhirnya aku kembali.. haha... Dear my lovely readers.. Terima kasih atas doa dan dukungannya.. akhirnya aku bisa menyelesaikan seminar proposalku dengan baik.. *peluk readers satu2*.. Anyway, ini Chapter lanjutan dari Chapter kemarin.. Buat yang agak bingung ngebacanya, mungkin bisa diulang lagi ngebaca chapter sebelumnya.. maklum, aku agak lama kan vakumnya.. Maaf juga jika nggak maksimal.. semoga kalian menyukainya.. :)

____________________________________________________________________

FREYA POV

Menyebalkan! Padahal kupikir ia benar-benar sudah 'jinak', ternyata bisa-bisanya dia memanfaatkan keadaan. Siapa yang nggak syok sih tiba-tiba saja terbangun dan ada seorang pria di sampingmu. Kenapa dia nggak mindahin aku dulu. Dasar! Pasti dia sengaja! Huh. Akan kubalas dia. Pagi ini aku akan berbaik hati membuatkannya sarapan karena dia telah menghiburku karena kepergian Claire, tapi aku juga akan memberinya sedikit pelajaran karena sudah mengambil kesempatan. Aku akan membubuhi garam yang banyak di telur mata sapi untuknya. Ha ha ha.. ini baru cara berterima kasih sekaligus membalas dendam yang benar.

"Waw.. Kau akan memakan dua porsi ini??" Tanya Radit

"Nope. Satu porsinya lagi untukmu. Anggap saja itu ucapan terima kasihku sebagai balasan karena sudah menghiburku." Ucapku setengah berbohong.

"Apa kau serius?"

"Uhm hmm.." aku mengangguk.

"Oke, baiklah. Ternyata kau punya rasa terima kasih juga ya." Ia tersenyum, lalu duduk dan mulai menyuap nasi goreng yang kuberikan. Ia mengunyahnya. Namun beberapa saat kemudian kuperhatikan seketika wajahnya memerah. Buru-buru ia mengambil gelas air putihnya.

"Pfffftttt.. HAHAHAHA... Rasakan itu Radit!" ujarku sambil tertawa terbahak-bahak. Aku sampai memegangi perutku karena sangking keramnya gara-gara tertawa.

"Aku tak jadi berangkat kerja." Ucapnya setelah menghabiskan air putihnya, lalu berbalik ke kamar.

Seketika aku menghentikan tawaku.

"Hee? Radit? Kau marah?" tanyaku heran dan bangkit dari dudukku kemudian menyusulnya ke kamar.

"Tidak." Jawabnya singkat.

"Lalu kenapa sikapmu begini? Aku kan hanya sedikit melebihkan garam di telur mata sapi untukmu." Aku mencoba menjelaskannya. Kenapa sih dia jadi sensitive begini?

Ia masih saja diam. Kemudian ia membuka jas serta dasi dan melonggarkan kancing kemejanya dengan gusar.

"Hey hey! Kau kenapa? aku hanya membuat makanan itu sedikit lebih asin saja Radit. Kenapa kamu malah jadi ngambek gini sih?"

"Jika kamu memang ingin membuatku sengsara, kamu berhasil Freya."

"Maksudmu?" tanyaku tak mengerti.

"Aku alergi udang." Jawabnya singkat.

Lesbian Kissed a GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang