Bab 2 - Kasih Cucu?

292K 12.2K 130
                                    

Belum sempat di edit hehe...
Happy reading😊😊

-------

Al mengajak Keshia ke Yokohama Raumen. Al pernah datang ke tempat ini saat usianya 15 tahun. Ia sangat menyukai mie raumen yang disajikan di sini. Kapan lagi ia dapat memakan mie raumen tepat di negeri asal mulanya?

"Lo tau tempat ini?" Tanya Keshia yang masih mengunyah raumen miliknya.

Al hanya mengangguk untuk menanggapinya. Ia terkesan diam saat sedang makan, karena jika ia mengobrol itu tidak sopan sama sekali.

"Tau dari mana? Jangan-jangan lo baca list hopes gue ya?" Cicit Keshia lagi.

Al menyambar tisue di atas meja, ia mengelap sudut bibirnya. "Biasain Kes, kalo lagi makan diem dulu jangan banyak omong" bukannya menjawab, Al malah menasihati Keshia.

Keshia mendelik sebal. Ia langsung mengunyah habis raumennya hingga ia harus tersedak akibat mengunyah terlalu banyak.

Al menyuguhkan air untuk Keshia. Keshia menerimanya dan segera meneguknya. "See? Keselek kan" ujar Al geli melihat tingkah perempuan di hadapannya.

"Udah ah gue mau pergi aja, lo yang bayar ini semua" Keshia bangkit dari duduknya dan hendak pergi meninggalkan Al.

"Iya sama-sama, Kes"

Keshia meninju bahu Al. "Udah dua kali lo bilang itu sebelum gue berterima kasih ke lo"

***

Suasana siang hari di daerah Nihonbashi memang cukup ramai dengan penduduk yang beraktivitas di bidang keuangan. Keshia sudah sangat lama ingin berjalan-jalan di daerah ini. Entah mungkin karena ia senang menghitung atau karena hal lain.

Keshia masih mengelilingi daerah Nihonbashi dengan berjalan kaki. Sesekali ia memotret keramaian yang terjadi di sekelilingnya. Ia bisa saja menceritakan pada teman-temannya betapa senangnya berlibur di Tokyo.

"Keshia" pekik seorang pria tak jauh dari hadapan Keshia.

Keshia memincingkan matanya. Pria bermata bulat di hadapannya? Benar-benar tidak dapat di duga. Ternyata ada juga pria jepang yang memiliki mata bulat seperti sosok pria yang ada di hadapannya saat ini.

"Pasti lupa siapa gue ya?" Tanya pria itu saat sudah sampai di depan Keshia.

Keshia mengerutkan dahinya. Ia mengingat-ingat siapa pria yang mengenal dirinya itu.

"Gue Frans, Kes. Masa lo lupa sih" ucap pria yang bernama Frans itu.

Keshia masih mengumpulkan otaknya yang mungkin saat ini sedang berpencar karena ia tadi baru saja menghabiskan dua mangkuk raumen.

Frans menepuk jidat Keshia gemas. "Gue mantan lo waktu SMA dulu. Masih gak inget?" Tanya Frans lembut

Keshia merutuki dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa melupakan Frans?

"Frans Houtman?" Tanya Keshia kikuk

Frans mengangguk dan tersenyum.

"Astaga Frans, kenapa gue bisa lupa sama cinta pertama gu-" seakan tersadar dengan omongannya, Keshia membalik badan dan mengumpat akan kecerobohan dirinya.

"Biasa aja, Kes. Gak usah malu gitu" ujar Frans membalik tubuh Keshia untuk kembali menghadap dirinya

"Keshia" seru Al dari belakang.

Keshia menengok sekilas kemudian ia kembali menghadap Frans. "Lo ngapain di sini?" Tanya Keshia, basa-basi lebih tepatnya.

"Gue lagi ngejalanin masa pertukaran pelajar. Lo sendiri ngapain di sini?" Tanya Frans balik

"Ah gue em gue liburan aja, udah lama juga gue pengen banget liburan ke Jepang" Keshia menyahut dengan santai.

"Terus itu siapa lo? Pacar ya? Cie udah boleh nih jalan-jalan jauh berdua pacar?" Tanya Frans lagi. Kali ini terkesan... menyindir.

"Gue suaminya Keshia" sambar Al mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan Frans.

"Frans" mereka melepaskan jabatan tangannya. "Lo nikah kenapa gak undang-undang gue?" Kali ini Frans bertanya dengan serius pada Keshia

Keshia mati kutu. Tak tau harus berbuat apa. Ia berani bersumpah akan memaki Al sesampainya di hotel nanti. "Sorry, gue gak ada kontak lo jadi gue gak bisa hubungin lo" seratus persen jawaban Keshia itu sungguh-sungguh. Ia memang benar-benar tidak tau harus memberitahu Frans melalui apa.

"Gak apa. Semoga pernikahan lo bisa awet ya, sampai punya anak dan cicit yang banyak!" Seru Frans kemudian.

Keshia tersenyum. "Frans, gue pergi dulu ya. Sukses untuk study lo!"

"Jaga dia, Man" ujar Frans menepuk bahu Al.

"Tanpa lo suruh juga gue bakal jaga dia" ketus Al yang kemudian jalan menyeimbangi Keshia.

"Kes" panggil Al

Tak ada jawaban

"Keshia" panggil Al lagi

Namun, masih sama. Keshia tak kunjung menyahut ataupun menengok ke arahnya.

"Keshia anaknya mamih Dira, lo masih cinta sama dia?" Teriak Al frustasi

Keshia berhenti dan memandang Al sengit. "Malu-maluin lo, sumpah!" Ucapnya sambil menginjak kaki Al dengan kencang

"Sakit bodoh. Bisa aja kaki gue bolong karena tusukan heels lo itu" keluh Al dengan jalan yang sedikit pincang

"Biar lo tau rasa" ketus Keshia berjalan lebih cepat

"Liat aja lo di kamar nanti" ucap Al sedikit mengancam. Keshia tetap berjalan meninggalkan Al yang terpincang-pincang karenanya. Ia tidak memperdulikan ucapan Al.

***

"Iya mih, Keshia baik-baik aja kok. Tadi abis Al ajak pergi ke Yokohama. Dua hari lagi kami balik mih tenang aja" ucap Al yang sedang Skype dengan mertuanya

"Kalian udah punya rencana kasih cucu ke mamih kan?" Tanya Dira dengan wajah yang semangat

"Astaga mih, aku masih mau kerja! Aku belum mau punya anak" Keshia menyahut dari belakang Al. "Apalagi anak dari Al" ia memelankan volume suaranya saat berkata hal tadi.

"Sekarang kan sudah ada Al, Sayang. Kamu udah gak perlu kerja. Biar Al yang mencari nafkah untuk kehidupan rumah tangga kalian" nasihat Dira pada putri satu-satunya itu

"Kan Keshia juga mau kerja mih. Al aja gak keberatan. Ya kan Al? Lo eh kamu gak keberatan kan?"

"Iya mih, semua terserah Keshia aja, dia mau tetap kerja atau gak, Al gak bisa maksa dia" Al berucap meyakinkan mertuanya

"Baiklah kalau begitu. Ya sudah, mamih tutup ya panggilannya. Semoga mamih cepat dapat cucu dari kalian" ucap Dira yang kemudian mengakhiri panggilan skype tersebut.

"Gak usah di denger omongan Mamih" ucap Keshia sambil membaringkan tubuhnya di atas kasur

"Kalo gue mau denger gimana? Kan itu udah hak gue juga" ujar Al menaikkan sebelah alisnya.

"Kalo lo berani nyentuh gue, gue gak bakal tinggal diem, Al!"

"Bukan gue yang nyentuh lo, tapi lo duluan yang udah nyentuh gue" ucap Al dengan bangga. "Nih lengen gue lo sentuh tadi pagi" sambungnya

"PERGI SONO LO AL AARRGHHH" Pekik Keshia melempari Al dengan seluruh bantal yang ada di atas kasur.





March 16, 2017
Written by Puccapicca

Marrying My EnemyOnde as histórias ganham vida. Descobre agora