Bab 15

27.3K 625 38
                                    

Bab 15

Darius mendongakkan wajahnya sesaat dari laptopnya, menyadari Vero membuka pintu ruang kerjanya. 

Vero terlihat sangat cantik, memakai lingerie hitam, dengan rambut tergerai. Ia terlihat begitu percaya diri, dengan tatapan menantang. 

Perlahan, Vero menutup pintu sementara Darius tertegun di kursinya.  

Dengan bertelanjang kaki, wanita itu menghampirinya, selangkah demi selangkah. Dengan satu tangan memainkan ikal rambutnya, Vero terlihat begitu seksi dalam pandangan Darius. Perubahan diri Vero dari wanita yang malu-malu hingga menjadi seperti ini membangkitkan gairah Darius. 

Vero semakin mendekatinya, tanpa berkata, ia memutar kursi yang diduduki Darius. Vero mencondongkan diri ke hadapan Darius, membelai wajah Darius, turun ke arah dadanya tapi tidak benar-benar menyentuhnya. 

Dengan lembut ia mencicipi bibir Darius, meninggalkannya ketika laki-laki itu mulai terengah.  

Kali ini Vero benar-benar merabanya, turun menuju celananya, membuka resletingnya dan menarik perlahan celananya lepas. 

Ya Tuhan, ia begitu terangsang mendapati apa yang dilakukan istrinya.  

Vero menariknya maju, hingga ke ujung kursi, istrinya mulai menjilati kejantanannya, keluar masuk ke dalam mulutnya, membuatnya menjadi keras dalam sekejap. 

Ia menyandarkan kepalanya ke belakang, menikmati miliknya berada di dalam kehangatan mulut istrinya.  

Vero bekerja dengan sangat baik di bawah, ia berjongkok sambil menikmati, sesekali melirik ke atas memperhatikan tatapan Darius. 

Ia menyesal mengapa tak pernah melakukan hal ini ketika ia dalam keadaan tidak bisa melayani Darius kemarin. Laki-laki itu pasti sangat tersiksa karena tak dapat melepaskan gairahnya. Karena itu malam ini ia akan menebusnya, memberikan semua yang ia ketahui untuk menyenangkan hatinya. 

Darius tak sanggup menahan lagi, ia tak ingin keluar di dalam mulut istrinya. Ia ingin menikmati berada di dalam tubuhnya.  

Ia menarik tubuh Vero berdiri, mencium bibirnya dengan rakus,  

Diangkatnya tubuh Vero dengan bibir mereka masih saling bertaut. Dengan susah payah ia membuka pintu dan membawa Vero ke kamar tidur mereka. 

Ketika sampai di samping ranjang, dengan ketergesaan ia membanting tubuh Vero ke kasur, dan dengan terengah-engah merobek lingerie yang masih dipakai Vero. 

Tanpa sempat membuka bajunya sendiri, ia memposisikan dirinya tepat di atas tubuh Istrinya. 

Ia menggeram dalam ketika menemukan inti diri wanita itu dalam keadaan basah, siap untuknya. 

Dengan satu dorongan ia menyatukan kejantanannya ke dalam diri istrinya, miliknya. Ia bercinta dengan begitu cepat dan keras. Ketika akhirnya ia merasa dirinya akan meledak, diangkatnya tubuh istrinya. Ia membenamkan diri dalam kehangatan payudara istrinya. Ia merasakan kontraksi istrinya melingkupi kejantanannya dengan begitu kuat. Vero meledak lebih dulu dan meneriakkan namanya. Dengan nafas terengah-engah menatap Darius seolah berterima kasih karena memberinya kepuasan yang begitu hebat.  

Dan tak lama ia pun menggeram dan mengejang di dalam diri istrinya. Meledak dalam sejuta kenikmatan. 

~ ~ ~

Keduanya berbaring bersisian setelah percintaan mereka. Darius menyandar di bantal, sementara Vero terbaring telentang di sampingnya. Sesungguhnya Vero tidak cukup percaya diri menggoda suaminya seperti tadi, tapi ia tahu Darius tak akan mendekatinya tanpa ia memulai terlebih dahulu. 

Darius masih sama untuk urusan seks, memberinya kenikmatan hingga ia selalu dapat mencapai orgasme. Namun, ia kembali menarik diri setelah semuanya selesai. Dan kini Vero merasa begitu malu, setelah apa yang ia lakukan ternyata suaminya itu tetap menjauh darinya. 

