Bab 21 - The Feeling is So Stifling

160K 6.3K 54
                                    

"Kamu harus berjanji"

Keshia tersenyum lantas mengangguk. "Aku janji"

"Aku akan merindukan kamu, Kes" ucap Al seraya mengecup kening Keshia.

"Aku juga. Jaga diri baik-baik, ingat jangan sampai ada Stevani yang lainnya" gurau Keshia mencubit pelan pinggang Al

"Tidak akan ada. Aku pergi, jaga dirimu baik-baik, jangan terlalu lelah karena usahamu" seru Al sebelum ia check in.

Keshia mengangguk lagi. Ia melambaikan tangan pada Al yang perlahan tubuhnya mulai menghilang.

Keshia berbalik dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Hari ini dia ingin di rumah saja, urusan kue-kue di tokonya sudah ia berikan pada pegawainya. Keshia ingin istirahat atau sekedar lepas rindu dengan orang tuanya yang kebetulan sedang ada di rumah.

Perjalanan pagi ini tidak terlalu ramai, Keshia mengemudi mobilnya dengan kecepatan sedang. Di pertengahan jalan menuju rumah, ponsel Keshia berdering. Keshia menengok ke jok sebelahnya lalu mengambil ponselnya disana.

"Hallo?" sapa Keshia setelah menekan tombol hijau.

Saat ingin menekan tombol loudspeaker, sebuah klakson membuatnya terkejut. Sebuah truk tepat berada di depannya. Keshia membanting stir ke kiri jalan, tapi sayangnya sisi sebelah kanan mobil harus tertabrak truk tersebut dan membuat mobil Keshia lepas dari kendalinya.

Tanpa sadar untuk menginjak rem, mobil Keshia masih melaju hingga menaiki trotoar dan berhenti saat mobilnya benar-benar menabrak pohon besar di pinggir jalan.

"Hallo..."

.....

"Keshia...."

......

"Keshia apa yang terjadi?"

......

Aliran darah segar terjun bebas di kening Keshia. Matanya tertutup rapat. Kaki kanannya sedikit terjepit badan mobil yang sempat tertabrak. Kap mobil ringsek dan mesin mobil mengeluarkan asap.

Beberapa pengemudi yang melintas di sekitar turun berhentian, beberapa pria membantu mengeluarkan tubuh Keshia dari dalam mobil. Wajah Keshia lusuh dengan darah segar. Dress hijau tosca yang ia kenakan juga dibasahi dengan darahnya.

Seorang wanita memberikan tumpangan untuk Keshia dan dia mengantar Keshia ke rumah sakit terdekat. Wajah wanita itu begitu panik. Bukan hanya wanita tersebut, seorang anak yang duduk di sebelahnya pun juga takut melihat darah yang terus mengalir dari dahi Keshia.

"Ibu cepat, kasihan tante itu" pekik anak perempuan itu pada Ibunya.

"Iya, Nak. Sebentar lagi sampai"

Sekitar lima menit berlalu, tubuh Keshia sudah dipindahkan ke atas bankar rumah sakit. Suster dan dokter langsung menangani Keshia.

"Maaf, Bu. Saya menemukan ponsel dan tas ini di dalam mobil" ucap seorang pria menyusul orang yang membawa Keshia ke rumah sakit

"Oh baik Pak, terima kasih. Saya butuh data dari dia." Sahut wanita itu seraya mengambil alih ponsel milik Keshia

Wanita itu melihat ponsel Keshia yang sudah terkunci. Ia mencoba menekan-nekan panggilan darurat namun tidak ada yang tersambung. Ia kemudian beralih pada tas Keshia, membuka dompet miliknya dan melihat identitas diri Keshia.

****

"Nyonya, di luar ada yang ingin bertemu" ucap seorang pembantu pada Dira

Dira mengangguk lalu berjalan keluar rumah menemui orang yang bertamu.

Marrying My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang