23. Waiting for

925 114 8
                                    

Jaehyun akhirnya memutuskan untuk bercerita kepada papanya tentang hal itu. Ia mendekati papanya dan duduk di sampingnya.

Walaupun agak malu, lebih baik Jaehyun menceritakannya agar papanya juga lebih mengenal Sunny. Papanya Jaehyun manggut-manggut ketika Jaehyun menceritakan kisahnya itu.

"Wah.. ternyata kau lelaki yang perhatian, ya, Jae. Kau rela membuatkan poster demi kesembuhan Sunny. Apa kau sangat mencintainya?" Tanya papanya Jaehyun.

Jaehyun mengangguk pelan dan pipinya selalu memerah ketika papanya menanyakan perasaannya pada Sunny.

"Oooo.. Tapi sekali lagi Papa peringatkan, kau tak boleh berpacaran dulu, Jae. Papa takut jika kau nantinya tak konsen pada pelajaranmu." Tegur Papanya Jaehyun.

"Iya, Pah." Jawab Jaehyun sambil berlalu ke kamarnya.

Dia segera merebahkan tubuhnya di kasur. Dia tampak senyam-senyum sendiri mengingat ceritanya tadi. Dia membuka HP-nya, ada pesan dari Sunny ternyata.

"Ya, Kak. Terima kasih sudah mengingatkanku, Kak. Aku juga sudah menyampaikan salammu pada Kak Taeil." Ujar Sunny dalam voice note itu.

"Hmmm.. tampaknya malam ini aku akan sulit tidur karena mengingat ini semua." Batinnya sambil terkekeh. Akhirnya Jaehyun tertidur pulas usai senyam-senyum sendiri.

KRING KRING KRING

Pagi-pagi buta alarm Taeil sudah berbunyi. Dia bergegas sholat subuh lalu ke kamar mandi. Setelah itu dia membangunkan Ibu untuk memasakkannya sarapan.

"Kau ini kenapa bangun sepagi ini?" Tanya Ibu heran.

"Aku mau menempelkan poster-poster ini, Bu. Aku sudah janjian dengan Jaehyun akan menempel poster ini pagi-pagi." Ujar Taeil.

Taeil juga membangunkan Sunny agar segera bersiap. Sunny yang masih mengantuk bangun dengan penuh keterpaksaan. Dia sholat lalu mandi.

"Kakak ini kenapa, sih? Ini kan masih kepagian. Orang alarmku aja belum bunyi." Ucap Sunny sambil cemberut.

"Ini demi kamu. Kau harus menurut." Jawab Taeil singkat.

Taeil segera mengeluarkan motornya dari garasi lalu melesat pergi bersama Sunny. Tiba-tiba Taeil berhenti di suatu tempat.

"Kok berhenti, Kak?"

"Bentar."

Sunny menunggu di samping motornya sendirian. Kemudian tak berapa lama, Sunny mendengar ada suara motor lain yang diparkirkan di dekat motor Taeil.

"Hai, Sunny." Sapa seseorang. Ternyata Jaehyun yang datang.

"Halo, Kak. Kok Kakak ada di sini?"

"Mau bantuin kakakmu nempelin poster, Sun." Jawab Jaehyun sambil mengambil sebuah plastik berisi beberapa lembar kertas.

"Sunny, bilang ke kakakmu kalau aku sudah mengambil posternya, ya?" Ujar Jaehyun. Sunny hanya mengangguk.

Jaehyun bergegas pergi ke tempat lain untuk menempel poster-poster itu. Di tempat lain Jaehyun dengan cepat menempelkan poster itu. Akhirnya dalam waktu 30 menit dia sudah selesai menempelkan semua posternya.

Begitu pula dengan Taeil. Usai menempelkan semua posternya, Taeil kembali ke lokasi di mana motornya diparkir. Sunny menunggui Taeil dengan wajah yang tampak masih mengantuk.

"Ayo! Jangan tidur. Cepat! Kita harus berangkat sekolah." Seru Taeil membuat Sunny membuka matanya lebar-lebar.

Sunny segera naik ke motor Taeil lalu memeluk Taeil erat. Taeil mengegas motornya lalu melesat ke sekolah.

BLIND | Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang