Bab 12

27.8K 546 23
                                    

Bab 12 

"Sudah berapa lama kau berhubungan dengan pria itu?"Darius memecah keheningan di dalam mobil. Mereka bergerak menuju salah satu restoran mewah untuk janji bertemu dengan Ferdinand. 

Sesuai janjinya, Darius tidak melepaskan istrinya pergi sendiri.  

"Aku tak perlu membahas hal itu"balas Vero 

Ia begitu kesal, karena Darius memaksa mengantarnya. Padahal ia memerlukan sedikit privasi untuk menjelaskan pada Ferdinand apa yang sebenarnya sudah terjadi, dan dengan keberadaan Darius pasti ia akan sangat canggung. 

Ia mengenal Ferdinand 2 tahun yang lalu, sejak itu laki-laki itu menjadi bagian hidupnya. Meski tak ada pernyataan komitmen, namun Vero tahu bagaimana laki-laki itu mengharapkannya. Apalagi sejak kematian ibunya, mereka menjadi semakin dekat.  

Ia hanya mengirimkan sms sesaat sebelum pesawat yang akan membawanya meninggalkan Jerman tinggal landas. Ia tidak sempat berpamitan padanya. 

Dan kini laki-laki itu datang menyusulnya, meski ia bilang sedang dalam urusan bisnis di sini.  

Darius melirik Vero, matanya menatap wanita itu tajam. 

"Sedang memikirkan laki-laki itu bukan?"Tanyanya menuduh. 

Vero hanya terdiam, menatap jalanan di depan. Tiga bulan sudah usia perkawinannya, tapi belum ada tanda-tanda Darius mencintainya. Laki-laki itu tak pernah mengungkapkan perasaannya, malah sering bertentangan pendapat dengannya. Tapi, tanpa sadar sebuah perasaan mulai merambati hatinya. Ia tak semestinya jatuh cinta dengan Darius, itu bukan tujuannya menikahi pria itu.  

Vero seketika menggeleng, dan baru menyadari tingkahnya itu ketika Darius menghentikan mobilnya. 

'Tidak tidak tidak...aku tidak boleh jatuh dalam pesonanya'batinnya 

Darius memberikan kunci mobilnya pada petugas valet parking, ia mengitari mobil untuk membuka pintu penumpang. 

Uluran tangannya ditolak Vero yang dengan anggun keluar dari mobil. Ia terlihat sangat cantik, pikir Darius. Ia menjadi kesal, kenapa istrinya berdandan begitu cantik untuk menemui lelaki itu. 

Vero mengenakan gaun berwarna merah muda sewarna dengan lipstiknya. Gaunnya lengan panjang dengan panjang sebatas lutut. Pinggangnya dihiasi dengan belt besar. Perutnya sudah terlihat membuncit. Rambut ikalnya ia biarkan tergerai menambah pancaran kecantikannya. 

Darius mendesah, seharusnya mereka di kamar mengulangi percintaan mereka yang panas tadi malam, bukannya di sini bertemu dengan mantan pacar istrinya. Sebuah perasaan cemburu merasuki hatinya, tapi dengan cepat ia sangkal. 

Darius menggamit lengan Vero memasuki restoran, yang lagi-lagi ditepis oleh wanita itu. Namun Darius tak kurang akal, ia menggamit pinggang Vero sebagai gantinya, dan wanita itu tidak bisa lagi menolak. 

Laki-laki itu berada di meja paling ujung. Senyumnya yang terkembang mendadak surut melihat Vero melangkah menghampirinya dalam dekapan seorang laki-laki. 

Bukannya pelukan sambutan yang ia dapatkan, hanya sebuah jabat tangan. Bahkan untuk cium pipi pun tak bisa, laki-laki itu menarik Vero menjauh. 

Mata Ferdinand dipenuhi tanda tanya yang segera terjawab ketika laki-laki itu menjabat tangannya. 

"Darius, aku suami Veronicha"katanya dalam bahasa Inggris mengawali perkenalan, 

Ferdinand terperanjat, ia menggumamkan sesuatu dalam bahasa Jerman kepada Vero. 

Suasana sesaat menjadi canggung. Pelayan yang datang membawakan buku menu kemudian memilih menyingkir merasakan aura ketegangan yang memancar dari ketiga tamu itu. 

My Husband My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang