Part 18

2.1K 113 0
                                    

Andri mendapat kabar kalau Aji ternyata lolos tes untuk pekerjaan barunya, akhirnya Aji mengajukan surat pengunduran diri, Pak Danu yang terkejut akhirnya bertanya apa alasannya, bahkan Pak Danu memberi tawaran untuk menaikan gaji Aji bila ia bertahan di kantor. Aji akhirnya menceritakan alasan ia mengundurkan diri, Pak Danu yang merasa sedih karena harus kehilangan staff terbaiknya akhirnya bisa menerima keputusan Aji, karena hanya itu jalan satu satunya. Beruntung pengganti Aji cepat ditemukan, karena kalau tidak, mereka akan benar benar kesulitan mengerjakan pekerjaan yang menggunung itu.

---0o0---

Waktu terus berlalu dan tak terasa sudah hampir setahun hubungan Karin dan Aji berjalan. Mereka akhirnya memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.

"Jadi yang mana yang lebih oke?" Tanya Karin pada Andri tentang desain undangan yang bagus saat mereka sedang ngobrol di kafe milik Panji pada hari sabtu.

"Gue sih suka yang ini, simple tapi kelihatan elegan" Jawab Andri sambil menunjuk undangan berwarna biru.

"Selera lo sama kayak Mas Aji, tapi gue setuju deh, votingnya lebih banyak ke biru" Ucap Karin.

"Lagian lo ada ada aja, yang mau nikah kan kalian berdua, lah ini semua orang ditanyain soal undangan mana yang bagus"

"Gue udah bingung, gak bisa milih lagi, stress ngurusin sendiri"

"Kan Mas Aji udah nawarin pake wedding organizer biar lo gak terlalu ribet"

"Gue gak sreg pake WO"

"Yaudah kalau gitu nikmatin aja yahh jangan ngeluh, biar dapet pahala" Ucap Andri sambil menepuk bahu Karin dan tersenyum.

"Terus lo gimana?" Tanya Karin pada Andri.

"Gimana apanya?"

"Sama dia, masa sepupu gue digantungin gituh, udah setahun lebih loh ndri" Ucap Karin sambil mengarahkan pandangannya ke Panji yang sedang berbicara dengan staffnya.

"Kita temenan, gak ada gantung menggantung" Jawab Andri tanpa melihat ke Karin.

"Lo bilang gitu kayak lo gak tau aja kalau dia suka sama lo. Kenapa sih?belum move on?gak pengen bahagia kayak gue sekarang"

"Gue sama Panji bener bener nyaman sebagai temen rin, gak ada sesuatu yang spesial yang gue rasain sama dia"

"Kasian Panji ndri, dia suka banget sama lo gitu, mulai menjaga jarak sama cewe lain, eh lo malah kekeuh buat temenan doank" Jelas Karin yang berhasil membuat Andri merasa sangat tidak enak pada Karin.

"Maaf ya rin, tapi hati gue udah milih buat gak memulai hubungan sama Panji, kita udah deket setahun lebih, semuanya berjalan mulus, tapi gue masih biasa aja ke dia. Gue udah bilang sama dia, lebih baik dia coba buka hati untuk cewe lain, karena gue beneran gak bisa" Jelas Andri pada Karin.

"Yaudah mau gimana lagi, mungkin kalian gak berjodoh, gue doain semoga kalian bisa dapet pasangan yang cocok sama kalian, secepatnya"

"amiinn, makasih ya"

"amiinn" Jawab Karin sambil menganggukkan kepalanya.

Panji menghampiri mereka dan bertanya apa yang sedang mereka bicarakan?mengapa terlihat sangat dalam, sampai raut wajah mereka terlihat sendu. Karin hanya mengatakan soal cewe yang gampang baper jadi sudah biasa. Panji ikut melihat dan memberi suara untuk undangan yang akan dicetak nanti, Aji sendiri masih belum datang karena harus lembur di kantor.

"Hay, maaf yah telat" Ucap Aji saat tiba di kafe.

"Gak apa kok" Jawab Andri singkat.

Aji langsung duduk disebelah Karin tapi Karin terlihat cemberut dan tak berminat. Andri memutuskan untuk ke toilet dan memberi waktu untuk Aji membujuk Karin, Panji akhirnya undur diri juga.

Setelah sekitar 10 menit, Andri kembali ke meja dan ternyata kini Aji dan Karin sudah terlihat biasa kembali, bahkan Karin sudah tertawa.

"Lama amat ke toilet?" Tanya Karin.

"Sengaja kasih waktu Mas Aji buat bujukin lo" Jawab Andri dan hanya dibalas cibiran oleh Karin.

"Jadi mau kemana nih sekarang?" Tanya Aji.

"Cari makan yuk?ke Gading aja gimana?lagi ada food festival gitu di sana" Usul Karin.

"Boleh" Jawab Aji sambil mengelus rambut Karin, semenjak mereka memutuskan untuk menikah, mereka memang terlihat semakin romantis, bahkan Aji tak sungkan lagi untuk merangkul atau bahkan mencium pipi Karin di tempat umum, bukannya Andri tak suka tapi ia hanya merasa sedikit risih.

"Yuk ah cepetan jalan, sebelum kalian mesum di depan gue" Jawab Andri sambil berdiri dan bersiap jalan.

"Dilarang syirik" Ucap Karin sambil meledek Andri.

Saat mereka akan masuk ke dalam mobil Karin (Aji tidak membawa motor hari itu), Panji keluar kafe dan memanggil mereka, Panji memutuskan untuk ikut dengan mereka setelah barusan menerima pesan ajakan dari Karin. Akhirnya Andri berangkat dengan mobil Panji.

Tiba disana mereka berkeliling untuk memutuskan akan membeli makanan apa, setelah masing masing memilih dan membeli, mereka mencari tempat duduk yang memang disediakan untuk para pengunjung. Mereka mulai menikmati makanan sambil ngobrol soal acara pernikahan Aji dan Karin.

Sepulang dari sana, Andri sempat mengajak Panji untuk mampir, tapi Panji menolak karena harus pulang untuk penerbangan pagi pada esok hari.

---0o0---

"Akhirnya liburan juga" Ucap Karin saat tiba di kantor dengan menarik koper yang cukup besar.

Kantor tempat Andri dan Karin bekerja memang akan mengadakan outing kantor selama 3 hari 2 malam di Lombok, dan kini beberapa karyawan telah berkumpul di kantor untuk bersiap menuju bandara.

"Iya enak banget sih lo, abis liburan terus 3 bulan lagi cuti" Ucap Andri saat mereka dalam perjalanan menuju bandara. Beberapa staff ada yang memilih untuk langsung menuju bandara.

"Hehe, rejeki anak cantik namanya" Jawab Karin.

Perjalanan menuju Lombok cukup singkat dan hanya diisi oleh obrolan beberapa karyawan, sementara Andri memilih untuk tidur karena masih merasa mengantuk harus bangun pagi pagi.

Tiba di Lombok, ketua panitia yang merupakan Direktur Finance segera melakukan check in di hotel tujuan yang sudah di booking 2 bulan lalu itu. Satu kamar terisi 2-3 karyawan, Karin dan Andri menempati kamar yang sama. Semua staff segera masuk ke kamar masing masing setelah mendapatkan kunci, untuk sekadar meletakan barang bawaan mereka, dan mereka segera berkumpul kembali di resto hotel untuk makan siang sambil membahas jadwal liburan mereka.

Saat Andri dan Karin sedang berjalan menuju resto, Karin melihat pria yang sudah lama tidak dilihatnya kini sedang berbicara santai dengan Pak Danu, reflek Karin menarik tangan Andri yang sedang berjalan sambil melihat ponselnya.

"Astaga" Ucap Karin sambil menarik tangan Andri yang membuat Andri menghentikan langkahnya dan menoleh pada Karin.

"Apa sih?" Tanya Andri bingung, tapi melihat Karin yang terkejut dengan mata terbelalak dan tangan yang menutupi mulutnya, akhirnya Andri memutar pandangan ke arah pandangan mata Karin.

Saat Andri memutar tubuhnya, bukan hanya rasa terkejut dan tak percaya tapi kaki Andri langsung terasa lemas seketika, bahkan ponsel yang digenggamnya ikut terjatuh dan menyadarkan Karin dari rasa terkejutnya.

"Lo gak apa apa?" Tanya Karin panik saat melihat Andri menundukkan kepalanya dengan nafas memburu dan memegang tangan Karin dengan sangat erat, akhirnya Karin menggiring Andri untuk duduk di sofa dekat mereka setelah sebelumnya mengambil ponsel Andri yang terjatuh.

"Itu dia?" Tanya Andri setelah mereka duduk sambil memandang Karin dengan air mata yang mulai berlinang. Karin bingung harus menjawab apa dan memilih hanya menganggukkan kepalanya. Andri lalu menundukkan kembali kepalanya dan menutup wajahnya sambil menangis.

MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang