Epilog

4.6K 122 7
                                    


"Sah?"

"Sah"

"Alhamdulillah" Ucap serempak hadirin yang hadir menyaksikan ijab kabul yang khidmat tersebut.

Pak Ustadz membaca doa untuk pasangan yang baru meresmikan hubungan mereka menjadi sepasang suami istri itu dan juga untuk tamu yang hadir. Acara dilanjutkan dengan tukar cincin dan sungkem kepada keduaorangtua mempelai, acara yang cukup haru, bahkan membuat beberapa tamu yang hadir ikut meneteskan air mata.

Kedua mempelai akhirnya menerima ucapan selamat dari saudara, kerabat dan teman teman yang hadir untuk menyaksikan acara ijab kabul tersebut, sebelum kedua mempelai berganti pakaian dan menuju pelaminan.

"Selamat yahh, gue turut bahagia" Ucap Andri memberi selamat pada Karin yang kini terlihat sangat cantik dengan kebaya berwarna putih bersih yang memiliki model modern dan bertahtakan batu swarovski di sekitar kerah dan pergelangan tangan yang membuatnya semakin terlihat elegan.

"Makasih yaa, semoga lo cepet nyusul" Ucap Karin sambil memeluk Andri erat.

"Amiinn" Jawab Andri.

"Selamat ya rin" Ucap Ronni memberi selamat pada Karin.

"Iya makasih, cepetan nyusul" Ledek Karin sambil mengedipkan mata dan membuat Aji, Andri, Karin juga Ronni tertawa.

Sudah dua bulan Ronni resmi pindah ke Jakarta, tinggal dengan mamanya dan bekerja di sebuah perusahaan swasta. Proses yang tidak mudah saat berusaha meyakinkan keluarga Andri kalau ia kali ini benar benar serius, tapi orangtua mana yang tidak akan luluh saat melihat anak mereka terlihat bahagia dan mengharap restu mereka. Kini Andri dan Ronni sudah mendapat restu dari kedua orangtua Andri, bahkan Andri sudah bertemu dengan Papa dan Mama Ronni yang kini tinggal terpisah karena perceraian.

"Hay nji" Sapa Andri saat melihat Panji.

"Hay apa kabar?" Tanya Panji pada Andri sambil bersalaman, sudah satu bulan mereka tidak bertemu karena kesibukan masing masing.

"Baik, lo sendirian?" Tanya Andri sambil menyambut tangan Panji untuk bersalaman.

"Yep, apa kabar ron?" Jawab Panji sambil menegur Ronni dan melepaskan tangan dari Andri untuk menjabat tangan Ronni. Mereka sudah beberapa kali bertemu setelah Ronni pindah ke Jakarta

"Baik" Jawab Ronni sambil menyambut uluran tangan Panji untuk bersalaman.

"Jadi kalian kapan?" Tanya Panji sambil tersenyum.

"Tunggu Acc dari Andin" Jawab Ronni.

"Loh kenapa Andin?gak setuju?" Tanya Panji terkejut.

"Bukan gak setuju, dia sedih katanya kalau nanti gue nikah dia gak ada temen curhat lagi, rencananya gue mau tinggal bareng mama, kasihan mama sendirian, kan ortu gue masih ada Andin" Jelas Andri.

"Ohh kirain apaan, suruh cari pacar lah si Andin biar ada temen curhat" Ucap Panji.

"Eh jangan jadi penghasut yahh, biar dia lulus kuliah dulu, trus kerja yang bener dan nyenengin ortu dulu, baru gue Acc buat pacaran" Jawab Andri.

"Kejam amat" Sahut Ronni.

"Biarin, jangan ikut campur yahh" Ucap Andri mengancam pada Ronni.

"Wuihh urusan rumah tangga nih, gak ikutan ah, mending godain Andin, dahh" Ucap Panji sambil melarikan diri sebelum mendapat protes dari Andri, ia lari ke arah Andin yang sedang mengantri makanan.

"Heh Panji jangan rese yah" Ucap Andri pada Panji yang sudah lebih dulu berlari kencang.

"Hahahahha biarin aja sih" Ucap Ronni.

"Ihh jangan ikutan deh, biar dia jadi orang bener dulu baru boleh pacaran" Jawab Andri kekeuh.

"Iyadeh terserah kamu aja, sekarang kita bahas soal kita aja gimana?"

"Kita?kenapa?" Tanya Andri bingung dengan maksud pertanyaan Ronni.

"Kapan aku bisa ngelamar kamu?trus kamu mau konsep pernikahan yang gimana?" Tanya Ronni sambil menggenggam tangan Andri dengan ibu jari yang mengelus punggung tangan Andri berulang ulang.

"Kamu kan tau,Andin masih setengah hati, aku mau meyakinkan dia dulu sampai dia bilang iya dengan sepenuh hati, kalau konsep aku mau yang sakral dan sederhana aja, yang penting semua yang dateng bisa doain kita dan bahagia semua" Jawab Andri dengan mata berbinar.

"Iya sayang, aku tunggu kok, aku yakin Andin bisa setuju secepatnya" Ucap Ronni sambil menunjuk ke arah Andin yang sedang berbicara dengan Panji sambil tertawa.

"Ihh Panji, awas aja tuh anak kalau kasih usul ke Andin yang tadi" Ucap Andri kesal lalu menarik tangan Ronni untuk berjalan ke arah Andin dan Panji sambil mengomel sendiri.

Ronni yang mendengar Andri mengomel sendiri hanya tersenyum sambil mengikuti langkah Andri yang terbatas karena ia mengenakan kebaya serta kain saat ini, jadi langkah kaki Andri cukup terbatas. Ronni tau walaupun Andri terlihat kesal tapi Andri sangat menyayangi Adiknya bahkan Panji yang merupakan teman baiknya kini, Ronni yang sempat cemburu, kini mengerti hubungan antara Panji dan Andri benar benar hanya sebatas teman, justru Ronni bersyukur Andri bisa berteman dengan Panji disaat mereka tidak bersama.

Panji benar benar teman yang baik walaupun ia pernah berharap mendapatkan hati Andri dan kini ia tetap menjadi teman yang baik bukan untuk Andri tapi untuk Andin dan juga Ronni. Ronni tak hentinya mensyukuri segala yang ia terima kini, Andri adalah pembuka jalannya untuk bisa berkomunikasi lagi dengan baik kepada kedua orangtuanya walaupun mereka telah berpisah. Ronni telah membulatkan hati dan berjanji pada diri sendiri untuk terus menyayangi dan membahagiakan Andri.

Seperti kata bijak, wait is always worth it, menunggu akan selalu layak, Jika saatnya tiba maka ia akan datang diwaktu yang tepat dan disaat hati siap untuk menerima dan berbahagia dengan selayaknya.

~Selesai~



Akhirnya
Cerita ini bisa tamat dan berakhir dengan jalan yang sangat amat panjang dan tidak mudah. Terimakasih untuk semua yang udah baca, vote dan komen, semoga ceritanya bisa menghibur dan membekas dihati semua.

Ada rencana untuk buatin cerita Aji dan Karin. Semoga aja bisa segera di posting.

Makasih semua.....

See you....

MATEΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα