Chapter 2

58.6K 1.9K 49
                                    

FREYA POV

            Benar juga yang dibilang cowok aneh tadi. Aku harus memperhalus efek animasinya sehingga hasilnya menjadi apik seperti sekarang. Ah.. harusnya aku berterima kasih padanya. Hehehe..

            Tak berapa lama kemudian, Prof. Meliana masuk ke dalam ruangan. Senyumnya mengembang.

            “Bagaimana pekerjaan, saudara?” tanyanya

            “Hampir selesai, bu” jawabku membalas senyumnya. “tinggal disimpan ke dalam format video.” Lanjutku.

            “Oh.. cepat sekali?” Tanya beliau heran. Aku hanya terkekeh menanggapinya.

            Sembari menunggu proses penyimpanan file aku teringat satu hal.

            “Oh iya bu, tadi anak ibu mampir ke sini.” Kataku. Mata prof. Meliana terlihat berbinar. Pemandangan ini agak terlihat aneh menurutku.

            “Saudara sudah berkenalan dengan anak saya?” Tanya beliau dengan antusias. Aku mengernyitkan dahiku. Apa maksudnya?

            “Sudah bu.” Jawabku singkat. Lalu ada hening yang cukup lama. Kami sibuk dengan pikiran masing-masing

            “Bagaimana menurut saudara?” Tanya beliau memecah keheningan.

            “Oh, beres bu. Videonya sudah saya edit se-apik mungkin.” Jawabku sambil tersenyum.

            “Bukaaaan… maksud saya bagaimana pendapat saudara tentang anak saya?” Tanya beliau lagi. Wajahnya terlihat sumringah. Ini benar-benar sangat berlebihan menurutku. Apa maksud beliau sih?

            Aku bingung harus menjawab apa. Hmmmhh.. apa yah yang harus kukatakan?

            “Anak ibu tampan.” Tiba-tiba saja kalimat bodoh itu meluncur dari bibirku. Habis aku tak tau lagi harus berkomentar apa.

            Senyuman Prof. Meliana mengembang semakin lebar. Hey! Ada apa ini?

***

            Aku pulang dan mendapati rumahku kosong. Hanya ada Mang Asep dan Mbok Nah yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Orang tuaku? Entah lah, aku tak tau mereka sedang berada di Negara mana. Terakhir aku mendapat kabar dari mereka sekitar tiga hari yang lalu, mereka sedang berada di Singapore.

            “Freyaaaaaaaa!” sebuah suara mengagetkanku dan tiba-tiba sepasang tangan memeluk pinggangku dari belakang.

Lesbian Kissed a GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang