Karma 10 - <Venus-Sitha> "Alien Gila... Again?!"

7.9K 105 7
                                    

“Na, jangan tarik-tarik dong! Kayak anak kecil aja tau… Duh!”

Sitha yang tadinya kesusahan mengikuti langkah Ina yang menarik-nariknya tangannya supaya cepat sampai kekantin, tidak sengaja menabrak tubuh seseorang. Sitha sampai terjatuh cukup keras kelantai.

Tanpa menoleh ataupun menatap sikorban tabraknya Sitha meminta maaf berulang-ulang. Sampai akhirnya Sitha merasakan sikunya digenggam oleh sebuah tangan yang diyakini Sitha adalah tangan cewek.

Duh, bakal kena gampar ini!jeritnya pasrah.

“Kamu nggak papakan?,” Sitha jadi bengong. Didongakkan kepalanya, menatap sikorban tabrak yang ternyata malah menanyakan keadaannya yang masih terduduk dilantai, malah tadi nada bicara cewek yang ada dihadapannya sangat sopan dan lembut. Seperti suara seorang ibu yang khawatir dengan anaknya.

“Kamu nggak kenapa-napakan?,” ulang cewek didepannya lagi.

Melihat Sitha diam saja, Lira jadi tambah khawatir. Karena saat Lira sedang terburu-buru kekantin, dia tidak sengaja menabrak cewek mungil didepannya ini.

Duuuh! Gimana nih, keluh Lira serbasalah.

Sitha yang masih terlihat bengong – tidak tahu kenapa – langsung membantu Sitha berdiri. “Ada yang luka ya?,” tanyanya halus sambil tersenyum. Saat itulah Sitha sadar dari keterbengongannya. Tadi dia seperti melihat senyuman ibunya dirumah. Hehehehe… Jadi kangen Bunda.

“Oh gue nggak kenapa-napa kok! Lo, gimana?,”tanya Sitha balik.

Lira tersenyum “Aku baik-baik aja kok! Maaf tadi itu aku buru-buru. Jadi nggak merhatiin jalan, maaf ya…,” Lira masih merasa bersalah.

Sitha mengibas-ngibaskan tangannya “Oh, nggak apa-apa! Seharusnya gue yang minta maaf. Tadi gue juga nggak terlalu ngeliat jalan gara-gara nih cewek man…” Sitha tiba-tiba terdiam, sadar akan hilangnya Ina dari sampingnya. Hilang kemana tuh Ina! Ck, ditinggalin lagikan! Dasar sahabat nggak solid… Gerutu Sitha gemas dengan Ina yang kebiasaan ninggalin dia mendadak terus.

“Tadi aku liat teman kamu udah kekantin…” sahut Lira cepat sadar kalau gadis yang ada didepannya ini sedang mencari-cari temannya “Yang pakai aksesori serba pink kan?,” lanjutnya.

Sitha mengangguk sambil terkekeh “Teman gue itu emang kebiasaan ninggalin gue sendiri kalau lagi kelaparan berat!,” jelasnya tidak nyambung, padahal Lira tidak tanya itu. Setelah Sitha berucap tadi suasana jadi hening dan kaku.

Lira menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, sedangkan Sitha terkekeh-kekeh aneh. Bingung mau ngomong apa.

“Emmmm… Kamu mau kekantin jugakan? Gimana kalau kita kekantin bareng?” ajak Lira, memecah keheningan.

“O-oh ayo!,” jawab Sitha cepat. Dan mereka berdua langsung beranjak dari tempat itu sambil mengobrol banyak hal diperjalanan menuju kantin. Sitha baru kali ini bisa akrab cepat dengan seseorang yang baru dikenalnya. Malah kenalannya dengan cara yang aneh pula, insiden tabrakan nggak sengaja! Padahal biasanya kalau kejadian yang dia alami kayak Lira tadi itu, dia pasti bakal ribut, saling menyalahkan sama sipelaku ataupun korban.

KARMA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang