26. Periksa Mata

1K 122 14
                                    

16.30
Rumah Sunny

Sunny dan Taeil segera masuk ke rumahnya dan menceritakan kabar bahagia itu ke ibunya. Ibu seketika terharu dan menangis bahagia mendengarnya. Akhirnya harapan keluarga kecil itu bisa segera terwujud. Walaupun nanti Sunny hanya bisa melihat dengan 1 mata, mereka tetap bersyukur.

Sunny langsung masuk ke kamarnya dan menata jadwal pelajaran untuk esok harinya. Besok akan ada ulangan bahasa Inggris, tapi Sunny tak perlu belajar sungguh-sungguh karena besok ulangannya listening lagi.

Namun, ternyata besok lusa akan ada ulangan harian matematika. Jika besok dia periksa mata, dia tak akan ada waktu untuk belajar matematika. Tapi jika dia periksa sekarang, dia bisa antri periksa sambil menyicil belajar bahasa Inggris, karena memang pelajaran bahasa Inggris cukup mudah baginya.

“Kak Taeil, bagaimana kalau kakak antar aku periksa mata sekarang saja? Soalnya aku besok lusa ada ulangan matematika.” Saran Sunny.

“Tapi kau sudah siap-siap belum? Kau sendiri kan belum mandi.” Jawab Taeil.

“Aku akan segera mandi, Kak.” Kata Sunny sambil berlalu ke kamar mandi.

“Oh iya. Besok lusa aku juga ada ulangan fisika. Untung Sunny ngajak periksa sekarang.” Ucap Taeil pelan.

Taeil bergegas mandi agar nanti bisa tiba di rumah sakit lebih awal agar tidak perlu antri terlalu lama. Usai mandi, Taeil mengeluarkan lagi motornya dari garasi. Taeil menyuruh Sunny agar cepat keluar.

“Ihh.. Udah keluar nih.. Sabar dong.” Kata Sunny sambil mengerucutkan bibirnya.

“Alah, tadi pagi kamu juga gitu kok. Sekarang aku bales lah.” Jawab Taeil.

“Katanya gak boleh mbalas keburukan orang lain dengan keburukan. Kok malah dilakuin Kakak?” balas Sunny.

“Hehe.. udah, buruan naik.” Suruh Taeil.

17.15
RSUD Tangerang

Taeil menuntun Sunny walaupun Sunny sudah membawa tongkat jalannya. Dia takut kalau adiknya jatuh atau tersandung saat menaiki atau menuruni tangga, apalagi tempat itu asing bagi Sunny.

Taeil menyuruh Sunny duduk dulu di ruang tunggu, sementara itu Taeil mengantri mengambil nomor antrian.

Taeil menghampiri adiknya yang duduk di tempat duduk barisan 2 paling kiri. Dia tak mendapat tempat duduk karena mereka datang ketika sudah banyak orang mengantri.

“Kita mendapat nomor 15, Dik. Dan ini baru nomor 10 yang dipanggil.” Kata Taeil.

“Oh.. Kupikir kita berangkat paling awal, ternyata tidak.” Ujar Sunny.

“Makanya jangan kelamaan dandannya.” Ejek Taeil.

“Ih, apaan sih, Kak. Orang aku gak dandan kok.” Balas Sunny.

Sekitar 15 menit menunggu, akhirnya nomor antrian 15 dipanggil juga. Setelah itu, mereka harus menunggu lagi dipanggil dokter. Kini Taeil akhirnya bisa duduk.

Ketika menunggu panggilan, Taeil melihat seseorang yang berjalan melewati poliklinik. Taeil tak asing lagi dengan wajah itu, dia adalah Jaehyun.

“Apa yang dia lakukan di sini?” gumam Taeil lirih, tetapi suaranya itu mampu didengar oleh Sunny yang ada di sisinya.

“Siapa Kak?” tanya Sunny balik.

“Jaehyun! Apa yang kau lakukan di sini?” seru Taeil sambil berdiri dari tempat duduknya.

Jaehyun yang melihat Taeil dan Sunny mendadak kaget, pasalnya mereka tadi bilang akan periksa besok bukan sore ini. Jaehyun menghampiri mereka berdua.

“Loh? Kok Sunny periksanya hari ini? Katanya besok?” tanya Jaehyun.

“Besok kita akan fokus belajar untuk ulangan lusa, makanya Sunny pilih periksa hari ini aja.” Jawab Taeil.

“Ooo.. Ya udah. Aku pamit pulang dulu, ya.” Pamit Jaehyun yang tampaknya terburu-buru.

“Eh, tunggu dulu. Kenapa kau ada di sini? Siapa yang sakit?” tanya Taeil membuat Jaehyun memutar badannya lagi.

“Emm.. a-aku, aku cek fisik buat persiapan tanding.” Jawab Jaehyun dengan sedikit tersendat-sendat.

“Ooo.. ya sudah. Ku kira kau sakit, Jae.”

“Tidak. Bye. Aku pergi dulu. Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumsalam.” Jawab Sunny dan Taeil serempak.

“Akhirnya aku akan bisa menonton pertandingan basket itu. Tapi sayang Kakak tak ikut.” Ujar Sunny.

“Kalau pun aku tergabung dalam klub basket itu, aku tak akan diturunkan, Dik. Kau tahu sendiri, kan?” jawab Taeil sambil menertawakan dirinya sendiri.

“Hehe.. Mungkin saja ada keajaiban di mana Kakak akan main dalam pertandingan itu.” Sahut Sunny sambil tertawa.

Nona Han Sung Ah dipersilahkan masuk

Nama Sunny dipanggil melalui pengeras suara untuk segera memasuki ruang periksa mata. Taeil segera bangkit dari tempat duduknya lalu menuntun adiknya berjalan.

Di ruangan itu, tampak dokter yang dulu menangani Sunny. Dokter itu tersenyum ramah lalu mempersilakan Sunny dan Taeil duduk di hadapannya.

“Oh, inikah Han Sung Ah yang akan dioperasi matanya itu?” tanya dokter itu.

“Iya, Dok.” Jawab Sunny.

“Kami tadi juga sudah menemui orang yang akan mendonorkan matanya untukmu. Dia tadi juga periksa. Baru saja malahan.” Ujar sang dokter.

“Oh, benarkah? Apa dokter tau namanya?” tanya Sunny penasaran.

“Maaf, dia merahasiakan identitasnya.” Jawab dokter yang bernama Jung Hara itu.

“Baiklah, aku akan memeriksa matamu.” Lanjut sang dokter.

Taeil menunggu Sunny yang sedang diperiksa matanya. Dia melihat tumpukan rekam medik itu dan membaca namanya satu persatu.

Ketika hendak membaca nama tumpukan terakhir, sang dokter dan Sunny keluar dari bilik periksa. Taeil mengurungkan niatnya untuk mengintip nama itu.

Apa benar dia ya? Pasti aku salah baca.” Gumam Taeil dalam hati.

“Baiklah Sunny. Rencananya 2 hari lagi kau akan dioperasi matanya. Kami akan mengonfirmasi waktunya besok ya? Jadi, aku meminta nomor salah satu dari kalian yang bisa dihubungi. Pendonor bilang kalau sewaktu-waktu dia bisa datang, jamnya pihak RS yang tentukan saja ya?” kata Dokter Jung lembut.

“Oh ya. Baik. Kami juga bisa kok sewaktu-waktu-“

“Tapi besok lusa kan aku ada ulangan matematika, Kak.” Sunny memotong perkataan Taeil.

“Bagaimana?” tanya dokter itu lagi.

“Kau kan bisa minta surat izin pada dokter. Jadi kau ikut susulan dulu tak apa, kan?” Taeil berusaha membujuk Sunny.

“Baiklah.” Kata Sunny pada Taeil dan Dokter Jung.

“Tapi, saya minta surat izin untuk sekolah, ya, Dok.” Tambah Sunny.

“Iya.” Kata Dokter Jung.

Taeil pun memberikan nomor HP-nya pada sang dokter. Kemudian, mereka pamit dan berterima kasih pada sang dokter. Dokter itu tersenyum dan membalas salam mereka dengan ramah.

Ada yang bosen sama ceritanya?
Kalo ada comment ya..
Biar aku bisa perbaiki next chapter biar bisa lebih bagus lagi.😀
Xie xie..^^

Pencet ini kuy! 😁
⬇⬇

BLIND | Jaehyun ✔Where stories live. Discover now