Ia membalikkan badannya dan menarik selimut menutupi tubuhnya.  

Mungkin Darius tak akan pernah memaafkannya, atau memang ia tak pernah berarti dalam kehidupannya. Jika memang seperti itu, tak ada gunanya ia ada di rumah ini. 

~ ~ ~

Darius begitu marah mendapati Vero tak ada di rumah. Saat itu pukul 9 malam, ia baru pulang kerja. Tadinya ia tak menyadari, seperti kebiasaannya beberapa minggu ini, ia akan langsung menuju ruang kerjanya. Tapi setelah memanggil dan mencari ia tetap tak menemukan istrinya, ia menjadi marah besar. 

Dengan suara menggelegar ia memanggil sekuriti rumahnya, yang hanya bisa menjawab bahwa istrinya itu pergi menggunakan taksi sore tadi. 

Ia membanting pintu ruang kerjanya, menyandarkan dirinya di kursi. Berani-beraninya istrinya pergi tanpa seijin dirinya. 

Pasti ia menemui laki-laki itu, ia membatin marah. 

Handphonenya bergetar, dengan segera mengalihkan perhatiannya.  

"Aku minta maaf untuk semua hal yang pernah aku lakukan padamu. Mungkin semua akan menjadi lebih baik jika aku pergi. Kumohon, maafkan aku, dan aku tak akan mengganggu kehidupanmu lagi" 

Darius membanting handphonenya ke lantai setelah membaca sms dari Vero. Ia semakin marah, bisa-bisanya Vero meninggalkannya.  

Setelah mengontrol emosinya, ia mengetik balasan. 

"Berani-beraninya kau meninggalkanku!!!Kau bisa pergi dariku, tapi selamanya kau tetap istriku!" 

Ia bersungguh-sungguh dengan hal itu. Vero tak akan bisa lepas darinya, ia akan mengikat wanita itu selamanya. Hingga ia tak akan bisa dimiliki lelaki lain.  

Jauh di sebuah hotel, Vero menangis membaca balasan sms Darius. Tadinya ia akan mengurungkan niatnya untuk pergi dan kembali ke rumah itu jika Darius memaafkannya. Jika saja Darius memintanya kembali, tetapi malah sebuah makian yang ia dapat.  

Sementara itu di rumahnya Alex begitu kaget menerima sms dari Vero, tapi ia tak bisa berbuat banyak. Kali ini ia akan memenuhi permintaan putrinya itu. 

"Aku akan kembali ke Jerman, Darius tak akan pernah memaafkanku. Kuharap papa menghormati keputusanku, jangan hubungi dia, demi aku. Jangan marah padanya pa, aku mencintainya" 

~ ~ ~

Darius membantingkan dirinya di kasur. Ia memijit keningnya, ketika kepalanya dihantam rasa pusing. 

Berani sekali, Vero pergi. Jika ia pikir, aku akan bereaksi maka ia salah besar. Bukan aku yang akan mencarimu, kau yang akan merangkak padaku dan memohon untuk kembali padaku. 

Ketika ia terbangun di tengah malam, refleks ia meraba tempat di sebelahnya yang ternyata kosong. Baru ia sadar, Vero meninggalkannya dan ia merasa pendapatnya tadi salah. Mungkin ia yang akan mencari Vero pada akhirnya...  

~ ~ ~

Celeste begitu kaget mengetahui Vero tak ada di rumah itu lagi. Ingin ia bertanya, tapi ia tak cukup berani. Melihat perubahan sikap Darius yang menjadi pemarah ia mengurungkan niatnya.  

Ia merasa sedih, ia begitu menyukai istri tuannya itu. Wanita itu begitu baik, ia dan tuan Darius pasangan yang cocok. Mereka terlihat begitu bahagia satu sama lain, hingga semuanya berubah ketika Vero mengalami keguguran. 

Celeste bukan tidak tahu kesabaran yang dimiliki Vero untuk Darius, ia sangat mengerti. Namun menyadari wanita itu memilih pergi, membuatnya tak bisa menahan tangis. Apalagi ketika ia membaca sebuah catatan kecil yang ditempelkan Vero di samping lemari es. 

"Celeste, jaga Darius untukku" 

~ ~ ~

TBC......

My Husband My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang