Karma 18 - <Govin-Lira> "Acid, sweet and bitter..."

9.6K 118 8
                                    

Hohohohohoho saya kembali lagi >,<

maaf ya lama postnya. hehehehe. dan maaf bagi kalian yang udah baca karya gaje ku ini nunggu lama. hehehe

oke author nggak bakal ngomong lama-lama. sooo, selamat membaca :)

vote dan komennya ditunggu ya >.<. makasiiiiih

------------------------------------------------------------------------

Dengan mata terpejam Lira menarik napasnya, pelan. Mencoba menikmati hawa disekitarnya. Lalu setelah dirasanya paru-parunya penuh dengan udara, dengan pelan pula dihembuskannya udara itu keluar. Terasa tenang dan damai. Dan itu dilakukannya berulang-ulang, sampai puaaas.

Tapi ketenangannya itu hanya sementara karena setelah itu dirasakannya bibirnya disentuh sesuatu yang panas dan… Lembut.

Bantal? Plak!

Merasa tidak enak dan terganggu, Lira langsung membuka matanya tanpa aba-aba. Dan saat melihat apa yang terjadi dengan bibirnya, kontan saja matanya terbelalak kaget.

Ternyata benda panas dan lembut itu tidak bukan dan tidak lain adalah bibir Govin! Sial duabelas buat Lira. Dan keberuntungan buat Govin. Dasar Monster pencium!! Makinya.

“AAAAAAAA,” teriak Lira, tapi telat. Karena saat baru-baru membuka mata dan terbelalak, otak Lira masih syok dan seketika jadi lumpuh dadakan. Maka dari itu dia baru sekarang teriaknya. *abaikan*

Sambil memasang senyum dan masih menunduk sejajar dengan wajah Lira – tak peduli dengan ekpresi sengit dan ngeri gadis itu – Govin mengulurkan tangan kanannya dan mengelus wajah Lira dengan sayang’?’ “Telat teriaknya, sayang. Tapi no problem lah, dapat ciuman ini,” ucapnya kalem, terkesan kurang ajar memang. Membuat Lira semakin memelototkan matanya yang dari tadi memang sudah terbuka lebar.

Melihat tampang Lira – yang menurut Govin sangat ngegemesin – seperti itu, Govin jadi terkekeh geli “Tampang lo yang kayak gini bukannya bikin ngeri malah bikin gue jadi pengen nyium lo tarus tauuu…,” ucapnya yang disambut ekpresi pengen muntah Lira. Gombaaaal… Cibir Lira geli. Bukan geli karena lucu, tapi geli karena pengen muntah dan ugh! Nggak bangeeet.

“Pergi sana!” usih Lira kejam. Tidak peduli dia. Menurutnya kalau berdiri didepan orang yang sejenis Govin memang harus kejam dan cuek mode. Karena kalau dilembutin dan diladenin tuh orang malah semakin menjadi-jadi.

“Duuuh kejamnyaa~~,” desis cowok itu dengan ekspresi tersakiti dan takut – yang tentunya hanya pura-pura –

Tapi memang Lira udah kadung marah dan pengen secuek-uek-uek sama Govin, jadi apapun yang dilakukan cowok itu takkan  mempan sama sekali padanya.

“Pergi sana! Bentar lagi Nasha pengen kesini, jadi jangan ganggu. Oke!” ketusnya. didepan cowok ini sifat alaminya tak perlu dikeluarkan, takutnya kalau sifat aslinya keluar nih cowok malah ngelunjak. Nanti malah minta dimanjain lagi sama dia. Gaswat kan?! Berlebihan!

“Nasha nggak bakal kesini. Gue lihat tadi dia ngobrol sama Aga,” sahut Govin seraya duduk desamping Lira. Dan dengan refleks tubuh Lira bergerak menjauh dari Govin agar mereka berdua tidak berdekatan. Takut ada setan muncul.

Sebenarnya Govin berbohong tentang Nasha ngobrol dengan Aga. Lebih tepatnya Nasha diculik oleh sahabat kentalnya itu. Dia sebenarnya tau sifat terpendam sahabatnya itu, sahabatnya itu tipe over. over protect, over possesif, over agresif, and over jealous. Tapi sahabatnya itu juga terlalu over  passiveness. Nggak pedulian kalau masalahnya udah bikin kepalanya ngejelimet.

KARMA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang