12

59.8K 2.1K 19
                                    

Dengan dada bergemuruh hebat Dina duduk di samping Fere, mengikuti kemanapun Fere akan membawanya pergi. Sesekali dan dengan perasaan cemas dia melirik Fere yang tengah konsentrasi mengemudikan mobilnya.

Dina sama sekali tidak menyangka hidupnya akan berubah kurang dari dua puluh empat jam, kejadian beberapa hari yang lalu mengubah nasibnya kini. Semua tidak akan sama lagi setelah Fere memberikan uangnya sebagai bayaran. Dina sempat berpikir betapa merasa terhinanya ia menjual dirinya demi mendapatkan uang, tapi semua kembali lagi pada Ibu yang sedang berjuang antara hidup dan mati, Ibu telah melakukan semuanya untuk anak-anaknya dan Dina merasa pengorbanannya saat ini tidak ada apa-apanya dibanding pengorbanan Ibunya selama ini.

Tanpa disadarinya, ia terus menerus menggigiti bibir bawahnya dan memegang tali tasnya sambil menatap jalanan yang masih saja dipadati mobil dan sepeda motor padahal malam sudah semakin larut. Ia menatap Pria disampingnya ketika mobil berbelok menuju pusat kota, ingin sekali ia bertanya padanya kenapa membawa mereka ke daerah pusat keramaian, tapi diurungkannya niatnya itu setelah ia melihat bibir Pria itu terkatup rapat. Jantungnya langsung berdesir aneh mengingat kejadian ciuman tadi, ciuman yang menuntut tanpa membolehkan lawan untuk beraksi. Rasa mint masih di rasakannya ketika bibir yang sekarang terkatup rapat itu melumat bibirnya dengan penuh gairah.

Dina langsung memalingkan wajahnya yang merona karena merasa malu, ia benar-benar tidak menyangka ciuman pertamanya ia berikan pada Pria yang bukan suaminya, Pria sombong yang sangat di bencinya dan sebisa mungkin di hindarinya. Seandainya ada pilihan lain mungkin ia akan memilih pilihan kedua tanpa harus berurusan dengannya.

Dari pusat kota, mobil terus melanju menuju sebuah hotel, hotel bintang lima bernama Valencia hotel. Seketika tubuh Dina menegang dan berubah kaku, ia tidak percaya Fere membawanya ke hotel tempat Ares adiknya bekerja, ditatapnya Fere dengan bimbang, ia ingin protes dan meminta Fere untuk pindah ke hotel lain sebelum adiknya melihatnya. Tapi ketika melihat wajah Fere yang sedang menatapnya penuh intimidasi, diurungkannya niatnya itu.

"Sudah sampai, turunlah." Dina kembali menggigit-gigit bibir bawahnya dan tangannya semakin erat memegang tali tasnya. Bukan ia takut dengan apa yang akan dilakukan Fere setelahnya, tapi sekarang ini, saat ini yang ia takutkan adalah Ares adiknya. Apa yang akan di katakan Ares seandainya dia melihat Kakak perempuannya masuk hotel dengan Pria yang bukan suaminya? Ares pasti akan merasa kecewa dan akan membencinya selama sisa hidupnya.

"Stop, menggigiti bibir bawahmu itu! Kelakuanmu membuat gairahku semakin naik." Bibir Dina langsung terkatup seketika mendengar ucapan Fere, sementara Fere tersenyum samar melihat wanitanya mengkerut ketakutan.

Dina benar-benar bisa membuatnya gila, apapun yang dilakukannya mampu menyihirnya dalam sekejap. seperti kali ini, Dina menggodanya dengan menggigit-gigit bibir bawahnya, walaupun Fere tahu Dina melakukannya tanpa disadarinya, tapi sangat jelas memicu gairah Fere. Fere sampai tidak berkedip menatapnya dan membayangkan seandainya ia bisa melumat bibir manis itu sekali lagi. Ia bersumpah, tidak akan pernah melepaskannya, Dina harus menjadi miliknya, harus! Bagaimanapun caranya.

Risman benar, ide yang dia berikan sangat masuk akal. Jika dirinya ingin memiliki Dina seutuhnya dan selama yang dia inginkan, dia harus mengubah perjanjiannya.

"Fere... Maaf, apa bisa kita pindah hotel?" Permintaan Dina membuyarkan lamunannya, sekilas Fere menatap bibir Dina yang kembali digigit Dina tanpa sadar.

"Ini hotel bintang lima dan masuk sepuluh besar hotel terbaik di Asia. Apa yang salah dengan hotel ini sampai kamu meminta pindah hotel? Kamu pikir aku tidak mampu membayar sewanya?" Balas Fere merasa tersinggung, Dina jelas tidak tahu siapa pemilik hotel ini.

Dina harus bisa membujuk Fere supaya dia tidak harus bertemu dengan Ares, "bu... Bukan begitu... Maksudku... Maksudku..." Ia ingin sekali mengungkapkan kalau adiknya bekerja di sini, di hotel ini sebagai valet parkir dan ia tidak ingin bertemu dengannya.

Pada akhirnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang