Bab 9

32.2K 568 20
                                    

Bab 9

Mereka terbangun pukul 7 malam, Darius melirik malas ke arah jam di atas meja. Mereka tertidur sekitar 2 jam, Vero tampak bergelung kelelahan. Ia membuat istrinya mengalami orgasme hingga beberapa kali, wajar saja jika kini ia kelelahan. 

Darius mengelus rambut Vero, dengan perlahan agar ia tak terbangun. 

Ia tahu Vero memiliki alasan lain di balik pernikahan mereka. Ia tidak cukup bodoh. Sejak percintaan pertama mereka, ia sangat sadar ada sesuatu yang disembunyikan gadis itu. 

Namun, otaknya tertutup oleh gairahnya sehingga ia menyerah. Ia bukan lelaki yang dengan gampang meniduri wanita, bahkan tanpa mengenakan pengaman. 

Tapi semuanya berbeda ketika ia bersama dengan Vero malam itu, mengetahui bahwa Vero memiliki rencana tersembunyi malah membuatnya mengikuti permainan wanita itu. Tapi ia tak menyesal, ia mengingat kembali percintaan mereka di malam itu. Di mana ia mengambil keperawanannya, memasukinya tanpa penghalang.  

Ia sangat sering mendapati wanita-wanita yang pernah berkencan dengannya marah-marah mendatanginya, meminta pertanggung jawabannya. Ketika ia tetap tak bergeming, mereka berubah menjadi memohon-mohon. Semuanya akan selesai ketika Frans turun tangan. Ia akan membawa wanita-wanita itu ke dokter dan meminta dilakukan tes. Seperti yang ia lakukan terakhir kali pada Alexis. 

Ya, adik iparnya, yang telah pergi. Ia segera mengenyahkan ingatannya akan Alexis terutama di hari itu.  

Veronicha berbeda dengan Alexis, karena itu ia memperlakukannya secara berbeda pula. 

Darius melirik jam kembali, sudah saatnya mereka makan. Ia begitu lapar, dan lagi ia membutuhkan energi untuk menghadapi istrinya.

Ia memberikan kecupan singkat di leher Vero, wanita itu tetap terlelap. Ia mencoba sekali lagi, dan usahanya berhasil. Vero seketika membalikkan diri ke arahnya, menggeliatkan badannya. Ia begitu kaget ketika membuka matanya, melihat wajah Darius tepat di depannya. 

"Apa kau ingin mandi?" 

Vero menggeleng, badannya pegal sekali. Ia hanya ingin kembali bergelung di dalam selimut.  

"Tapi kita harus makan malam nyonya muda. Suamimu ini sangat kelaparan." 

Dengan enggan Vero melangkah keluar dari selimut. Ia berjalan dengan percaya diri melewati suaminya, setelah sebelumnya sempat menyambar salah satu bikini yang tersampir di kursi. Tadinya ia akan memakainya siang ini untuk berjemur, tapi rencananya berubah karena suaminya itu menahannya di ranjang dengan percintaan yang terus menerus.  

Dengan setengah berlari ia memasuki kamar mandi sementara Darius mengamatinya dari atas tempat tidur. Ia membutuhkan berendam di bathtub, merilekskan otot-ototnya yang kaku. 

Ia mengisi air panas dan sambil menunggu mengamati wajahnya di cermin. Ia meraba perutnya, mengapa belum terlihat membuncit batinnya. 

Setelah merasa cukup hangat ia melepaskan bikininya dan melangkah dengan penuh keanggunan ke dalam bathtub. Tanpa ia sadari, Darius menontonnya dari belakang dengan tatapan membara. Darius kemudian menyusulnya berendam bersama dan akhirnya mereka terpaksa menelpon petugas resort lewat tengah malam untuk diantarkan makanan ke tenda mereka. 

Darius rupanya lebih lapar akan istrinya dibanding makanan, hingga ia kembali menyetubuhi Vero di dalam bathtub. Ia sendiri heran dengan kekuatan dan gairahnya yang selalu tersulut hanya dengan melihat istrinya itu.  

~ ~ ~ 

Mobil mereka baru saja memasuki halaman rumah ketika Vero melihat Celeste berdiri di depan pintu untuk menyambut mereka. 

My Husband My EnemyWhere stories live. Discover now